Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan , Tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan Amsal 1 : 7
Takut akan Tuhan harus di dasari dalam setip
pribadi makluk ciptaannya , Tetapi itu tidak hanya manusia nya saja tetapi bila
ada membentuk suatu Negara maka ada rakyat dan ada aturan Negara yaitu Hukum
untuk menstabilkan ekonomi , keamanan
sosial kultur budaya suku yang ada di setiap Negara yang sudah di bentuk
agar tercipta kedamaian .
Penegakan hukum yang menajam tanpa memandang suku
agama ekonomi keluarga maka negara yang
menghormati Tuhannya yang di anut nya ( Sila
Pertama pancasila) maka permulan pengetahun dasar Negara Takut akan Tuhan
sudah tercipta maka di dalam negera tidak ada orang Jahat yang saling menghina
memojokkan orang yang tak bersalah mendiskriminasi membunuh merampas harta
orang menembak memperkosa membakar rumah rakyat ,mengambil kekayaan alam tanpa
ijin pemeilik hak ulayat , Tetapi
didikan saling mengasihi sesama akan tercipta di lingkungan sosial di kalangan
rakyat. Apa bila Negara tunduk kepada tuhannya dan Negara tunduk kepada
rakyatnya maka kedamaian akan terbukti di mata dunia.
Tetapi yang harus kita intropeksi diri dan
pertanyakan bagi bangsa papua barat mayoritas umat terbesar kriten protestan adalah
95% Bagaimana Gaya kepemimpinan Firaun (Musa membela bangsanya ia lari ke tanah
Midian) Pasal 2 ayat 11 Musa di
pelihara dan didik dan di sekolahkan sampai ke perguruan tinggih oleh firaun
selama 40 tahun di mesir lamanya tetapi iya sadar akan jati diri harga diri
suku budaya bangsa ibrani atau yahudi tentang dirinya (baru kita orang papua barat yang sudah sampai di perguruan tinggih ,
dan pejabat bagimana yang jadi
pertanyaan hari ini dan pemimpin gereja
,Bukan otomi ,bukan Dpr bukan respek Bukan
Pemekaran Bukan Bupati Bukan Gubernur) tak pernah hilang dan tak pernah
lupa dari benaknya harga dirinya tak pernah di jual kepada Firaun .
Walau Firaun membangun Kerajaannya yang begitu
besar musa lebih mengenal dari dalam dirinya bukan dari luar dirinya dan nasib
bangsanya kedepan , Musa di timpa dengan tawaran harta jabatan kerajaan wanita
yang begitu besar tetapi musa melihat dengan sebelah matanya saja musa lebih fokus
memilih melihat Bangsanya dan sudarah-sudarahnya yang sedang tertindas di bunuh di pukuli siksa perkosa hak
nasibnya di rampas oleh raja Firaun seluruh ruang gerak di atur oleh penguasa
raja Firaun ( yang menjadi pertanyaan
apakah kita sadar dan mau mulai mengambil komitmen untuk merubah nasib rakyat papua barat ka tidak seperti
musa).
Tetapi hari ini kita ada di papua barat tanah
yang di berikan ALLAH BANGSA PAPUA BARAT kepada orang nenek leluhur bangsa
papua barat , Gaya kepemimpinan Firaun semakin menjalar di BUMI PAPUA BARAT
Pemimpin gereja sinode klasisi pendeta gembala majelis gereja di papua barat semakin terus terinfeksi
Firus menentang kebenaran Allah (Alkitab) , banyak pemimin gereja 6 hari lupa
tuhan Kerja Program Firaun , hari yang ketuju ingat tuhan di hari mingguh Tetapi karakter dan perilakunya model
Firaun .
Banyak pemimpin gereja di papua barat mendukung
meniru gaya kepemimpinan Firaun sebenarnya lebih baik meniru gaya kepemimpinan Musa
dan menerapkan kebenaran Penyelamatan Umatnya dari Penindasan sebab ini memberi
teladan bagi umat yang tertindas di muka bumi ini Lebih khusus juga kepada
papua barat .
Sukanya mendoakan program firaun sukanya
mengumumkan program firaun di gereja di depan muka jemaat yang tertindas Pada
hal umatnya mati di bunuh oleh Firaun.
Undang-undang dasar Negara adalah pancasila sila
pertama yaitu ketuhanan yang maha esa kalau saja pemerintahan firaun tunduk pada sila pertama
musibah gor yang terjadi pada tanggal 14 september 2013 malam tak terjadi Bukan
hanya itu Nus tebay yang di tusuk menebus jantung yang di buang di pingir pantai maaf nabire , Salah satu pesan
dari Kedutaan Tenda Aborigin kepada Senator Carr telah menjelaskan bagaimana
dalam 50 tahun masyarakat adat di Papua Barat telah berubah dari 96 % populasi
di Tanah Papua menjadi sekitar 50 % pada tahun 2000. Bahkan mereka menegaskan
pada 2030 populasi orang Papua akan menjadi hanya 13 % saja.
Alex Rumaseb mantan Ketua Bappeda Provinsi Papua dalam
tulisannya dalam buku berjudul Ironi Papua menyebutkan migrasi penduduk ke
Papua tidak terkendali menyebabkan banyak pendatang lebih banyak dari penduduk
asli. Hasil sensus penduduk 2010 diperoleh data perbandingan penduduk antara
pendatang dan penduduk asli di wilayah perkotaan adalah 70:30.
Dari data jumlah penduduk yang tidak seimbang ini, nampakanya
kebijakan yang diambil pemerintah di Papua yang nota bene orang Papua lebih
banyak berpihak kepada pendatang,”tulisnya.
Data ini semakin jelas dalam sisi politik di mana beberapa pihak
menggandeng para pendatang untuk berpasangan dalam pasangan Bupati dan Wakil
Bupati. Pilihan ini tak dapat disangkal karena merebut kuota suara terbanyak
dari masyarakat tambahan alias kaum pendatang.
Pastor John Djonga juga dalam bukunya berjudul Paradoks Papua
menulis tentang komposisi penduduk di Papua. Akibat dari proses transmigrasi
dan migrasi spontan, komposisi penduduk Papua dan non Papua berubah dari 96 : 4
menjadi 49:51 pada tahun 2010.
Sementara itu tingkat pertumbuhan penduduk menurut Pastor Djonga
tingkat pertumbuhan penduduk asli Papua hanya 1,84 %, tingkat pertumbuhan
penduduk non Papua dalah 10,82 %. Hal ini menyebabkan orang Papua dalam tiga
dekade saja menjadi minoritas di tanah mereka sendiri. Dari total penduduk
Papua pada 2010 sebanyak 3,612.854 orang asli Papua hanya terdiri dari 1,760.557
juta atau hanya 48,73 % saja.
Berdasarkan angka-angka di atas Pastor John Djonga peraih
penghargaan Hak Asasi Manusia(HAM) Yap Thiap Ham memprediksi pada 2020, orang
asli Papua akan menjadi hanya 28,00 % dari penduduk Papua. Dari tahun ke tahun
presentasi itu akan semakin kecil, tak heran kalau tenda Aborigin menegaskan
pada 2030 hanya 13 % saja.
Apalagi menurut Rumaseb dalam bukunya berjudul Ironi Papua,
sifat orang Papua yang kebanyakan santai karena bergantung dengan alam yang
telah memanjakan mereka selama berabad-abad sehingga kalah dalam bersaing
dengan para pendatang dari sisi ekonomi.
Pada tanggal 5 februari 1855 , dua orang missionaries ,
berkebangsaan jerman Ottow dan Geissler menginjakkan kaki di pulau mansinam,
Manokwari papua barat , dan berkomitmen bekerja untuk Melayani umat tuhan di
papua barat . Ottow dan Geissler , telah melakukan missi penginjilan di papua
barat dari tahun 1855 sampai tahun 1894 (39 tahun) . dan injil kristus tetapm
Gereja gereja di papua barat
sudah mencapai usia 50 tahun ada juga berusia 100 tahun tapi banyak umat tuhan
yang mati bahkan akan habis dari bumi papua barat apabila pemimpin Gereja-gereja
di papua barat tidak memikirkan keberadaan umatnya di tahun 2030 akan habis
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan akan menjadi selogan biasa karna
pemimpin yang orangnya kurang jeli
atau peka hingga menghina hikmat , karna tidak memegang amanatnya .Yang menjadi
pertanyaan …? Kapankah Musa Papua Barat Yang Lahir dari Gereja gereja Papua
barat yang Usianya sudah tua membawah keluar bangsanya dari tanggan Firaun.
Iman tanpa yesus
penipu diri
Tetapi negera
tanpa kebenaran tuhan adalah penindas rakyat peribumi
Salam
satu jiwa "kita harus mengakhiri"
Sumber : www.star-papua.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar