Pages

Pages

Jumat, 20 Desember 2013

AMP Wilayah Jawa Barat Gelar Demo Kritisi Trikora

Persiapan Operasi Trikora di tanah Papua. Foto: archive.kaskus.co.id
Bogor,  -- Maklumat Tri Komando Rakyat (Trikora) yang dikumandangkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 di Alun-alun Yogyakarta kritisi sebagai bentuk pendekatan militer untuk merebut tanah Papua.

"Pendekatan militer dalam merebut Papua cukup terasa hingga saat ini, dengan kebrutalan militer  terhadap manusia Papua. Karena hingga kini militer (TNI/Polri) menjadi tameng negara Indonesia dan menjadi pelaku pelanggar HAM di Papua," demikian dikatakan Seth Tabuni pada aksi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Wilayah Jawa Barat (Jabar), Jumat, (19/12/13).

"Kita lihat sekarang di tahun 2013 saja, di Sorong saat hari aneksasi 3 orang meninggal, kemudian di Nabire dan berbagai tempat di tanah Papua," tuturnya.

Kata Tabuni, rakyat Papua mengharapkan supaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pihak tengah semestinya melihat dan menyelesaikan persoalan yang terjadi di tanah Papua.

Juru Bicara (Jubir) aksi, Dani Melianus Badii, mengatakan, "Papua sudah proklamirkan bangsa Papua pada tanggal 1 Desember 1961, namun setelah Trikora, militer masuk untuk membantai masyarakat kami di Papua."

"Kami meminta, segera akui kami dan menarik militer organik dan non organik dari seluruh tanah Papua karena mereka adalah dalang kejahatan kemanusiaan di Papua," kata Badii. (MS/Joni Yohanes Pekei)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar