Pages

Pages

Jumat, 03 Mei 2013

LAWAN SUPAYA TIDAK PUNAH

Masa rakyat di Kampung harapan (Jubi/Mawel)
Sentani, 1/5  - Jumlah penduduk orang asli Papua, baik yang ada di Papua Barat dan Papua Timur tak seimbang lagi. Perkembangan jumlah penduduk orang Papua Nugini lebih pesat dalam 20 tahun terakhir dibanding orang Papua Barat.

Pernyataan itu disampaikan Koordinator Solidarita Pemuda Mahasiswa Peduli Budaya Papua, Teddy Pekey dalam orasi politiknya saat peringatan aneksasi Papua Barat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 1 Mei 1963, di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (1/5).

Menurut Teddy, perkembangan itu terlihat dari data statistik jumlah orang Papua kini dengan yang lalu. Pada tahun 70-an jumlah orang asli Papua Barat ada 2,5 juta sekian. Jumlah ini lebih dari jumlah penduduk Papua New Guinea. “Jumlah kita makin sedikit daripada saudara-saudara kita di Papua New Guinea,” ujarnya.

Herannya, menurut Teddy, data statistik tahun 2000-an  membuktikan jumlah orang Papua tidak mengalami perkembangan dari angka 2 juta dibanding orang Papua New Guinea. Jumlah orang Papua New Guinea kini menembus angka delapan juta dan orang Papua Barat malah berkurang.

Kata Teddy, jumlah penduduk orang asli Papua makin berkurang akibat pembiaran. “Pemerintah membiarkan orang Papua tidak berkembang. Orang Papua malah dibiarkan mati melalui minuman beralkohol hingga pengadilan yang sewenang-wenang,” katanya.

Bahkan kata aktivis HAM di Papua, Mama Yosepha Aloman, orang Papua dibunuh secara halus melalui minuman, penyakit AIDS dan hukum. “Jadi orang Papua dibunuh secara halus,” teriak Mama Yosepha dalam orasi politiknya saat peringatan perayaan 50 tahun pencaplokan wilayah Papua Barat.

Sehingga menurut Ketua Komite Nasional Papua Barat, Victor Yeimo, jika situasi pembunuhan dan penghabiasan ini dibiarkan tanpa perlawan, manusia Papua akan punah. Karena itu, dirinya mengajak rakyat Papua Barat melawan pemusnahan ini. “Lawan kita mati, tidak lawan kita punah. Lebih baik lawan kemudian mati daripada tidak lawan kemudian punah,” tegas Viktor. (Jubi/Mawel)

Sumber : tabloidjubi.com 
 
visit www.loogix.com