Ilustrasi TNI di Papua. Foto: Ist. |
Yalimo,-- Pangdam XVII
Cenderawasih, Mayor Jendral TNI, Christian Zebua mengatakan, sebanyak 10.000
prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) akan dikirim ke Papua
untuk membangun 14 ribu ruas jalan.
"Kedatangan
10.000 prajurit TNI-AD yang berasal dari Zeni Tempur (Zepur) Kodam Cenderawasih
menjadi prioritas, bangun 1.000 kilometer jalan, dengan kapasitas dana Rp15
triliun akan dikerjakan sampai tahun 2014," ujar Christian Zebua saat kunjungan
kerja ke kabupaten Yahukimo, Papua seperti dikutip shnews.com edisi Senin (9/12/13).
Dikatakan Zebua, pembangunan
dengan dana 15 triliun dikerjakan serentak 14 ruas jalan difokuskan pada
wilayah pegunungan Papua. "Pembangunan dijalankan TNI-AD khusus wilayah Tengah
Papua. Kalau memang ada kegiatan politik silakan, tidak dilarang, tapi jangan
saling tembak," ujar Zebua.
Wakil
Ketua Dewan Pimpinan Rakyat Daerah RI, Pramono Anung Wibowo mengatakan,
mendukung arahan presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono yang melibatkan TNI-AD membangun
14 ruas jalan di Papua.
"Pembangunan wilayah Papua tidak pernah
diselesaikan akibat persoalan keamanan, penembakan terus terjadi selama ini,
menunjukkan Papua belum aman secara keseluruhan. Maka pembangunan dilakukan
TNI-AD. Namun tetap diawasi karena dana pembangunan bersumber dari anggaran
APBD, dan harus tetap dikontrol," kata
Anung Wibowo kepada antaranews.com
edisi 5 September 2013 dari Jakarta.
Menanggapi
delegasi wewenang pembuatan jalan kepada TNI ini, Koordinator Jaringan Damai
Papua, Neles Tebay, mengatakan, berbagai kebijakan pemerintah pusat diterapkan
di Papua untuk meredam konflik Papua, namun tidak berhasil.
"Terbukti
konflik Papua masih membara, terus merenggut nyawa, warga sipil Papua maupun
TNI," kata Neles dikutip shnews.com
edisi 3 Oktober 2013.
Dikatakan
Neles, akar masalah Papua itu adalah persoalan ideologi yang berbeda, yang hanya
dapat diselesaikan lewat jalan dialog.
"Konflik
Papua harus selesaikan secara komprehensif, karena konflik Papua itu mengandung
masalah ke-Indonesia-an. Orang Papua belum mengakui dirinya orang Indonesia," ujar
Neles Tebai, dosen STFT Fajar Timur Abepura, Jayapura ini.
Sementara
Topilus B. Tebai, salah satu mahasiswa Papua, dalam artikelnya di majalahselangkah.com
edisi 1 Oktober 2013 menulis, TNI-AD tidak pantas mengerjakan 14 projek
jalan di Papua, karena melenceng jauh dari profesi.
"TNI
bukan pembuat jalan. Penugasan ini tidak memperhatikan pendidikan, dan keahlian,
sementara banyak pekerja, CV, PT di Papua yang lebih pantas mengemban tugas ini," kata Tebai dalam tulisannya.
Tebai
juga mengurai, bahwa pengalaman mengatakan, orang Papua jelas punya kesan
negatif terhadap TNI. Dalam sejarah aneksasi Papua ke Indonesia, TNI banyak
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang Papua.
Memasukkan
besi panas melalui anus, sudah pernah dibuat TNI. Pemerkosaan terhadap wanita
Papua, bahkan terhadap ibu-ibu, sudah ratusan kali dilakukan oknum TNI. manusia
Papua dibakar hidup-hidup, dibunuh, ditikam, dianiaya, disiksa dengan listrik,
dipukul dengan popor senjata, sudah pernah dibuat TNI terhadap orang Papua.
Dan
bila bila 10.000 TNI diturunkan untuk buat jalan ini, bisa jadi akan melahirkan
konflik. (Mateus Badii/Shnews.com/Antaranews.com/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar