AMP komite kota Solo saat menggelar aksi. Foto: Phaul W. |
Solo,
--
Belasan mahasiswa asal Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa
Papua (AMP)
menggelar aksi menuntut Papua merdeka di Bundaran Gladag, Solo, Jawa
Tengah,
Senin kemarin (1/7/2013).
Kordinator aksi, Jhon Waine
seperti ditulis dalam pers release yang dikirim kepada www.majalahselangkah.com,
mengatakan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian sempat diajukan
beberapa
hari sebelum aksi digelar namun kepolisian sempat larang dengan alasan
bertepatan dengan hari Bhayangkara.
"Saat kami mengajukan surat
pemberitahuan aksi di kepolisian, kami sempat di larang untuk melakukan
aksi
pada tanggal 1 juli 2013 karena bertepatan dengan hari kepolisian yakni
hari
peringatan Kepolisian atau hari Bhayangkara," kata waine.
"Kami diberikan kesempatan
aksi pada tanggal 03 Juli 2013, tetapi kami menganggap keputusan itu
konyol
karena menurut kami jika kami melakukan aksi setelah dua hari peringatan
deklarasi bangsa Papua maka kami mengkhianati sejarah bangsa kami yang
abadi
itu. Meskipun sempat dilarang, kami tetap melakukan aksi tersebut agar
publik
mengetahui bahwa kami adalah sebuah bangsa yang pernah merdeka,"
lanjutnya.
Kata dia, seusai rangkaian
aksi berakhir, saya didatangi seorang polisi dan Ia mengklaim bahwa kami
belum
memberikan surat pemberitahuan aksi.
"Kami tidak melarang
melakukan aksi, kami hargai aksi kamu, lain kali harus berikan surat
pemberitahuan ke pihak kepolisisan agar kami mengamankan area sekitar
aksi," kata
seorang aparat kepolisian.
Lanjut dia, "Biar tidak ada
yang diganggu dan tidak ada yg mengganggu. Kalau ada warga solo ganggu
aktivitas aksi kamu dan berakhir ricuh siapa yang akan tanggung jawab.
Yang
jelas kami pihak kepolisian. Makanya, lain kali harus memasukkan surat
pemberitahuan," kata polisi itu saat menghampiri massa aksi,.
Jhon Waine merasa aksi AMP
tidak mengganggu peringatan hari besar kepolisian. Juga kenyamanan warga
disekitar area aksi.
"Kami melakukan aksi tidak
mengganggu kenyamanan warga, dan juga tidak mengganggu acara peringatan
hari
kepolisisan itu. Kami hanya melakukan aksi untuk mengaspirasikan ke
publik
bahwa Papua adalah sebuah Negara yang telah merdeka serta memberitahukan
ke
publik bahwa keberadaan Indonesia di Papua layaknya sebagai pencuri,"
tulis
waine dalam pers release itu.
Ia mengatakan, Indonesia
datang dengan jalan membunuh dan menindas orang Papua. Ini fakta sejarah
yang
sudah terjadi untuk mencaplok Papua masuk ke dalam Indonesia. Hingga
kini
diatas pencaplokan yang juga dosa besar Soekarno dan kawan-kawan itu
masih
mengisahkan derita di semua insan Papua.
Bahkan praktek kejahatan
militer maupu rezim itu masih saja terjadi di Papua seperti masyarakat
Papua
dibunuh, ditindas, dianiyaya, diperkosa, dirampok kekayaan alamnya,
hak-hak
hidupnya dirampas, dimarginalkan dan lain-lain hingga kini masih saja
terjadi.
Berikut adalah tuntutan
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) komite kota Solo dalam aksi damai.
Pertama, berikan kebebasan
dan
hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat Papua
barat.
Kedua, segera menutup dan menghentikan aktivitas eksploitasi semua
perusahaan
MNC milik negara- negara imperialis, seperti: Freeport, BP, LNG Tangguh,
Medco,
Corindo dan lain-lain di Papua. Serta, menarik militer (TNI/Polri)
organik dan
non organik dari seluruh tanah Papua untuk menghentikan segala bentuk
kejahatan
terhadap kemanusiaan oleh negara Indonesia terhadap rakyat Papua. (AE/MS)