Jenazah Anggota TNI Saat Akan
Dilakukan Upacara Pelepasan.
(Jubi/Arjuna)
|
Jayapura, 24/2 (Jubi) – Setelah sempat tertunda
dua kali karena cuaca buruk, jenazah tujuh anggota TNI dan empat warga
sipil, korban penembakan kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak, Papua
berhasil dievakuasi, Minggu (24/2).
Jenazah serta empat korban luka dari warga sipil lainnya tiba di
Jayapura sekitar pukul 11. 00 WIT. Ketujuh jenazah anggota TNI
disemayamkan di Yonif 752 Sentani,
Kabupaten Jayapura untuk dilakukan
upacara pelepasan sebelum diberangkat ke tujuan masing-masing. Jenazah
dan korban luka pihak sipil dibawah ke RS Dian Harapan Waena, Kota
Jayapura. Rencananya korban meninggal dunia akan diberangkatkan ke
Timika, Senin (25/2).
Pangdam XVII/ Cenderawasih, Mayjen Christian Zebua mengatakan, proses
evakuasi jenazah berjalan aman dan normal. Tidak ada satupun ganguan
bunyi tembakan. Masyarakat di TKP juga sangat membantu.
“Namun jenazah Praka Wemprit Tamahiwu dan Pratu Mustofa, baru akan
diterbangkan ke Nabire besok karena hari ini tidak ada penerbangan ke
sana. Untuk pelaku tindakan kejahatan harus dilakukan tindakan hukum
yang keras dan tegas,” kata Cristian Zebua, Minggu (24/2).
Menurutnya, untuk kenaikan pangkat prajurit yang meninggal dunia
masih dalam proses. Sementara kondisi empat anggota TNI yang trauma akan
dirawat. Namun ia yakin dalam waktu tidak lama, mereka akan pulih
kembali.
“Pos Sinak akan ditempatkan pasukan. Kita tidak akan pernah mundur.
Namun tidak ada penambahan, hanya pergeseran pasukan yang ada di sana.
Pasukan yang ada di wilayah lain di sana kita geser untuk memperkuat
titik yang kita anggap rawan. Kekuatannya satu sampai dua pleton,”
ujarnya.
Dikatakan, tindakan penegakan hukum tidak harus mengejar pelaku
penembakan. Yang terpenting bagaimana pelaku bisa ditangkap. Saat ini
tim gabungan TNI/Polri sudah terbentuk dan mulai bekerja. Terkait apakah
ada kelompok lain selain Goliat Tabuni dan Militer Murib yang diduga
melakukan penembakan, kata Chrsitian Zebua, dua kelompok tersebut yang
dimunculkan dahulu.
“Kita tidak perlu menyebut satu persatu. Kita punya data-data lengkap
orang-orang itu. Himbauan saya kepada prajurit kalau ada tindakan
kejahatan harus ditindak tegas,” katanya.
Sementara Kapolda Papua Irjen Pol, Tito Karnavian mengatakan, sesuai
aturan hukum, pihaknya akan melakukan investigasi. Namun terlebih dahulu
harus mengamankan situasi.
“Sama seperti bom meledak, tidak mungkin langsung menangkap
pelakunya. Tapi bagaimana membuat suasana aman agar investigasi bisa
dilaksanakan. Dalam kasus di Sinak dan Tingginambut beberapa hari
terakhir itu masih ada beberapa orang yang bersenjata, otomatis kita
berusaha untuk menguasai situasi dan kami sudah koordinasi dengan
Pangdam,” ujar Tito.
Menurutnya, di Tingginambut dan Sinak sudah dilakukan penebalan
pasukan. Selain itu, Senin (25/2) Polda Papua akan mengirimkan tambahan
pasukan dari polisi dan Brimob. Namun ia enggan menyebutkan jumlahnya.
“Berapa jumlahnya itu strategi dan tidak akan kami sampaikan. Ini
masalah teknis. Setelah menguasi situasi kita akan melakukan
investigasi. Kelompok yang melakukan dugaan kuat sudah ada. Kekuatan
Polri akan didukung TNI,” katanya. (Jubi/Arjuna)