JAKARTA-Zonadamai.com:
Pengamat Politik, Herdiansyah Rahman mengatakan insiden banyak
penembakan yang terjadi di Papua sengaja dilakukan untuk efek
pemberitaan. Efek tersebut diharapkan Organisasi Papua Merdeka (OPM)
nantinya akan menggambarkan bahwa Papua tidak aman dan pemerintah
Indonesia tidak bisa mengatasi.
“Pihak OPM dengan demikian tidak mengharapkan untuk mengambil untung
dari penembakan ini dengan jatuhnya korban TNI, tetapi efek pemberitaan
yang pasti akan terdengar luas didunia, bahwa Papua tidak aman dan
Pemerintah RI tidak menguasai keadaan,” kata Herdiansyah Jumat,
(16/8/2013).
Menurutnya, penembakan dengan menggunakan senjata laras panjang yang
hampir pasti hanya dimiliki kelompok-kelompok OPM. Mobil ambulance
adalah milik RSUD, sehingga pihak penghadang tahu persis tidak ada
pengawalan, sehingga penembakan pasti dapat dilakukan tanpa balasan.
Pengamat yang sering melakukanpenelitian di wilayah konflik ini
mengatakan, berita penembakan tersebut yang terjadi belum lama ini aktif
dirilis oleh sebuah radio di Australia, termasuk aktif memberitakan
pembukaan kantor perwakilan OPM di Inggris dan Belanda, serta
intensifnya aksi politik OPM di forum Negara-Negara Melanisea (Melanesia
Spearhead Group/MSG).
Herdiansyah mengatakan tersiarnya berita-berita terkait dengan
penembakan ini, harus dilihat sebagai strategi OPM dan pendukungnya
untuk menekan RI agar di Papua diadakan referendum untuk menentukan
nasib Papua.
“Dewasa ini dikabarkan sedang berkunjung ke Papua, Perdana Menteri
Solomon sebagai Pimpinan Forum Negara-Nergara Melanisea, untuk melihat
situasi di Papua,” ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Herdiansyah, pemerintah jangan melihat
kasus-kasus penembakan yang akan banyak terjadi seperti insiden tanggal
31 Juli 2013 di Puncak Senyum Papua sebagai kasus taktis, tetapi sebuah
pelaksanaan strategi untuk menginternasionalkan masalah Papua yang
berujung dengan referendum seperti kasus Timor Timur. [http://www.okezone & tribunnews.com ]