Demo Kejaksaan (IST) |
Jayapura, 2/4 - Puluhan pegawai Kejaksaan
Papua, Selasa (2/4) pagi, melakukan aksi demo di depan Kantor Kejaksaan
Tinggi daerah itu, untuk mempertanyakan hasil test yang dilakukan pihak
Kejaksaan, yang dinilai tidak berpihak kepada orang asli Papua.
“Kedatangan kami adalah untuk mempertanyakan tentang test yang
dilakukan pihak Kejaksaan, dimana sangat tidak berpihak terhadap
anak-anak asli Papua,” kata Koordinator demo Sami Rumpaisum kepada
wartawan, di Jayapura, Selasa (2/4).
Dia menilai, test yang dilakukan pihak Kejaksaan kali ini sangat
tidak berpihak kepada orang asli Papua, pasalnya dari sekian banyak
pegawai yang mengikuti test untuk menjadi jaksa, tidak ada satupun anak
asli Papua yang dinyatakan lulus. Sementara test yang dilakukan adalah
untuk menunjang karir sebagai pegawai.
“Apabila kalau kita tidak mengikuti test, maka akan tetap menjadi
pegawai Tata Usaha, sehingga kami perlu untuk ikut test kejaksaan agar
menjadi jaksa. Tetapi nyatanya ada teman–teman kami yang lain dari
beberapa daerah sudah sebelas tahun masa kerja, dan mengikuti tes ada
yang 3 kali dan 8 kali dan teman –teman lainnya sudah ada 5 kali, tetapi
tidak pernah tembus menjadi jaksa, sedangkan yang dari luar daerah
seperti wilayah jawa dan lainnya dalam satu tahun menjalankan tugas
sudah bisa kembali untuk mengabdi di daerahnya, padahal untuk pegawai
kejaksaan ini sangat kurang di Papua dan dikhususkan untuk Asli Orang
Papua sampai saat ini tidak ada yang ada dari luar daerah saja,”
ujarnya.
Dia mengaku, test yang dilakukan tahun ini sangat berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun-tahun sebelumnya untuk asli
Papua di prioritaskan harus ada baik itu 10 orang atau lebih, “itu sudah
bisa kami terima tetapi ini sama sekali tidak ada orang asli Papua,”
tambahnya.
Menanggapi itu, Kepala Kejaksaan Tinggi Papua, Monang Pardede
mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah memberikan intruksi kepada Pusat
meminta agar dalam test jaksa tahun ini untuk Asli Orang Papua di
berikan prioritas, tetapi untuk kegiatan perekrutan ini di berikan
kepada pihak ketiga sebagai pelaksananya dengan melalui tender, dan
pelaksanaannya yang sudah selesai ini sudah langsung di laporkan.
“Dalam hal ini tidak ada unsur rekayasa, dan lulus tidaknya peserta
hanya di buat oleh pihak ketiga dan tanpa rekayasa, selain itu juga dari
pihak Kejaksaan Tinggi yang datang selama dua hari adalah untuk
melakukan tugas pelaksaaan LPJ,” jelasnya.
Dia mengaku, pihaknya sebenarnya sangat terkejut dengan hasil yang
dikeluarkan Kejaksaan Pusat. “Tadi malam sebenarnya hasil sudah bisa di
sampaikan, tetapi karena adanya kesalahan dalam internet, sehingga tidak
dapat disampaikan. Ini membuat saya sangat kecewa, Papua tidak ada yang
terpilih, dimana dari 48 orang yang mengikuti test, lulus hanya 12
orang, dan semuanya dari luar Papua,” tegasnya.
Sekedar untuk diketahui, aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan
pegawai Kejaksaan di Papua berakhir dengan aksi membakar baju dinas di
depan halaman Kantor Kejaksaan Tinggi Papua. (Jubi/Alex)