Pages

Pages

Senin, 20 Mei 2013

Victor Yeimo Tetap Ditahan, 6 Aktivis Dilepas

Alfred Papare: Polres Tak Akan  Izinkan Demo Lagi
JAYAPURA—Enam aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB), akhirnya dibebaskan.  Mereka adalah Sekjen West Papua National  Authority  (WPNA)   Marthen Manggaprouw (35), Yongky  Ulimpa (23),  Elly  Selek (19), Napoleon Asso (22), Nius  Hiluka  (22) dan Melly  Gombo (22).  Sementara Ketua Umum KNPB victor Yeimo tidak masuk dalam nama yang ikut dibebaskan.  Victor Yeimo tetap ditahan di LP Abepura atas statusnya sebagai DPO.    Para aktivis ini dibebaskan dari  tahanan Polres Jayapura  Kota, Selasa (14/5) sekitarpukul 21.00 WIT. Mereka  ditahan setelah menggelar  aksi  demo memprotes  kasus  dugaan pelanggaran HAM di Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat di Kantor  Majelis  Rakyat Papua  (MRP) pada  Senin (13/5).

Kapolres Jayapura Kota AKBP Alfred Papare, SIK ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (15/5) membenarkan pihaknya telah  membebaskan enam aktivis  KNPB. Pasalnya,  setelah dalam pemeriksaan tak terbukti melakukan tindakan anarkis ketika  aksi  demo memprotes  kasus  dugaan pelanggaran HAM di Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat di Kantor  Majelis  Rakyat Papua  (MRP)  Senin (13/5). Sementara  Ketua Umum KNPB Victor  Yeimo ditangkap disela-sela  aksi demo, langsung digelandang ke Lapas Abepura lantaran  yang  bersangkutan masih berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO) Kanwil  Kementerian Hukum dan HAM Papua, karena kabur  dari Lapas Abepura setelah terlibat  kasus penghasutan pada 2009 yang  divonis selama tiga tahun, tapi baru menjalami hukuman selama sembilan bulan. 

Namun demikian, kata Kapolres,  pihaknya masih akan memanggil tiga aktivis KNPB masing-masing   Marthen Manggaprouw, Yongky  Ulimpa  dan  Elly  Selek untuk  kembali dimintai keterangan  kasus  pelemparan   batu  yang menyebabkan dua orang anggota Polres Jayapura Kota, masing-masing  Kabag Ops Polres Jayapura, Kompol Kiki Kurnia dan Briptu Afandi yang mengalami luka-luka  saat mengamankan aksi demo di Lingkaran Perumnas III, Waena. 

Terkait  hal ini, Kapolres  menuturkan,  pihaknya tak akan memberikan izin bila  aktivis KNPB kembali  melakukan demo di wilayah Kota Jayapura. “Peristiwa ini akan dijadikan sebagai pelajaran untuk kedepan, KNPB tidak akan diizinkan melakukan aksi demo di Kota Jayapura,”tundasnya. 

KNPB Pertanyakan Alasan Pembatasan Ruang Demo Damai
Sementara itu Sekum  KNPB, Ones Suhun mengatakan, penangkapan dan pembubaran paksa yang dilakukan oleh pihak kepolisian pada demo damai tanggal 13 kemarin merupakan trik untuk menutupi pelanggaran yang dilakukan pihak TNI dan POLRI.

Menurut dia, aksi damai yang dilakukan pada beberapa hari lalu yang bertujuan untuk meminta kejelasan dan pertanggung jawaban atas insiden penembakan yang terjadi di beberapa tempat di Papua itu, segaja ditutupi dengan cara bubarkan massa dengan alasan massa melakukan pemukulan dan pelemparan terhadap anggota polisi.

“Polda Papua itu sengajah menutupi kesalahan dia kemarin, kejadian kemarin itu polda Papua mengalihkan isu yang sebenarnya dan paginya kita melihat media, opininya itu beda dengan aksi yang kita lakukan,” ujarnya didampingi Juru Bicara (Jubir) KNPB, Wim Rokcy Medlama, Ketum Garda-P, Bovit Bofra dan AMP se-Jawa dan Bali, Wenas Kobaga, ketika menggelar jumpa pers, di Café Prima Garden Abepura, kemarin sore Rabu (15/5).

Hal itu sangat terbukti karena ketika terjadi konflik pada demo damai, dan sehari kemudian di media yang muncul hanyalah ada korban dari aparat keamanan, sedangkan korban dari masa aksi demo tidak dimuat dalam media, harusnya media independen dapat memuat korban kedua belah pihak. Kata dia, pihaknya mempunyai foto ronsen dari korban aniaya dari kepolisian yang mana rahang anggota demo patah dan juga seorangnya lagi mengalami patah tulang tangan. 

“Polisi bilang mereka terluka, kami minta bukti kalau memang benar. Kami punya massa aksi ada yang korban ini buktinya,”kata dia sambil menunjukan hasil ronsen kedua temannya kepada wartawan.

Dirinya pun menambahkan bahwa selama ini pihaknya melihat KNPB selalu digiring ke criminal. Padahal,kata dia perjuangan KNPB itu perjuangan murni. 

“Aksi kemarin itu bukan hanya dilakukan oleh KNPB, dilakukan oleh semua solidaritas, tapi yang muncul di media itu nama KNPBnya nah ini kami melihat ada scenario yang dibangun untuk menghancurkan KNPB,”kata dia.

Katanya, kapolda segera bertanggung jawab terhadap penembakan yang terjadi pada tanggal 1 Mei kemarin,  dan jug terhadap masa demo damai pada tanggal 1 kemarin. “Kalau dia merasa disana itu bukan pelanggaran HAM, kenapa mesti di hadang? Ini ada apa,? “ujarnya. (mdc/mir/don/l03/ 


Sumber :  http://bintangpapua.com)