Pages

Pages

Jumat, 03 Mei 2013

Demo & Ibadah KNPB Peringati 50 Tahun Aneksasi di Jayapura

Jayapura,  – Ribuan rakyat Papua Barat di Jayapura kembali melakukan aksi turun jalan, mimbar bebas dan ibadah di Lapangan Kampung Harapan. Massa menyatakan menolak pendudukan Indonesia dan meminta hak penentuan nasib sendiri. Mereka juga mendukung Pembukaan Kantor Free West Papua Campaign di Oxford London, dan meminta negara-negara Melanesia mendaftarkan West Papua di MSG.

Dari pantauan media ini, sekitar pukul 09.15, rakyat Papua melakukan demonstrasi. Di Lingkaran Abepura, Martinus Yohami yang merupakan ketua KNPB wilayah sorong ditangkap petugas saat sedang melakukan orasi-orasi. Sedangkan di Perumnas 3 Waena, gabungan TNI/Polri mencoba membubarkan massa aksi dibawah pimpinan Agus Kosay.

Di Sentani, massa yang melakukan aksi jalan kaki dibubarkan polisi tepat di mata jalan Pos 7. Ketua KNPB  Wilayah Sentani, Alen memimpin massa untuk menuju ke tempat ibadah.
Setelah tawar menawar, massa dibawah pimpinan Ketua KNPB, Victor Yeimo akhirnya melakukan pawai jalan menuju ke Sentani dengan meneriakan yel-yel Papua Merdeka. Sekitar pukul 01.00 siang massa diblokade Polisi di Kampung Harapan, namun mereka tetap menembus dengan yel-yel secara serentak hingga memasuki lapangan Kingmi di Kampung Harapan Sentani.

Acara mimbar bebas dilakukan dengan membentangkan spanduk-spanduk tuntutan dan dukungan. Orasi-orasi politik dilakukan oleh Mama Yosepa Alomang yang mengajar anak negeri agar berjuang untuk mendirikan negara yang berdiri sendiri. Sementara itu, Usman Yogobi, Tedi Agapa, dan Turius Wenda ikut menyampaikan orasi-orasi ajakan kepada massa rakyat West Papua.

Acara yang dipimpin Ketua Umum KNPB, Victor Yeimo ini dilanjutkan dengan sambutan ketua Parlemen Nasional Papua Barat (PNWP), Buchtar Tabuni. PNWP dalam sambutannya sekaligus menyampaikan hasil deklarasi dari sidang Parlemen yang dilakukan selama 1 minggu, yang mana sidang itu memutuskan dan mendeklarasikan “Wilayah West Papua sebaga Zona Penegakan Hak Asasi Manusia”.

Acara dilanjutkan dengan ibadah singkat yang dipimpin Selphy Yeimo. Pengohotbah mengajak rakyat untuk memperingati 50 tahun penindasan ini bersama kekuatan Yesus. “Ini saatnya perjuangan harus mengutamakan dan menempatkan Yesus di depan”, kata penghotbah.

Suasana acara di Lapangan ini dilakukan dibawah teror oleh intervensi dari TNI/Polri yang memaksa masuk dalam acara ibadah yang sedang berlangsung.

Foto-Foto 




visit www.loogix.com