Ketua Komisi A DPR Papua, Ruben Magay. (Jubi/Arjuna) |
Jayapura, 18/3 – Rencana Pemerintah
Provinsi Papua menggelar pameran Otsus di Jakarta terus menuai pro dan
kontrak. Ada pihak yang setuju, namun ada juga yang menentang.
Ketua Komisi A Ruben Magay dengan tegas mengatakan, sebaiknya rencana
tersebut dihentikan, karena hingga kini keberhasilan Otsus masih
menjadi perdebatan. Ada pihak yang mengatakan Otsus berhasil, namun ada
juga yang mengatakan gagal.
“Pemerintah bilang Otsus berhasil. Tapi masyarakat katakan gagal.
Keuntungan pameran Otsus di Jakarta apa? Kami di Komisi A tidak pernah
dilibatkan membicarakan ini. Jadi stop baku tipu dan bersenang-senang di
atas penderitaan rakyat. Sudah banyak dana ke Papua, tapi masyarakat
tetap miskin. Apa keuntungan yang didapat jika dilakukan di Jakarta.
Jadi sebaiknya dihentikan,” kata Ruben Magay, Senin (18/3).
Menurutnya, sebagai Ketua Komisi A DPR Papua yang membidangi
pemerintah, hukum dan HAM termasuk UU Otsus, dirinya meminta agar
rencana pameran Otsus dihentikan. Pejabat gubernur sebaiknya fokus pada
tugasnya mempersiapkan pelantikan gubernur terpilih. Selain itu apa lagi
yang akan dipromosikan, banyak orang sudah bicara gagal. Inti pameran
menghadirkan investor ke Papua serta pemerintah pusat untuk melihat
sejauh mana keberhasilan Otsus.
“Inti kegiatan itu baik tapi tempat pelaksanaannya salah. Kenapa dana
tidak diberikan ke masyarakat untuk mempersiapkan sesuatu sesuai
kemampuan masyarakat. Jangan kita buat di Jakarta dan kita baku tipu.
Untuk apa menghamburkan biaya. Sebaiknya menunggu gubernur depenitif.
Atau dana pemeran Otsus diberikan ke masyarakat agar mereka bisa
mengembangkan potensi yang mereka miliki,” ujarnya.
Namun dikatakan, pihaknya tidak tahu berapa besar anggaran pameran
Otsus itu. Akan tetapi lanjut Ruben Magay, diperkirakan menghabiskan
dana puluhan hingga belasan miliar. Jika memang akan dilakukan,
sebaiknya di Papua dan dana diberikan ke masyarakat agar bisa memamerkan
hasil karya mereka. Kalau di Papua akan berdampak positif.
“Tidak hanya bisa jadi PAD, dan menarik investor, tapi promosi
pariwisata. Saya sangat menolak karena ini sesuatu yang tidak
menguntungkan dan tidak berdampak bagi rakyat. Setiap kabupaten disuruh
berangkat ke Jakarta. Ini menghabiskan dana cukup besar. Jangan
menghamburkan dana sementara masyarakat menderita. Otsus ada karena
rakyat Papua ingin merdeka. Tapi dana turun, pemerintah yang menikmati.
Rakyat menderita,” kata Ruben Magay. (Jubi/Arjuna)