Jayapura Jubi – Ketua Dewan Adat Daerah Paniai (DAP), Jhon NR
Gobay mengatakan jabatan presiden direktur bagi orang asli Papua di PT.
Freeport Indonesia belum cukup karena masih banyak persoalan.
Menurut dia Freeport juga telah merusak lingkungan yang hebat, kehadirannya juga telah merusak moral masyarakat mereka terpengaruh budaya barat, mereka menghadirkan orang luar yang menggeser dari tanah kehadirannya juga membuat TNI-Polri membangun banyak pos yang ikut merasakan seakan akan masyarkat hidup di tengah serigala
“Freeport sedang menghadapi masalah harga saham sedang jatuh dari bursa New York, dia juga hadapi masalah dalam negeri dia juga dituntut bangun smelter di Papua ini sesuatu yang berat bagi freeport, apalagi suku Kamoro tidak setuju bangun smleter di Timika, sementara ada juga tuntutan renego kontrak karya,” katanya kepada Jubi di Jayapura, Minggu (21/2/2016)
Namun demikian ia menyetujui langkah Gubernur Papua, Lukas Enembe dan harus didukung rakyat Papua.
“Ingat presdir itu pelaksana, bicara yang lebih umum dulu dengan pemegang saham kemudian lihat siap predisir biar orang Papua dia akan pusing antar amankan antara maunya perusahaan dengan maunya rakyat Papua,” katanya.
Di tempat terpisah Ketua AMPTPI wilayah Timur, Natan Tebay mengatakan sebelum sepuluh poin tuntutan gubernur terlaksana, aparat kaeamanan, TNI-Polri ditarik dari Timika. Karena itu, ia meminta kantor PT.FI di Jakarta segera ditutup dan dibangun di Papua. Pemimpin Freport pun di tunjuk sesuai SK Gubernur. Namun bukan orang asli Papua. “Orang Papua yang mental mental pragmatis jangan mengatanasnamakan orang Papua yang mental prgmatis. Jangan mengatasnamakan pernyataan orang Papua jadi presdir,” katanya. (Hengky Yeimo)
http://tabloidjubi.com/2016/02/21/orang-papua-jadi-presdir-freeport-belum-cukup/
Menurut dia Freeport juga telah merusak lingkungan yang hebat, kehadirannya juga telah merusak moral masyarakat mereka terpengaruh budaya barat, mereka menghadirkan orang luar yang menggeser dari tanah kehadirannya juga membuat TNI-Polri membangun banyak pos yang ikut merasakan seakan akan masyarkat hidup di tengah serigala
“Freeport sedang menghadapi masalah harga saham sedang jatuh dari bursa New York, dia juga hadapi masalah dalam negeri dia juga dituntut bangun smelter di Papua ini sesuatu yang berat bagi freeport, apalagi suku Kamoro tidak setuju bangun smleter di Timika, sementara ada juga tuntutan renego kontrak karya,” katanya kepada Jubi di Jayapura, Minggu (21/2/2016)
Namun demikian ia menyetujui langkah Gubernur Papua, Lukas Enembe dan harus didukung rakyat Papua.
“Ingat presdir itu pelaksana, bicara yang lebih umum dulu dengan pemegang saham kemudian lihat siap predisir biar orang Papua dia akan pusing antar amankan antara maunya perusahaan dengan maunya rakyat Papua,” katanya.
Di tempat terpisah Ketua AMPTPI wilayah Timur, Natan Tebay mengatakan sebelum sepuluh poin tuntutan gubernur terlaksana, aparat kaeamanan, TNI-Polri ditarik dari Timika. Karena itu, ia meminta kantor PT.FI di Jakarta segera ditutup dan dibangun di Papua. Pemimpin Freport pun di tunjuk sesuai SK Gubernur. Namun bukan orang asli Papua. “Orang Papua yang mental mental pragmatis jangan mengatanasnamakan orang Papua yang mental prgmatis. Jangan mengatasnamakan pernyataan orang Papua jadi presdir,” katanya. (Hengky Yeimo)
http://tabloidjubi.com/2016/02/21/orang-papua-jadi-presdir-freeport-belum-cukup/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar