Ketua Parlemen Nasional West
Papua,
Bucthar Tabuni, dan Ketua Komite Nasional
Papua Barat,
Victor F Yeimo (Foto: Dok pribadi)
|
PAPUAN, Jayapura — Wartawan suarapapua.com,
Oktovianus Pogau, beberapa waktu lalu, mendapat kesempatan untuk
wawancara langsung dengan Ketua Parlemen Nasional West Papua (PNWP)
Bucthar Tabuni. Pada bagian II, Tabuni bicara soal kriminalisasi
perjuangan damai Komite Nasional Papua Barat (KNPB), yang
dilakukan oleh aparat Kepolisian di tanah Papua. Ikuti petikan
wawancaranya dibawah ini.
Bagaimana Sikap Aparat Terhada KNPB?
Saya lihat aparat takut yang sangat berlebihan kalau KNPB eksis
ditanah Papua. Ini karena massa dan basis KNPB sudah berakar kuat .
Memang, selama kepemimpinan saya, kekuatan rakyat telah kami bangun
dengan serius. Makanya, saat ini aparat sedang giring kami ke hal-hal
yang tidak masuk diakal dan berusaha menghancurkan perjuangan damai yang
kami dorong.
Saya harap, ini tidak menjadi halangan untuk KNPB semakin maju dan
berkembang kedepannya. Kalau ada apa-apa, maka harus dikordinasikan
dengan PNWP sebagai lembaga politik rakyat Papua. Dan kami sudah siap
bertanggung jawab terhadap rakyat, juga terhadap pengurus KNPB sendiri.
Bagaimana Kepemimpinan Kapolda Yang Baru?
Untuk Kapolda Papua saat ini, saya kira kita tinggal komunikasi saja
secara intesif, namun, saya hanya menyesal, terkait penahanan beberapa
aktivis KNPB di penjara Wamena, Jayapura, Biak, dan Timika yang
berlarut-larut tanpa proses hukum yang jelas.
Saya sudah pernah sampaikan secara resmi kepada Kapolda, saya tetap
jamin keamanan di seluruh tanah Papua, dengan catatan bisa bebaskan
tahanan politik, hapuskan daftar pencarian orang bagi aktivis KNPB, dan
membukan ruang demokrasi, tapi juga tuntutan itu belum maksimal
dipenuhi.
Saya harap, kedepannya semua bisa di penuhi, kalau memang itu belum
dijawab, saya akan sampaikan beberapa pernyataan kepada publik dan
kepada Kapolda, tapi saya sedang menunggu jawaban dari pernyataan itu.
Apa Respon Kapolda?
Beliau respon baik, namun tidak maksimal. Contoh, persoalan hukum
beberapa tahanan KNPB seharusnya selesai di Kepolisian, tapi aparat
akhirnya serahkan juga ke Kejaksaan, sehingga proses hukum di pengadilan
yang berlarut-latur, dan buat kami sangat kecewa saat ini..
Persoalan Papua perlu di komunikasikan. Kalau di hiraukan, justru
akan menimbulkan kekecewaan, dan membuat kekerasan tidak akan pernah
hilang. Ada apa-apa, maka harus dikomunikasikan. Pak Kapolda merespon
baik, tapi tidak maksimal. Dan saya sampai saat ini masih menunggu lagi.
KNPB Dituding Dalangi Kekerasan di Papua?
Aparat masih punya stigma miring soal KNPB, mulai dari dianggap
sebagai aktor kekerasan, sampai pelaku kekerasan di Papua. Saya
membantah itu, selama kepemimpinan saya, kampanye perjuangan damai
dengan aksi-aksi demonstrasi damai yang selalu kami kedepankan.
KNPB adalah media rakyat, karena itu tidak pantas kalau kami disebut
dalangi kekerasan. KNPB juga tidak pernah memerintahkan rakyat Papua,
juga anggota KNPB dilseluruh tanah Papua untuk berjuang dengan cara-cara
kekerasan.
Kalaupun ada, itu oknum, tidak bisa generalisir atau semua disamakan.
Dalam lingkungan hidup, ada orang baik, ada yang jahat, ada yang bisa
dengar nasehat, dan ada pula yang tidak bisa dengar nasehat, dan itu hal
yang lumrah, dan terjadi dimana-mana saja, termasuk di dalam KNPB hari
ini.
Sekalipun Kapolda minta jangan lakukan kekerasan, yang perlu
diketahui adalah itu lebih banyak di lakukan TPN/OPM. Dan diluar sipil
kota, tapi kalau di kota, saya akan memberikan jaminan keamnanan. Saya
tidak punya hak intervensi kebijakan TPN/OPM. Saya pimpinan sipil kota.
Medan TPN/OPM berbeda dengan medan saya.
Kondisi Aktivis KNPB Yang Ditahan di Wamena, Timika, dan lain-lain?
Mereka semua menyesal, karena proses hukum yang sedang berjalan belum
bisa dibuktikan fakta hukum. Kalau mereka memiliki, atau menyimpan alat
tajam, maka hampir semua orang Papua, termasuk orang pendatang juga
ada, seperti pisau, dan alat tajam lainnya.
Dari kasus anggota KNPB di Wamena, bisa terlihat kalau memang aparat
sudah punya strategi untuk tangkap mereka. Kenapa aparat masuk periksa
alat tajam hanya di rumah aktivis KNPB, padahal banyak orang pendatang
yang juga memiliki dan menyimpan barang-barang tersebut.
Yang jadi pertanyaan, barang-barang itu ada, tapi digunakan untuk
apa, siapa dirugikan, berapa dirugikan, ini fakta hukum tidak ada. Ini
yang saya minta Kapolda harus bebaskan mereka, tapi belum maksimal
tuntutan saya.
Para tahanan sampai saat ini menyesal, karena tanpa pembuktiaan dan
fakta hukum yang jelas, mereka masih menjalani masa tahanan. Satu
pertanyaan saya, kenapa aparat polisi tidak tangkap penjual pisau-pisau
atau alat tajam di pasar? Kan ini aneh sekali.
Bagaimana Pendampingan Dari Penasehat Hukum?
Saya sampaikan ucapan terima kasih untuk teman-teman penasehat hukum
yang selama ini biasa damping aktivis KNPB di berbagai penjara di
Papua. Cuma, untuk kasus yang di Wamena, tidak ada teman-teman PH yang
dampingi sampai saat ini.
Saya lihat, teman-teman PH juga sedikit takut, padahal, soal biaya
dan tempat tinggal kami akan tanggung dan fasilitasi. Tapi, kalau
mungkin karena ada kesibukan lain, tidak masalah. Saya minta kerja sama
antara hakim, jaksa, agaar bisa membantu saya, semua putusan harap bisa
dibebaskan.
Dalam tuntutan, memang aspek politik lebih banyak dari hukum,
sehingga berbagai cara harus dilakukan untuk membungkam perjuangan
rakyat Papua, termasuk menghukum mereka yang ditahan. Aparat akan cari
cela, dan kemudian masuk dan terus hantam perjuangan di tanah Papua,
jadi ini perlu mendapat perhatian khusus dari teman-teman pejuang
lainnya.
KNPB Dianggap Hanya Dari Pegunungan Tengah?
Saya heran ada yang keluarkan bahasa seperti itu. Lihat saja, di KNPB
berasal dari seluruh tanah Papua, ada Parlemen Rakyat Daerah (PRD)
Biak, PRD Manokwari, PRD Wamena, PRD Merauke, ini semua perwakilan dari
seluruh tanah Papua.
Saya kira Itu pikiran orang-orang yang tidak tau konsolidasi rakyat,
dan hanya tau bicara saja. Kami telah bekerja selama enam tahun. Saya
juga bisa katakan itu pikiran orang-orang yang stres. Mereka tidak kerja
lapangan, tapi hanya tau omong.
Jangan melihat KNPB, tapi yang paling penting melihat agenda yang di
dorong. Kalau agenda KNPB masuk akal, rasional, kenapa yang lain tidak
memberikan dukungan. Manusia-manusia seperti kita, tapi kalau agendanya
bisa membawah bangsa Papua bebas, tentu harus mendapat dukungan dari
mereka, khususnya yang suka jelek-jelekan KNPB.
Saya lihat, teman-teman di LSM juga punya ketakukan yang berlebihan
terhadap KNPB. Ini seperti penglihatan penjajah. Hampir semua orang
selalu mau berusaha cari aman, tapi yang perlu diketahui, tidak ada yang
aman di negara Indonesia ini.
Pesan Untuk Aktivis KNPB?
Kalau menyimpan alat tajam di rumah sebaiknya dibuang, atau di
hindari saja. Biarkan orang-orang pendatang saja yang pegang alat
tersebut. Beberapa hari ini, KNPB memang sunyi dan diam, bukan berarti
KNPB mundur dan takut terhadap penjajah.
Situasi saat ini masih tidak memungkinkan, sehingga kami lebih
memilih diam dan bersabar. Mari, kita juga tentangkan jiwa, tenangkan
pikiran, untuk menyusun strategi baru untuk bangkit kembali. Tidak perlu
dengan statergi yang dibuat musuh, kita juga perlu berpikir strategi
lain.
Pesan Untuk Rakyat Papua Barat?
Di dunia ini, tidak ada kemerdekaan sebuah negara yang di dapat
dengan instan. Rakyat Papua jangan bosan, malas, dan menyerah untuk
berjuang. Tidak ada perjuangan yang tidak membuahkan hasil, semua pasti
ada hasilnya, hanya saja waktu yang akan menjawab semua itu.
Karena itu, saya himbau mari kita rapatkan barisan, tekad, dan
komitmen, untuk terus berjuang, agar negara West Papua dapat bebas dari
penjajahan Indonesia. Ini juga bagian dari penghargaan kita terhadap
pengorbanan dan tulang belulang Arnold Ap, Thomas Wanggai, Kelly Kwalik,
Mako Tabuni, Victor Kogoya, Hubert Mabel, dan aktivis kemerdekaan Papua
lainnya yang telah dibunuh oleh militer Indonesia (HABIS).
OKTOVIANUS POGAU
Sumber : http://suarapapua.com/2013/03/wawancara-dengan-bucthar-tabuni-ketua-parlemen-nasional-west-papua-bagian-iihabis/