Harris Karubaba,
saat di wawancara di
Abepura
(Jubi/Eveerth)
|
Jayapura, 26/2 — Penanganan
masalah-masalah yang terjadi di tanah Papua di harapkan tidak
menggunakan cara-cara kekerasan, melainkan perlu pendekatan hati untuk
membangun.
Hal ini disampaikan salah satu Tokoh Pemuda Papua, Harris Karubaba,
menyikapi terjadinya konflik penembakan di Kabupaten Puncak yang
menewaskan aparat keamanan dan warga masyarakat.
“Kami juga turut beberlasungkawa atas gugurnya 8 (delapan) prajurit
terbaik bangsa dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) serta merasa prihatin atas tragedi yang terjadi,” ujar Harris
Karubaba, kepada tabloidjubi.com, di Abepura, Selasa (26/2).
Karubaba yang juga Sekertaris Bidang Otonomi Khusus DPD KNPI Papua
ini menambahkan, pihaknya mengutuk keras tindakan yang tidak
berperikemanusiaan serta berharap pemerintah dapat mengambil tindakan
tegas untuk mengungkap tuntas dan menangkap pelaku kriminal tersebut.
“Untuk pelakunya agar ditangkap dan pendekatan yang dilakukan tidak menimbulkan rasa takut kepada masyarakat,” paparnya.
Dikatakan, model penanganan yang represif untuk mengejar para pelaku
harus sesuai prosedur dan tidak salah sasaran, sebab banyak kasus
penyisiran oleh aparat selama ini, justru masyarakat yang mengalami
dampak korban jiwa dan materil.
“Kami harap harus ada kehati-hatian. Jangan sampai ada korban di
masyarakat, terutama pasukan yang didatangkan dari luar perlu diberi
pemahaman singkat menyangkut karakteristik budaya Papua. Kalau orang di
wilayah Puncak Jaya atau pegunungan pada umumnya memegang panah sebagai
senjata tradisional, itu bukan sesuatu yang perlu diwaspadai, karena
sehari-hari itu digunakan untuk kepentingan berburu dan cari binatang di
hutan,” ungkapnya.
Harris Karubaba yang juga Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan
Mahasiswa (MPM) Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura ini mengakui,
saat ini pemerintah sedang gencar membangun kepercayaan kepada
masyarakat dengan pendekatan kesejahteraan, sehingga misi ini harus di
jaga pula dengan sikap dan pendekatan dari pemerintah tanpa kekerasan.
“Peristiwa penembakan di Puncak diakui merupakan tantangan khusus bagi pemerintah membangun Papua,” katanya.
Dirinya menilai, gejolak sosial politik ini selain terjadi karena
faktor kecemburuan sosial, juga karena dampak Pemilukada. Kurangnya
pendidikan politik oleh para elit kepada masyarakat , membuat masyarakat
selalu dijadikan objek untuk kepentingan semata.
Harris berharap, pendekatan kesejahteraan yang digaungkan oleh
pemerintah pusat harus didukung oleh pemerintah daerah dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan mulai dari kota sampai
kampung (Jubi/Eveerth)