Masa rakyat di Kampung harapan (Jubi/Mawel) |
Sentani, 1/5 - Jumlah penduduk orang asli
Papua, baik yang ada di Papua Barat dan Papua Timur tak seimbang lagi.
Perkembangan jumlah penduduk orang Papua Nugini lebih pesat dalam 20
tahun terakhir dibanding orang Papua Barat.
Pernyataan itu disampaikan Koordinator Solidarita Pemuda Mahasiswa
Peduli Budaya Papua, Teddy Pekey dalam orasi politiknya saat peringatan
aneksasi Papua Barat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 1
Mei 1963, di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten
Jayapura, Papua, Rabu (1/5).
Menurut Teddy, perkembangan itu terlihat dari data statistik jumlah
orang Papua kini dengan yang lalu. Pada tahun 70-an jumlah orang asli
Papua Barat ada 2,5 juta sekian. Jumlah ini lebih dari jumlah penduduk
Papua New Guinea. “Jumlah kita makin sedikit daripada saudara-saudara
kita di Papua New Guinea,” ujarnya.
Herannya, menurut Teddy, data statistik tahun 2000-an membuktikan
jumlah orang Papua tidak mengalami perkembangan dari angka 2 juta
dibanding orang Papua New Guinea. Jumlah orang Papua New Guinea kini
menembus angka delapan juta dan orang Papua Barat malah berkurang.
Kata Teddy, jumlah penduduk orang asli Papua makin berkurang akibat
pembiaran. “Pemerintah membiarkan orang Papua tidak berkembang. Orang
Papua malah dibiarkan mati melalui minuman beralkohol hingga pengadilan
yang sewenang-wenang,” katanya.
Bahkan kata aktivis HAM di Papua, Mama Yosepha Aloman, orang Papua
dibunuh secara halus melalui minuman, penyakit AIDS dan hukum. “Jadi
orang Papua dibunuh secara halus,” teriak Mama Yosepha dalam orasi
politiknya saat peringatan perayaan 50 tahun pencaplokan wilayah Papua
Barat.
Sehingga menurut Ketua Komite Nasional Papua Barat, Victor Yeimo,
jika situasi pembunuhan dan penghabiasan ini dibiarkan tanpa perlawan,
manusia Papua akan punah. Karena itu, dirinya mengajak rakyat Papua
Barat melawan pemusnahan ini. “Lawan kita mati, tidak lawan kita punah.
Lebih baik lawan kemudian mati daripada tidak lawan kemudian punah,”
tegas Viktor. (Jubi/Mawel)
Sumber : tabloidjubi.com