Sebagian kaum perempuan saat Jumpa Pers di Sekretariat
ELSHAM Papua
Poskontak Fakfak. (footo: Alex Tethool)
|
Fak-fak, 20/8 (Jubi)–Lembaga Studi Advokasi Hak
Asasi Manusia, ELSHAM Papua Poskontak Fakfak, menuntut Kapolres Fakfak
bertanggung jawab atas dugaan pelecehan yang dilakukan anggota Polres
Fakfak saat interogasi sejumlah perempuan di Fakfak.
Saat Jumpa Pers di Sekretariat ELSHAM Papua Poskontak Fakfak, Kampung
Lusiperi, Fakfak, Papua Barat, Selasa (20/8), Fredy Warpopor,
Koordinator ELSHAM Papua Poskontak Fakfak, menyatakan sikap aparat
Polres Fakfak berlebihan dengan penuh rasa curiga terhadap warga yang
hendak menyampaikan pendapatnya di depan umum.
Dugaan pelecehan ini terjadi di lorong WC yang disekat dalam Aula
Polres Fakfak, Rabu (14/8), beberapa saat setelah Polisi mencegat dan
mengamankan dua truck bermuatan hampir seratus warga dari
kampung-kampung di kawasan pegunungan Fakfak. Aparat Polres Fakfak yang
melakukan razia hari itu, langsung menggiring dua truck itu ke Markas
Polres Fakfak, pasalnya salah satu warga yang ditanyai mengatakan
berdatangan ke kota karena diundang untuk mengikuti Parade Budaya esok
harinya, 15 Agustus 2013.
Naomi Hegemur, salah satu korban dugaan pelecehan, menjelaskan para
perempuan diminta berdua-dua masuk ke lorong WC dalam aula Polres, lalu
dua anggota Polwan memeriksa masing-masing Naomi dan saudarinya, dengan
cara membuka baju dan celana mereka hingga hanya berpakaian dalam.
Aparat juga menahan pisau dan korek gas yang dibawa mereka. Selain
Naomi terdapat beberapa remaja puteri yang masih sekolah juga mengalami
perlakuan serupa.
Sementara itu, Kapolres Fakfak, AKBP Drs. Muh. Yusuf Th, SH, MH,
menyangkal tegas tuduhan ELSHAM Papua. Anggota Polres justeru
diperintahkannya untuk melayani warga dengan baik, antara lain dengan
memberi makan dan minum, serta mengfasilitasi pemulangan warga ke
kampung asal mereka.
Hari itu, setelah mendokumentasikan pengelompokan warga berdasar asal
kampung masing-masing, sejumlah wartawan diminta keluar Aula Polres,
sementara aparat Polres Fakfak meneruskan interogasi massal itu.
Sekitar sembilan puluh warga diperiksa hari itu, di antaranya
terdapat sedikitnya dua puluh perempuan dan remaja puteri dan belasan
anak-anak, selebihnya adalah laki-laki. (JUBI/Alex Tethool)
Sumber : www.tabloidjubi.com