Pages

Pages

Selasa, 03 September 2013

Pemimpin gereja yang mencintai Kepemimpinan Firaun Papua Barat

 Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan , Tetapi orang bodoh menghina hikmat dan      didikan Amsal 1 : 7

Takut akan Tuhan harus di dasari dalam setip pribadi makluk ciptaannya , Tetapi itu tidak hanya manusia nya saja tetapi bila ada membentuk suatu Negara maka ada rakyat dan ada aturan Negara yaitu Hukum untuk menstabilkan ekonomi , keamanan  sosial kultur budaya suku yang ada di setiap Negara yang sudah di bentuk agar tercipta kedamaian .
Penegakan hukum yang menajam tanpa memandang suku agama ekonomi keluarga maka  negara yang menghormati Tuhannya yang di anut nya ( Sila Pertama pancasila) maka permulan pengetahun dasar Negara Takut akan Tuhan sudah tercipta maka di dalam negera tidak ada orang Jahat yang saling menghina memojokkan orang yang tak bersalah mendiskriminasi membunuh merampas harta orang menembak memperkosa membakar rumah rakyat ,mengambil kekayaan alam tanpa ijin pemeilik hak ulayat  , Tetapi didikan saling mengasihi sesama akan tercipta di lingkungan sosial di kalangan rakyat. Apa bila Negara tunduk kepada tuhannya dan Negara tunduk kepada rakyatnya maka kedamaian akan terbukti di mata dunia.
Tetapi yang harus kita intropeksi diri dan pertanyakan bagi bangsa papua barat mayoritas umat terbesar kriten protestan adalah  95% Bagaimana Gaya kepemimpinan Firaun (Musa membela bangsanya ia lari ke tanah Midian)  Pasal 2 ayat 11 Musa di pelihara dan didik dan di sekolahkan sampai ke perguruan tinggih oleh firaun selama 40 tahun di mesir lamanya tetapi iya sadar akan jati diri harga diri suku budaya bangsa ibrani atau yahudi tentang dirinya (baru kita orang papua barat yang sudah sampai di perguruan tinggih , dan pejabat bagimana yang jadi pertanyaan hari ini dan pemimpin gereja ,Bukan otomi ,bukan Dpr bukan respek Bukan Pemekaran Bukan Bupati Bukan Gubernur) tak pernah hilang dan tak pernah lupa dari benaknya harga dirinya tak pernah di jual kepada Firaun .
Walau Firaun membangun Kerajaannya yang begitu besar musa lebih mengenal dari dalam dirinya bukan dari luar dirinya dan nasib bangsanya kedepan , Musa di timpa dengan tawaran harta jabatan kerajaan wanita yang begitu besar tetapi musa melihat dengan sebelah matanya saja musa lebih fokus memilih melihat Bangsanya dan sudarah-sudarahnya yang sedang  tertindas di bunuh di pukuli siksa perkosa hak nasibnya di rampas oleh raja Firaun seluruh ruang gerak di atur oleh penguasa raja Firaun ( yang menjadi pertanyaan apakah kita sadar dan mau mulai mengambil komitmen untuk merubah nasib rakyat papua barat ka tidak seperti musa).
Tetapi hari ini kita ada di papua barat tanah yang di berikan ALLAH BANGSA PAPUA BARAT kepada orang nenek leluhur bangsa papua barat , Gaya kepemimpinan Firaun semakin menjalar di BUMI PAPUA BARAT Pemimpin gereja sinode klasisi pendeta gembala majelis  gereja di papua barat semakin terus terinfeksi Firus menentang kebenaran Allah (Alkitab) , banyak pemimin gereja 6 hari lupa tuhan Kerja Program Firaun , hari yang ketuju ingat tuhan di hari  mingguh Tetapi karakter dan perilakunya model Firaun .
Banyak pemimpin gereja di papua barat mendukung meniru gaya kepemimpinan Firaun sebenarnya lebih baik meniru gaya kepemimpinan Musa dan menerapkan kebenaran Penyelamatan Umatnya dari Penindasan sebab ini memberi teladan bagi umat yang tertindas di muka bumi ini Lebih khusus juga kepada papua barat .
Sukanya mendoakan program firaun sukanya mengumumkan program firaun di gereja di depan muka jemaat yang tertindas Pada hal umatnya mati di bunuh oleh Firaun.
Undang-undang dasar Negara adalah pancasila sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa kalau saja  pemerintahan firaun tunduk pada sila pertama musibah gor yang terjadi pada tanggal 14 september 2013 malam tak terjadi Bukan hanya itu Nus tebay yang di tusuk menebus jantung  yang di buang di pingir pantai maaf nabire , Salah satu pesan dari Kedutaan Tenda Aborigin kepada Senator Carr telah menjelaskan bagaimana dalam 50 tahun masyarakat adat di Papua Barat telah berubah dari 96 % populasi di Tanah Papua menjadi sekitar 50 % pada tahun 2000. Bahkan mereka menegaskan pada 2030 populasi orang Papua akan menjadi hanya 13 % saja.
Alex Rumaseb mantan Ketua Bappeda Provinsi Papua dalam tulisannya dalam buku berjudul Ironi Papua menyebutkan migrasi penduduk ke Papua tidak terkendali menyebabkan banyak pendatang lebih banyak dari penduduk asli. Hasil sensus penduduk 2010 diperoleh data perbandingan penduduk antara pendatang dan penduduk asli di wilayah perkotaan adalah 70:30.
Dari data jumlah penduduk yang tidak seimbang ini, nampakanya kebijakan yang diambil pemerintah di Papua yang nota bene orang Papua lebih banyak berpihak kepada pendatang,”tulisnya.
Data ini semakin jelas dalam sisi politik di mana beberapa pihak menggandeng para pendatang untuk berpasangan dalam pasangan Bupati dan Wakil Bupati. Pilihan ini tak dapat disangkal karena merebut kuota suara terbanyak dari masyarakat tambahan alias kaum pendatang.
Pastor John Djonga juga dalam bukunya berjudul Paradoks Papua menulis tentang komposisi penduduk di Papua. Akibat dari proses transmigrasi dan migrasi spontan, komposisi penduduk Papua dan non Papua berubah dari 96 : 4 menjadi 49:51 pada tahun 2010.
Sementara itu tingkat pertumbuhan penduduk menurut Pastor Djonga tingkat pertumbuhan penduduk asli Papua hanya 1,84 %, tingkat pertumbuhan penduduk non Papua dalah 10,82 %. Hal ini menyebabkan orang Papua dalam tiga dekade saja menjadi minoritas di tanah mereka sendiri. Dari total penduduk Papua pada 2010 sebanyak 3,612.854 orang asli Papua hanya terdiri dari 1,760.557 juta atau hanya 48,73 % saja.
Berdasarkan angka-angka di atas Pastor John Djonga peraih penghargaan Hak Asasi Manusia(HAM) Yap Thiap Ham memprediksi pada 2020, orang asli Papua akan menjadi hanya 28,00 % dari penduduk Papua. Dari tahun ke tahun presentasi itu akan semakin kecil, tak heran kalau tenda Aborigin menegaskan pada 2030 hanya 13 % saja.
Apalagi menurut Rumaseb dalam bukunya berjudul Ironi Papua, sifat orang Papua yang kebanyakan santai karena bergantung dengan alam yang telah memanjakan mereka selama berabad-abad sehingga kalah dalam bersaing dengan para pendatang dari sisi ekonomi.
Pada tanggal 5 februari 1855 , dua orang missionaries , berkebangsaan jerman Ottow dan Geissler menginjakkan kaki di pulau mansinam, Manokwari papua barat , dan berkomitmen bekerja untuk Melayani umat tuhan di papua barat . Ottow dan Geissler , telah melakukan missi penginjilan di papua barat dari tahun 1855 sampai tahun 1894 (39 tahun) . dan injil kristus tetapm
Gereja gereja di papua barat sudah mencapai usia 50 tahun ada juga berusia 100 tahun tapi banyak umat tuhan yang mati bahkan akan habis dari bumi papua barat apabila pemimpin Gereja-gereja di papua barat tidak memikirkan keberadaan umatnya di tahun 2030 akan habis Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan akan menjadi selogan biasa karna pemimpin yang orangnya kurang jeli atau peka hingga menghina hikmat , karna tidak memegang amanatnya .Yang menjadi pertanyaan …? Kapankah Musa Papua Barat Yang Lahir dari Gereja gereja Papua barat yang Usianya sudah tua membawah keluar bangsanya dari tanggan Firaun.

 

Iman tanpa yesus penipu diri
Tetapi negera tanpa kebenaran tuhan adalah penindas rakyat peribumi

Salam satu jiwa "kita harus mengakhiri"
 
Sumber :  www.star-papua.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar