TPN-OPM |
JAYAPURA – Terkait upaya
yang sedang dan akan dilakukan Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe,
S.I.P., M.H., untuk membangun komunikasi dengan ‘saudara yang
berseberangan’ dalam hal ini mereka yang sedang berjuang untuk merdeka,
dan tergabung dalam TPN-OPM, ditanggapi dingin oleh salah satu Tokoh
TPN-OPM yang juga Koordinator Umum TPN-OPM, Lambert Pekikir.
Bagi Pekikir, tidak ada lagi tawar-menawar terkait perjuangan yang mereka tegakkan, baginya, upaya untuk menyelesaikan persoalan Papua bisa dilakukan apabila kewenangan penyelesaian itu diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.
“Tawaran Gubernur itu silahkan saja dilaksanakan, kalau tujuannya untuk menyelesaikan masalah Papua, saya menyarankan kepada Gubernur agar serahkan saja kembali kepada rakyat Papua, biarkan rakyat yang memilih, apakah mereka mau hidup dengan Indonesia atau mereka mau berdiri sendiri sebagai satu Negara,” jelas Lambert Pekikir kepada Bintang Papua, Minggu (21/7) kemarin malam.
Alasan dikembalikannya pilihan itu kepada rakyat Papua, menurut Lambert karena dalam tatanan demokrasi segala sesuatunya rakyat yang menentukan,”Jangan atas namakan rakyat, tetapi sebaiknya berikan itu kepada rakyat untuk memilih, kami (TPN-OPM) berjuang ini kan juga sebagai proses menjunjung amanat rakyat Papua yang ingin merdeka, karena ada yang ingin merdeka dan ada yang kelihatannya tidak, yah biarkan saja mereka memilih secara independen,” kata Lambert.
Dan Lambert juga mengusulkan agar wadah bagi rakyat untuk memilih dan menentukan pilihannya adalah Referendum,”Tidak ada solusi lain, kalau mau fair dan independen lakukan referendum, ini yang saya usulkan untuk menyelesaikan masalah Papua,” tandasnya.
Selain itu, Lambert juga meminta kepada aparat TNI/POLRI untuk menghentikan penyiksaan dan intimidasi terhadap masyarakat, kalau aparat mencintai warga masyarakatnya seharusnya menggunakan hati,”Sekarang ini sedang terjadi di Skamto, Kabupaten Keerom, kami dapat laporan masyarakat diintimidasi terkait penemuan senjata beberapa waktu lalu,” kata Lambert.
Menurutnya lagi, senjata yang ditemukan aparat tersebut adalah senjata milik TPN-OPM, dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan warga Skamto,”Itu senjata milik kami, jujur saja, senjata itu saya serahkan kepada komandan operasi, dan minggu lalu mereka tidak bisa kembali ke ‘masuk ke dalam’ karena faktor keamanan, senjata itu akhirnya jatuh ke tangan aparat, sayangnya aparat TNI/POLRI mengintimidasi warga soal senjata tersebut, itu tidak ada kaitannya dengan warga, senjata itu urusannya dengan kami, jangan intimidasi warga, saya minta untuk segera hentikan aksi itu,” tegas Lambert. (Bom/don/l03)