Bobil Densus 88 |
“Tengah Ibadah Minggu Pagi Warga
Jemaat GKI ELIM Berap Dikejutkan Dengan Penggebrekan dan Rentetan
Penembakan DENSUS-88 Di Rumah Tuan David Tarko”.
Kapolres Jayapura dan rekan-rekan saat pengobatan masal di Kampung
Brab
Pada tanggal 29 Juni 2013, telah
dilakukan Pengobatan Masal oleh Kapolres bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten Jayapura di Kampung Berab, di Gedung Gereja GKI ELIM Berab.
Kegiatan yang pada intinya pengobatan masal terhadap masyarakat dengan
membagi-bagi sembako kepada masyarakat setempat. Namun dari pantauan
lapangan, masyarakat merasa aneh dengan pengobatan tersebut karena yang
ikut hanya setengah dari jumlah penduduk di kampung tersebut.
Pendekatan terhadap masyarakat yang
dilakukan TNI/Pori di Papua adalah, bukan untuk niat baik, contohnya
kasus ini, bahwa awalnya pengobatan masal oleh Kapolres Jayapura dan
Dinas kesehatan Jayapura. Namun tidak lama kemudian terjadi pengerebekan
terhadap rumah David Tarko.
Polda dan Pangdam dengan misi melakukan
pendekatan persuasive, pengobatan masal dan bagi-bagi sembako adalah
bukan untuk bagian dari kesejahtraan kerjasa pemerintah namun, yang ada
hanya mencari informasi untuk melakukan pembunuhan, penangkapa, dan
pengerebakan. Ini menjadi bukti salah satu yang dikerjakan oleh Polda
dan pangdam XII Cenderawasih.
Pada tanggal 14 Juli 2013 Tengah Ibadah
Minggu pagi, tepat pukul 10:00 Waktu Papua, DENSUS-88 melakukan
penggebrekan dan rentetan bunyi senjata sebanyak 8 kali di rumah Tuan
David Tarko. Hal ini membuat warga Jemaat GKI ELIM Berab kaget dan panik
saat dengar bunyi tembakan tersebut.
Masyarakat semua keluar ke jalan untuk
melihat tindakan DENSUS-88, namun dilarang bahkan ada yang ditodong
dikepala dengan pistol jika menghiraukan arahan mereka. Setelah
melakukan penggebrekan di rumah tersebut, mereka terus memantau beberapa
rumah yang lain.
Tempat Pengerebekan, Rumah David Tarko,
selaku Panglima Daerah wilayah Tabi Tentara Pembebasan Nasional Papua
Barat. Di Kampung Brap, Distrik Nimbokran, Kabupaten Jayapura Provinsi
Papua.
Korban bernama David Tarko (49), Panglima
Tentara Pembebasan Papua Barat (TPN-PB) Wilayah Tabi korban sebagai
aktivis Papua Merdeka, dan juga sebagai Toko Reformasi Tentara
Pembebasan Nasional Papua Barat di bawah pimpinan panglima Tinggi
Jendral.Goliath Tabuni yang tergabung dalam Komando Nasional yang sedang
bekerja menata Tentara Pembebasan Nasional sesuai standar militer dunia
yang mengacuh pada Deklarasi Universal Tentang Hak-Hak Asasi Manusia
yang diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10
Desember 1948 melalui Resolusi 217 A (III).
Densus 88 perjalanana pulang setelah pengerebekan di Kampung Brab
Terkait peristiwa ini kata istri David
Tarko kepada WPNLA, “Ini hari Minggu semua warga Jemaat Kampung Berab
lagi sembayang, mereka ini agama apakah? Mereka mungkin komunis tidak
punya Tuhan, tidak tahu beribadah.
Penggunaan alat-alat oleh Densus 88 saat
penyisiran dilakukan, Enam mobil terdiri dari empat mobil avansa
diantaranya 2 mobil tanpa nomor polisi dan satu lagi jenis pick up, dan 1
Jeep. Diantara mereka, ada yang menggunakan pakaian dinas kepolisian
dengan memegang pistol sedangkan yang lainnya mengenakan senjata laras
panjang jenis M-16.
Dari pantauan admin WPNLA bahwa, hingga
kini korban masih di hutan karena diburuh tembak oleh DENSUS-88, tetapi
korban sempat menghindari dari bidikan peluruh. Warga kampung menjadi
was-was karena mereka terus masuk di kampung dengan menggunakan beberapa
kendaraan kaca gelap.
Dugaan Densus 88 terkait pengerebekan,
pengerebekan dilakukan karena densus 88 kini sedang memburu aktivis pro
kemerdekaan yang menjadi tarket penembakan, secara rahasia tidak melalui
aturan yang ada dengan menrbitkan daftar pencarian orang (DPO), namun
kini tindakan densus 88 kerjasama Polisi sangat bertentangan dengan
aturan Negara yang berlaku. Pengerebekan ini dilakukan saat David Tako
dan Istri dan Anak dan salah satu orang tamu mereka, saat berada di
rumah mereka melarikan diri ke hutan ketika para Densus datangi rumah.
Dukaan pengerebekan ini tidak jelas,
karena David Tarko selaku panglima darah Tabi tidak pernah melakukan
tindakan kiriminal ataupun yang bersifat melanggar aturan hukum Negara
RI, David Tarko dan anggotanya murni berjuang untuk kemerdekaan Papua
Barat, tetapi Komando Daerah Pertahanan Tabi tetap focus kerja pendataan
personil dan pemetaan wilayah, sesuai arahan komando nasional (TPNPB).
Dengan demikian, dapat kami sampaikan
bahwa tindakan tersebut adalah tidak manusiawi terhadap masyarakat sipil
di Papua. Oleh karena itu, kami mohon perhatian masyarakat
Internasional, kepada yang peduli kemanusiaan NGos Nasional,
Internasional, Amnesti Internasional dan Negara-negara yang peduli
terhadap korban HAM di Papua.
Admin WPNLA 2013-05