Pages

Pages

Rabu, 21 Agustus 2013

WARGA SIPIL FAKFAK ALAMI KEKERASAN DARI APARAT TNI-POLRI

Ilustrasi. (http://kreavi.com)
Jayapura, 21/8 (Jubi)Aparat gabungan TNI/Polri melakukan sweeping dan penahanan secara sewenang-wenang dan tindak kekerasan terhadap warga sipil di Kabupaten Fakfak.

“Koordinator pos kontak Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia (Elsham) Papua belum lama ini melaporkan, telah terjadi Tindakan Kekerasan dan Penangkapan secara sewenang-wenang terhadap warga sipil di Fakfak pada 14 Agustus 2013,” ungkap Sem Rumbrar dari Elsham Papua kepada wartawan di Padangbulan, Jayapura, Rabu (21/8).

Menurut Elsham, dalam insiden ini 150 orang ditahan, 19 diantaranya adalah perempuan dewasa dan anak-anak remaja ‘ditelanjangi’ untuk diperiksa sambil diinterogasi. Warga ini hendak menghadiri Parade Budaya (15/8) yang dimotori Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan Solidaritas Kaum Pribumi untuk HAM dan Demokrasi (SKPHD) Fakfak tersebut kemudian dipulangkan oleh aparat kepolisian setempat dan dilarang menghadiri Parade Budaya dimaksud.

“Dilaporkan juga bahwa tiga aktifis SKPHP ditahan untuk dimintai keterangan dimana sehari sebelumnya (13/8), Arnoldus Kocu, Ketua KNPB Fakfak ditangkap oleh aparat kepolisian dimana setelah dimintai keterangan, dipulangkan sore harinya,” tutur Sem Rumbrar lagi.

Menurut Elsham, Rabu, 14 Agustus 2013, masyarakat dari kampung-kampung di Kawasan Kokas Gunung dari Distrik Kramongmongga, Kabupaten Fakfak yaitu dari Kampung Mambunibuni, Pikpik, Bahbadan, Kandagembertonggo, Kwamkwamur, Nembuktep dan Kampung Mamur yang terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak serta balita yang berjumlah 150 orang. Dengan menggunakan 2 truck, 3 angkutan kota menuju Kota Fakfak. Dalam perjalanan, sekitar Pkl. 11.00 WIT, mereka dicegat di tengah jalan yang sedang melakukan sweeping.

“Sebelumnya, Jimi Heret renggi (30) dan Engel Hegemur terlah dicegat karena tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). Ketika ditanya hendak kemana? Engel menjawab hendak menghadir Parade Budaya besok (15/8). Selanjutnya masa ikut ditahan dan diarahkan ke Polres Fakfak,” kata Ferdinand Marisan, Direktur Elsham Papua kepada wartawan.

Sesampai di Polres Fakfak, warga dipaksa meloncat dari atas truck dengan tinggi 1,7 meter. Bapak Yermias Hegemur merelakan punggungnya untuk menjadi tempat pijakan bagi perempuan dan anak-anak. Selanjutnya setelah didalam ruangan, perempuan bersama anak-anak dipisahkan dari laki-laki. Laki-laki langsung diperiksa oleh anggota Polres Fakfak dengan memeriksa tas dan juga meraba seluruh tubuh mereka. (Jubi/Aprila Wayar)