BEM FH Uncen dan KPMY Saat Memberi
Keterangan Pers Senin siang (Jubi/Timo)
|
Jayapura, 25/3 — Di daerah pedalaman
Papua, pelayanan pendidikan sangat memprihatinkan. Guru tidak betah di
tempat tugas. Ironinya mereka tinggal setahun di kota sementara anak
didik terlantar dan tidak bisa membaca.
Disebutkan, akhir tahun kemarin, menurut sejumlah mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Cenderawasih (FH Uncen), pendidikan masih sangat parah
di Distrik Angguruk dan Distrik Heriapini, Kabupaten Yahukimo.
“Pengajar di kampung itu tidak ada di tempat karena sedang berada di
kota selama hampir satu tahun. Mirisnya, tenaga pengajarnya hanya
tamatan SMP dan SMA, serta guru sukarelawan lainnya,” kata Ketua BEM FH
Uncen, Amsal Sama kepada wartawan di Abepura, Kota Jayapura, Senin
(25/3) siang.
Selain itu, lanjut dia, sejumlah guru juga sibuk mengurusi pemekaran
dan mengurusi birokrat di pemerintahan sehingga sekolah kosong. Sejumlah
siswa di daerah itu masih duduk di lantai saat mengikuti Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) akibat minimnya sarana penunjang pendidikan.
Karena itu, pihaknya meminta Pemda Kabupaten Yahukimo untuk serius menangani masalah pendidikan yang dinilai sangat parah ini.
Dalam amanat undang-undang Otonomi Khusus (Otsus) nomor 21 tahun
2001, pasal 56 tentang Pendidikan, disebutkan, pemerintah Provinsi
bertanggungjawab terhadap Penyelenggaraan Pendidikan pada semua jenjang
jalur, dan jenis pendidikan di provinsi Papua. Setiap penduduk di
provinsi Papua berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu.
Di sisi lain, pihak Amsal mengapresiasi kebijakan Bupati Yahukimo,
Ones Pahabol yang menyekolahkan anak-anak Yahukimo di Perguruan Tinggi
di seluruh Indonesia, hingga pendidikan pilot dan dokter.
Namun, mereka meminta bupati untuk memperhatikan situasi pendidikan hingga ke pelosok kampung.
Anes Salak, anggota Komunitas Pelajar dan Mahasiswa Yahukimo (KPMY)
Jayapura menilai, selama hampir sebelas tahun kabupaten ini berdiri,
masih banyak sektor yang harus dibenahi.
“Yahukimo sudah sebelas tahun. Dari semua sisi tidak sesuai dengan harapan masyarakat,” kata Anes Salak. (Jubi/Timoteus Marten)
Sumber : http://tabloidjubi.com/2013/03/25/guru-urus-pemekaran-murid-terlantar-dan-tidak-belajar/