Mahasiswa Papua seluruh Jawa-Bali saat demo damai peringati HUT West Papua di Surabaya. Foto: AbeG |
Surabaya, -- Ratusan massa yang
tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) se-Jawa dan Bali,
melakukan aksi damai peringati HUT Papua ke-52 pada Senin
(2/12/2013), berpusat di depan gedung negara Grahadi, Surabaya.
Mereka menuntut kemerdekaan Papua sebagai solusi demokratis bagi
Papua.
Aksi
damai dimulai sejak pukul 09:00 WIB, diawali dari depan Hotel
Santika, jalan Pandegiling, Surabaya. Selanjutnya massa melakukan long
march sepanjang jalan Darmo, Urip Sumoharjo, jalan Tunjungan,
hingga berakhir di jalan Gubernur Suryo, tepat di depan gedung
Grahadi.
Pantauan
majalahselangkah.com, massa aksi berkali-kali meneriakan yel-yel
Papua merdeka, tarik militer dari Papua dan menyanyikan
beberapa lagu-lagu Papua. Mereka juga membentangkan spanduk, salah
satu diantaranya tertulis; Berikan kebebasan dan hak
menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi Papua.
"Kami
aksi ini bukan meminta kesejahteraan, UP4B, Otsus dan lain-lain. Kami
hanya ingin bebas dan merdeka sebagai sebuah bangsa," kata Mesak
Pekei, salah satu anggota panitia aksi ini, saat berorasi.
Lanjutnya,
"Media yang meliput juga harus independen, sesuai dengan keadaan di
lapangan." Ia menegaskan kepada wartawan, terutama wartawan
media-media besar di Indonesia yang dinilai sering mengekspos berita
yang tidak sesuai realita.
Beberapa
orasi perwakilan dari kota studi se-Jawa dan Bali, menegaskan bahwa
kebebasan di Papua selayaknya diberikan, sebagai solusi dari akar
masalah.
Masing-masing membawakan orasi dengan pokok
bahasannya sendiri-sendiri. AMP perwakilan Bogor, mengatakan, "Papua akan bilang selamat tinggal Indonesia, itu segera
terwujud. Sama seperti Timor Timur yang sudah lepas dari Indonesia."
Sementara
AMP perwakilan Semarang menyoroti mengenai salah kaprah dalam
penafsiran Bhinneka Tunggal Ika miliknya Indonesia yang terlihat jelas
dalam tindakan. "Bhinneka Tungga Ika adalah jalan untuk menguasai
wilayah yang berbeda suku, ras, bahasa. Bukan persatuan, tetapi
pemaksaan untuk bersatu. Otsus dan lain-lain adalah penghancur fokus
Papua untuk merdeka."
AMP
perwakilan Jakarta, menyatakan, "Indonesia adalah negara demokrasi, kami
berjuang karena kami punya ideologi dan Papua sudah pernah merdeka,
maka kami menuntut kemerdekaan itu."
AMP
perwakilan Bandung, "Atas nama leluhur Papua. Indonesia, Amerika,
PBB, segera bertanggungjawab atas pelanggaran HAM di Papua."
AMP
perwakilan Bali, dengan tegas mengatakan, "Kami bukan Melayu, kami Melanesia. Indonesia stop
jajah kami."
AMP
perwakilan Malang, "Aturan dibuat dan aturan itu dilanggar sendiri,
kami merasa tidak nyaman tinggal dan hidup bersama Indonesia. Oleh
karena itu, kebebasan bagi Papua adalah hak kami, Indonesia segera
mengakui itu."
AMP
perwakilan Solo, "Pepera 1961 cacat hukum, status Indonesia
menguasai Papua adalah illegal karena penuh dengan manipulasi. Kami
bukan minta Otsus, UP4B, pemekaran, dan lain-lain, kami minta
kemerdekaan Papua."
AMP
perwakilan Jogja, "Pelanggaran HAM yang terjadi dari tahun 1963
hingga sekarang Indonesia harus bertanggungjawab. Bukan Otsus,
pemekaran, UP4B, tetapi kami hanya mau merdeka, karena itu adalah solusi
terbaik."
"Aksi
peringati HUT Papua bukan hanya dibuat di sini saja, tetapi di luar
negeri, dan di tanah air Papua juga memperingatinya," kata Deserius
Goo, mewakili AMP Pusat.
"Sudah
lama kami dieksploitasi oleh Pemerintah Indonesia, kami dimanipulasi.
Sudah saatnya rakyat Papua menentukan masa depan," kata Yosua
Tabuni, kordinator aksi.
Massa
yang banyak, sempat memacetkan arus lalu lintas yang dikawal ketat
oleh puluhan aparat gabungan Polisi dan Brimob dari Polrestabes
Surabaya dengan bersenjata lengkap. Sampai usai, demo berjalan lancar
dan aman. (MS/Abraham Goo)
Sumber : www.majalahselangkah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar