Pages

Pages

Jumat, 19 Juli 2013

Jayapura Papua, Densus 88 Lakukan pengerebekan Rumah David Tarko

Bobil Densus 88
 “Tengah Ibadah Minggu Pagi Warga Jemaat GKI ELIM Berap Dikejutkan Dengan  Penggebrekan dan Rentetan Penembakan DENSUS-88 Di Rumah Tuan David Tarko”.
Kapolres Jayapura dan rekan-rekan saat pengobatan masal di Kampung Brab

Pada tanggal 29 Juni 2013, telah dilakukan Pengobatan Masal oleh Kapolres bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura di Kampung Berab, di Gedung Gereja GKI ELIM Berab. Kegiatan yang pada intinya pengobatan masal terhadap masyarakat dengan membagi-bagi sembako kepada masyarakat setempat. Namun dari pantauan lapangan, masyarakat merasa aneh dengan pengobatan tersebut karena yang ikut hanya setengah dari jumlah penduduk di kampung tersebut.

Pendekatan terhadap masyarakat yang dilakukan TNI/Pori di Papua adalah, bukan untuk niat baik, contohnya kasus ini, bahwa awalnya pengobatan masal oleh Kapolres Jayapura dan Dinas kesehatan Jayapura. Namun tidak lama kemudian terjadi pengerebekan terhadap rumah David Tarko.

Polda dan Pangdam dengan misi melakukan pendekatan persuasive, pengobatan masal dan bagi-bagi sembako adalah bukan untuk bagian dari kesejahtraan kerjasa pemerintah namun, yang ada hanya mencari informasi untuk melakukan pembunuhan, penangkapa, dan pengerebakan. Ini menjadi bukti salah satu yang dikerjakan oleh Polda dan pangdam XII Cenderawasih.

Pada tanggal 14 Juli 2013 Tengah Ibadah Minggu pagi, tepat pukul 10:00 Waktu Papua, DENSUS-88 melakukan penggebrekan dan rentetan bunyi senjata sebanyak  8 kali di rumah Tuan David Tarko. Hal ini membuat warga Jemaat GKI ELIM Berab kaget dan panik saat dengar bunyi tembakan tersebut.

Masyarakat semua keluar ke jalan untuk melihat tindakan DENSUS-88, namun dilarang bahkan ada yang ditodong dikepala dengan pistol jika menghiraukan arahan mereka. Setelah melakukan penggebrekan di rumah tersebut, mereka terus memantau beberapa rumah yang lain.

Tempat Pengerebekan, Rumah David Tarko, selaku Panglima Daerah wilayah Tabi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Di Kampung Brap, Distrik Nimbokran, Kabupaten Jayapura Provinsi Papua.

Korban bernama David Tarko (49), Panglima Tentara Pembebasan Papua Barat (TPN-PB) Wilayah Tabi korban sebagai aktivis Papua Merdeka, dan juga sebagai Toko Reformasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat di bawah pimpinan panglima Tinggi Jendral.Goliath Tabuni yang tergabung dalam Komando Nasional yang sedang bekerja menata Tentara Pembebasan Nasional sesuai standar militer dunia yang mengacuh pada Deklarasi Universal Tentang Hak-Hak Asasi Manusia yang diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui Resolusi 217 A (III).
Densus 88 perjalanana pulang setelah pengerebekan di Kampung Brab

Terkait peristiwa ini kata istri David Tarko kepada WPNLA, “Ini hari Minggu semua warga Jemaat Kampung Berab lagi sembayang, mereka ini agama apakah? Mereka mungkin komunis tidak punya Tuhan, tidak tahu beribadah.

Penggunaan alat-alat oleh Densus 88 saat penyisiran dilakukan, Enam mobil terdiri dari empat mobil avansa diantaranya 2 mobil tanpa nomor polisi dan satu lagi jenis pick up, dan 1 Jeep. Diantara mereka, ada yang menggunakan pakaian dinas kepolisian dengan memegang pistol sedangkan yang lainnya mengenakan senjata laras panjang jenis M-16.

Dari pantauan admin WPNLA bahwa, hingga kini korban masih di hutan karena diburuh tembak oleh DENSUS-88, tetapi korban sempat menghindari dari bidikan peluruh. Warga kampung menjadi was-was karena mereka terus masuk di kampung dengan menggunakan beberapa kendaraan kaca gelap.

Dugaan Densus 88 terkait pengerebekan, pengerebekan dilakukan karena densus 88 kini sedang memburu aktivis pro kemerdekaan yang menjadi tarket penembakan, secara rahasia tidak melalui aturan yang ada dengan menrbitkan daftar pencarian orang (DPO), namun kini tindakan densus 88 kerjasama Polisi sangat bertentangan dengan aturan Negara yang berlaku. Pengerebekan ini dilakukan saat David Tako dan Istri dan Anak dan salah satu orang tamu mereka, saat berada di rumah mereka melarikan diri ke hutan ketika para Densus datangi rumah.

Dukaan pengerebekan ini tidak jelas, karena David Tarko selaku panglima darah Tabi tidak pernah melakukan tindakan kiriminal ataupun yang bersifat melanggar aturan hukum Negara RI, David Tarko dan anggotanya murni berjuang untuk kemerdekaan Papua Barat, tetapi Komando Daerah Pertahanan Tabi tetap focus kerja pendataan personil dan pemetaan wilayah, sesuai arahan komando nasional (TPNPB).

Dengan demikian, dapat kami sampaikan bahwa tindakan tersebut adalah tidak manusiawi terhadap masyarakat sipil di Papua. Oleh karena itu, kami mohon perhatian masyarakat Internasional, kepada yang peduli kemanusiaan NGos Nasional, Internasional, Amnesti Internasional dan Negara-negara yang peduli terhadap korban HAM di Papua.
Admin WPNLA 2013-05