Siapa yang tidak mengenal Mambesak, grup musik kebanggan orang
Papua era pemerintahan presiden Soeharto? Arnold Ap adalah pendiri
Mambesak.
Dalam kesempatan beberapa waktu lalu di Jayapura, tabloidjubi.commenemui
Yunus Wayar, teman dekat almarhum Arnold Ap. Yunus mengatakan, orang
Papua harus meneruskan perjuangannya dan melestarikan budaya Papua,
seturut pesan Arnold kepada dia.
“Ia (Arnold Ap) datang ke rumah. Pesan-pesan terakhirnya, teruskan perjuangan ini,” kata Yunus Wayar.
Menurut
Yunus, Arnold Ap adalah seorang budayawan dan intelek Papua yang sangat
mencintai budayanya. Karena itu, ia mendirikan grup musik dengan nama
Mambesak. Mambesak berasal dari bahasa Biak yang berarti Cenderawasih.
Ia menerjemahkan lagu-lagunya ke dalam 250 bahasa di Papua kala itu.
Bahkan mereka sering show keliling Papua.
“Kalau bawakan
lagu-lagu, dia santai saja, dengan ukulele, dia bayangkan suasana
kampung, bulan terang. Mereka santai. Tidak usah terlalu formal. Ala
kampung saja,” kenang Yunus.
Mereka pernah
rekam di museum, Lokabudaya, dengan suasana ala kampung, volume IV.
Bahkan pesan-pesannya bergaung hingga ke Eropa, seperti Belanda.
Mambesak
didirikan dengan latar belakang, bahwa budaya Papua saat itu nyaris
tenggelam dan tidak diangkat ke publik. Bahasanya tidak mengandung
politik. Itu lagu-lagu kampung yang mengenang masa-masa dulu, dimana
anak muda yang merantau.
“Tidak semua mengandung politik. Ada lagu
bahasa Biak, itu lagu mengenang masa merantau. Tapi ada yang selalu
menerjemahkan ke dalam politik. Tetapi ada judul lagu dari bahasa Mor,
‘Nona Wakulabuwa’, yang artinya ‘Itu Saya Punya Tanah’,” kata Yunus.
Semasa dia, di Universitas Cenderawasih diadakan program khusus ‘Gema
Universitas’. Acara itu disenangi seluruh masyarakat di tanah Papua.
Menurut
Yunus, tidak benar jika orang mencuriga upaya Arnold untuk
mengkampanyekan Papua Merdeka. Lagu-lagunya malah lagu-lagu budaya.
“Saya bertemu dia, dia lagu kirim ke Jerman. Mungkin karena itu, orang
beranggapan, ah ini kampanye. Padahal ini budaya yang orang dengar,”
tegas Yunus.
Arnold Ap tewas ditembak pada 26 April 1984. “Kurang
lebih 30 tahun ia meninggal. “Belum ada figur seperti dia. Dia itu orang
yang mencintai tanah ini. Makanya ia mengangkat budaya tanah ini. Budi
bahasanya baik, bicara tidak kasar,” katanya. (Jubi/Timoteus Marten)
=================================================