B
Barang yang harganya paling murah bahkan gratis di PAPUA ADALAH NYAWA MANUSIA.berbagai
cerita yang menyayat hati seperti
itu terus memenuhi berita seputar dunia semakin meningkat.bayangkan kesediahan
dan rasa sakit yang di alami oleh bangsa papua di akibatkan oleh kejahatan
kolonialisme
indonesia,diskriminasi,pembunuhan,penganiayaan,pemerkosaan,penculikan,pengejaran,pemenjaraan
dan berbagai macam tindakan brutal serta
tragedi lainya.banyak nyawa yang tidak bersalah menjadi korban dan banyak
bangsa papua yang menderita tanpa alasan
yang tidak jelas,contoh nyata yang
terjadi papua.sungguh kapan kita akan jadi tuan diatas tanah ini,adakah Tuhan
mendengar tangisan ini,atau kemanakah Dia saat itu,mungkin Dia tidur atau
kemana,kenapa hal ini terus terjadi.???polisi benarkan penembakan yang menewaskan
seorang warga sipil seperti binatang buas atau binatang burunan. Kurang
lebih satu jam kemudian atau pukul 11.50 wit setelah melalui jembatan besi
Kalome, korban supir lajuran yang menggunakan mobil strada bernomor polisi DS
8694 AC berjalan secara perlahan-lahan dikarenakan kondisi jalan yang buruk. Secara tiba-tiba seorang yang berdiri dipinggir jalan
mengeluarkan pistol dan menembak korban di kepala korban hingga tewas
ditempat
Selang beberapa menit, Pos Kalome menerima laporan dari radio lajuran adanya sopir yang ditembak orang yang belum diketahui identitasnya.(katanya berdiri di PINGGIR jalan) berarti bukan OTK, Sekitar 15 menit kemudian satu regu melakukan pengejaran ke tempat kejadian perkara dan menemukan seorang sopir Lajuran DS 8694 CA tertembak pada bagian kepala yang diduga tembakan dari senpi laras pendek sebanyak satu kali tembakan. .(di puncak jaya)
PELURU SIAPA YANG MENGAKIBATKAN
ARLINCE TEWAS,sungguh anak kecil yang tidak tahu apa-apa juga nyaris
korban. Informasi lainnya yang dihimpun Jubi menyebutkan korban
tewas karena tembakan anggota TNI yang mengejar pelaku. Sumber Jubi
ini mengatakan sempat ada kontak senjata antara orang yang diduga pelaku dengan
anggota Satgas Cakra Mandala Pos Tiom
dan Tim Maleo yang melakukan
pengejaran terhadap pelaku.“Arlince bukan tertembak oleh Orang Tak Dikenal yang
bersenjata. Ia tertembak anggota TNI saat mereka sedang lakukan terhadap
pelaku.” kata sumber Jubi di Tiom. (Adm) .Jayapura 21/9
(Jubi) – Pada Sabtu (21/9) sebanyak 1.300 prajurit TNI AD yang terdiri
Satgas Yonif 126 Kala Sakti dan Satgas Yonif 642 Kapuas
tiba di Kota Jayapura, Papua dengan menggunakan Kapal KRI
Banjarmasin.Kedatangan ribuan prajurit ini dalam rangka membrantas dan
membunuh manusia papua.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol I Gede Sumerta Jaya saat dihubungi tabloidjubi.com melalui telepon, Rabu (1/5) mengaku, belum dapat memberikan keterangan karena belum mendapat informasi terkait penembakan ini.Seperti dikabarkan media ini, dua warga Sorong, Papua Barat, Abner Malagawak (22 tahun) dan Thomas Blesia (28 tahun) tewas terkena timah panas saat berada dalam posko perjuangan Papua Merdeka di Distrik Aimas, Kabupaten Sorong. Abner Malagawak (22 tahun) warga Distrik Makbon, Kabupaten Sorong tertembak dibagian ketiak kiri tembus kanan. Akhirnya, Abner tewas ditempat. Selanjutnya, Thomas Blesia (28 tahun), warga Distrik Sakouw, Kabupaten Sorong Selatan, tewas terkena timah panas di kepala bagian belakang tembus depan.
Tiga warga lainnya yang berada dalam posko itu, mengalami luka-luka akibat kena tembakan. Mereka adalah Salomina Klaivin (37 tahun), warga Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Herman Lokden (18 tahun) warga kampung Wulek, Kabupaten Sorong Selatan, dan Andreas Sapisa (32 tahun) warga Distrik Makbon, Kabupaten Sorong. Salomina Klaivin, luka-luka karena tertembak di perut, paha bagian kanan, dan dilengan bagian kanan. Herman Lokden mengalami luka-luka kerena tertembakan di betis kanan tembus sebelah.Selanjutnya, Andreas Sapisa mengalami luka di bagian ibu jari kaki kanan akibat terkena peluru panas. Penembakan belangsung sejak Selasa (30/4) malam sekitar dua jam yakni sekitar pukul 20.00 -22 WIT. (Jubi/ Aprila Wayar).pelaku adalah TNI-POLRI.
Sumber : www.kungkinal.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar