Pages

Pages

Jumat, 13 Desember 2013

Peringati HUT Papua, AMP Jawa-Bali Aksi Damai di Surabaya

Mahasiswa Papua seluruh Jawa-Bali saat demo damai peringati HUT West Papua di Surabaya. Foto: AbeG
Surabaya,  -- Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) se-Jawa dan Bali, melakukan aksi damai peringati HUT Papua ke-52 pada Senin (2/12/2013), berpusat di depan gedung negara Grahadi, Surabaya. Mereka menuntut kemerdekaan Papua sebagai solusi demokratis bagi Papua. 

Aksi damai dimulai sejak pukul 09:00 WIB, diawali dari depan Hotel Santika, jalan Pandegiling, Surabaya. Selanjutnya massa melakukan long march sepanjang jalan Darmo, Urip Sumoharjo, jalan Tunjungan, hingga berakhir di jalan Gubernur Suryo, tepat di depan gedung Grahadi.

Pantauan majalahselangkah.com, massa aksi berkali-kali meneriakan yel-yel Papua merdeka, tarik militer dari Papua dan menyanyikan beberapa lagu-lagu Papua. Mereka juga membentangkan spanduk, salah satu diantaranya tertulis; Berikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi Papua.

"Kami aksi ini bukan meminta kesejahteraan, UP4B, Otsus dan lain-lain. Kami hanya ingin bebas dan merdeka sebagai sebuah bangsa," kata Mesak Pekei, salah satu anggota panitia aksi ini, saat berorasi.

Lanjutnya, "Media yang meliput juga harus independen, sesuai dengan keadaan di lapangan." Ia menegaskan kepada wartawan, terutama wartawan media-media besar di Indonesia yang dinilai sering mengekspos berita yang tidak sesuai realita.

Beberapa orasi perwakilan dari kota studi se-Jawa dan Bali, menegaskan bahwa kebebasan di Papua selayaknya diberikan, sebagai solusi dari akar masalah.

Masing-masing membawakan orasi dengan pokok bahasannya sendiri-sendiri. AMP perwakilan Bogor, mengatakan, "Papua akan bilang selamat tinggal Indonesia, itu segera terwujud. Sama seperti Timor Timur yang sudah lepas dari Indonesia."

Sementara AMP perwakilan Semarang menyoroti mengenai salah kaprah dalam penafsiran Bhinneka Tunggal Ika miliknya Indonesia yang terlihat jelas dalam tindakan. "Bhinneka Tungga Ika adalah jalan untuk menguasai wilayah yang berbeda suku, ras, bahasa. Bukan persatuan, tetapi pemaksaan untuk bersatu. Otsus dan lain-lain adalah penghancur fokus Papua untuk merdeka."

AMP perwakilan Jakarta, menyatakan, "Indonesia adalah negara demokrasi, kami berjuang karena kami punya ideologi dan Papua sudah pernah merdeka, maka kami menuntut kemerdekaan itu."

AMP perwakilan Bandung, "Atas nama leluhur Papua. Indonesia, Amerika, PBB, segera bertanggungjawab atas pelanggaran HAM di Papua."

AMP perwakilan Bali, dengan tegas mengatakan, "Kami bukan Melayu, kami Melanesia. Indonesia stop jajah kami."

AMP perwakilan Malang, "Aturan dibuat dan aturan itu dilanggar sendiri, kami merasa tidak nyaman tinggal dan hidup bersama Indonesia. Oleh karena itu, kebebasan bagi Papua adalah hak kami, Indonesia segera mengakui itu."

AMP perwakilan Solo, "Pepera 1961 cacat hukum, status Indonesia menguasai Papua adalah illegal karena penuh dengan manipulasi. Kami bukan minta Otsus, UP4B, pemekaran, dan lain-lain, kami minta kemerdekaan Papua."

AMP perwakilan Jogja, "Pelanggaran HAM yang terjadi dari tahun 1963 hingga sekarang Indonesia harus bertanggungjawab. Bukan Otsus, pemekaran, UP4B, tetapi kami hanya mau merdeka, karena itu adalah solusi terbaik."

"Aksi peringati HUT Papua bukan hanya dibuat di sini saja, tetapi di luar negeri, dan di tanah air Papua juga memperingatinya," kata Deserius Goo, mewakili AMP Pusat.

"Sudah lama kami dieksploitasi oleh Pemerintah Indonesia, kami dimanipulasi. Sudah saatnya rakyat Papua menentukan masa depan," kata Yosua Tabuni, kordinator aksi.

Massa yang banyak, sempat memacetkan arus lalu lintas yang dikawal ketat oleh puluhan aparat gabungan Polisi dan Brimob dari Polrestabes Surabaya dengan bersenjata lengkap. Sampai usai, demo berjalan lancar dan aman. (MS/Abraham Goo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar