Octovianus Mote, Sekjen ULMWP (Foto: Ist). |
Octovianus Mote
Secretary General of United Liberation Movement for West Papua
Papua..... Merdeka 3x
Seluruh rakyat bangsa Papua Barat yang tersebar di seluruh dunia, khususnya yang hari ini kumpul di Mapilima, Wamena di wilayah La-Pago, West Papua. Saya hendak menyambut dengan salam yang kini populer di seluruh dunia, waa….waa… waaa….. waaaa.
Hari ini, tanggal 15 Februari 2016, Anda semua di sini dan di seluruh dunia, kita sedang mengukir sebuah sejarah dalam perjuangan bangsa kita. Kita berkumpul untuk meresmikan Kantor United Liberation Movement for West Papua, ULMWP. Gedung ini bukan saja sebuah bangunan biasa, melainkan rumah dimana kita yang hidup dan mereka yang sudah meninggalkan dunia ini dan mati dalam perjuangan serta mati dengan kerinduan yang besar akan kemerdekaan bersatu dan bertekad untuk mewujudkan hak yang Tuhan berikan kepada bangsa Papua.
Dari rumah ini kami, seluruh pejuang bangsa Papua yang kini sudah bersatu dalam satu-satunya wadah yang bernama United Liberation Movement for West Papua keluar meyakinkan dunia dan akan kembali membawa kemerdekaan yang dirampok bangsa-bangsa lain di dunia. Di rumah ini, kita akan pasang sejarah dari perjungan kita melalui foto, rangkaian kata-kata dan ukiran hingga benda budaya yang menggambarkan bahwa kita adalah sebuah bangsa merdeka.
Hari peresmian ini, pada 15 Februari 2016, pada ada awalnya direncanakan pada 5 Februari 2016, kita tetapkan karena itulah hari dimana Bangsa Papua merayakan Injil Masuk di Tanah ini. Itulah hari dimana United Liberation Movement for West Papua mengajukan lamaran untuk menjadi anggota penuh dari keluarga besar Melanesia di Sekretariat Melanesian Spearhead Group yang tidak lain dan bukan daripada rumah adat bangsa Melanesia. Dan itulah hari dimana seorang Pemimpin Bangsa Vanuatu, Joe Natuman yang ketika itu adalah Perdana Menteri Vanuatu menyebut ini hari baik untuk menandai bahwa bila Penginjil Papua itu menandai pengusiran kuasa setan rohani, maka itulah hari kita mengusir setan politik.
Dan itulah hari dimana kita semua akan kenang sebagai pemenuhan dari kata-kata nubuat IS Kijne, bahwa tidak ada bangsa yang akan berhasil memimpin bangsa ini, melainkan bangsa ini akan memimpin dirinya sendiri. Sebuah nubuat mengenai kepastian akan kemerdekaan Bangsa Papua.
Saudara-saudari bangsa Papua yang saya hormati. Bukan saja kamu yang ada di sini yang terus bertanya, kapan kita merdeka agar kita yang tersisa ini bisa menikmati kemerdekaan itu? Kita semua bertanya hal yang sama dan pertanyaan itu adalah sebuah semangat yang menguatkan kita akan kepastian bahwa kemerdekaan itu akan kita raih. Tidak ada bangsa yang sebodoh apapun akan hentikan perjuangan apabila tidak yakin bahwa mereka akan merdeka. Kita semua yakin bahwa suatu saat kita akan merdeka. Sebagai pemimpin Papua saya hendak memberi kesaksian bahwa saat itu sudah mendekat. Kepastian itu bersandar pada fakta-fakta dalam saya memimpin perjuangan ini dimana menyaksikan bagaimana kuasa Allah yang kita kenal melalui anakNya Yesus Kristus memimpin kami dari satu tanda heran kepada tanda heran berikutnya.
Kata-kata IS Kijne ini senantiasa terbukti dalam tahapan perjuangan kemerdekaan belakangan ini sejak 3 komponen perjuangan besar bangsa Papua yakni WPNCL, PNPB dan NFRPB merendahkan diri dan menyatakan bersatu membentuk rumah perjuangan bersama. Pernyataan yang diungkapkan di depan Perdana Menteri Pemerintah Vanuatu dan seluruh rakyat Bangsa Papua Barat pada tanggal 1 Desember 2014, saat Bangsa Vanuatu merayakan hari penyatuan dan bangsa Papua rayakan sebagai hari pembebasan tatkala untuk pertama kalinya pemimpin Papua Barat ketika itu memperkenalkan simbol-simbol nasional bangsa kita. Dan sebagaimana kata-kata Injil bahwa apa yang sudah Tuhan berkati dan mulai, Dia akan akhiri dengan kepastian akan kemenangan. Kuncinya cuma satu, terus melangkah bersama dengan merendahkan diri dan maju terus atas dasar iman dengan hati terbuka mengikuti lembaran-lembaran baru yang Tuhan buka di depan kita.
Lalu pertanyaan yang kita semua menunggu jawaban tentu saja adalah posisi kita sekarang ini dalam upaya kemerdekaan? Secara sederhana seringkali kita baku tanya, kira-kira sudah dekatkah? Tidak ada jawaban yang pasti dalam menjawab pertanyaan demikian. Yang bisa saya jawab adalah apa yang kita capai dalam tahun ini.
Saudara-saudari Bangsa Papua. Yang kita capai tahun lalu adalah kita berhasil membebaskan diri dari satu ikatan kolonial dengan masuk kembali kepada keluarga Melanesia. Kita sekarang sudah menjadi anggota MSG dan sudah dua kali Delegasi Papua berjumpa dengan Ketua MSG, dimana dalam pertemuan itu kita diterima dan diperlakukan sebagai anggota. Kita tidak hanya sampai disana, masalah Papua bukan saja semata-mata masalah Negara-negara Melanesia, tetapi masalah Pasifik Selatan. Tahun ini, soal Papua Barat masuk dalam agenda pembicaraan pimpinan Negara-negara anggota Forum Pasifik Selatan sebagai salah satu masalah utama.
Mereka memutuskan agar kirim tim pencari fakta ke Tanah Papua, untuk melihat dari dekat apa yang terjadi di negeri kita. Kita belum tahu apakah Negara Kolonial Indonesia akan ijinkan atau tidak. Tapi terlepas dari keputusan Indonesia, rakyat Papua Barat segera menyatukan barisan, mengumpulkan data dan fakta akan segala kejahatan yang kita alami sejak Indonesia menguasai Papua Barat.
Dari Pasifik Selatan, tahun lalu beberapa pimpinan Negara di kawasan melanjutkan masalah Papua baik di dalam pidato mereka di Sidang Umum PBB maupun dalam pertemuan International Gereja-Gereja. Karena itu, saya hendak mengajak rakyat bangsa Papua Barat untuk memuji dan memulikan nama Tuhan atas segala hasil luar biasa ini. Sekali lagi semuanya terjadi ketika kita bersatu dan hanya karena kebaikan Tuhan semata-mata.
Dari sini, apa tindakan selanjutnya? Pada bulan Januari Pimpinan ULMWP kembali bertemu untuk evaluasi hasil kerja tahun lalu dan susun rencana kedepan. Ada banyak keputusan kita sudah tetapkan dan kita sudah mulai bergerak mewujudkan agenda itu bersama para pendukung bangsa Papua yang tersebar di seluruh dunia. Saudara dan saudariku, mereka ini adalah Duta-Duta Bangsa Papua. Mereka ini yang paling tahu bagaimana sampaikan kepada Pemimpin Negara dan Masyarakat akan soal Papua. Namun mereka ini menunggu arahan dan kehadiran pimpinan ULMWP sebagai satu-satunya wadah perjuangan di luar negeri yang memperjuangkan bangsa Papua dan karenanya diakui dunia secara resmi saat ini.
ULMWP adalah rumah, yang kita perjuangkan melalui kerja keras kita di luar dan dari dalam negeri. Kita beli dengan keringat dan darah dari kita semua yang turun jalan, lakukan demonstrasi hingga mereka yang menjadi korban penyiksaan entah di luar atau di dalam penjara dan bahkan beberapa meninggal dunia karenanya. Maka patutlah kita sebutnya bahwa ULMWP kita beli dengan darah.
Melalui wadah tunggal ini tahun ini kita akan bawa masalah Papua dari Pasifik Selatan ke tingkat dunia. Sudah banyak rencana kita sudah susun. Para pendukung kita bergerak dimana-mana, namun kita perlu dukungan dari rakyat bangsa Papua, baik di dalam dan di luar negeri.
Bantuan apa yang kita butuh, yang pertama adalah dukungan doa dan puasa, karena hanya Tuhan yang bisa membebaskan kita dan kita semua termasuk pengurus ULMWP di dalam dan luar negeri adalah cuma pekerja yang Tuhan pilih jalankan rencana pembebasan bangsa kita.
Yang kedua adalah kami butuh dukungan politik yang perlu diberikan melalui 3 Organisasi Induk Perjuangan agar musuh tidak masuk memecah belah kesatuan yang kita beli dengan darah dan sudah kita umumkan di seluruh dunia.
Dan ketiga, kita sangat butuh dana perjuangan. Kita bikin banyak program, namun tidak bisa bergerak kalau kita tidak punya duit. Kami, para diplomat Papua yang tersebar di berbagai Negara entah orang asli Papua maupun para diplomat profesional dari berbagai Negara tidak akan bisa bergerak kalau tidak ada uang. Karena itu sekali lagi, saya menghimbau agar kita perlu lakukan gerakan pengumpulan nasional untuk pembebasan bangsa Papua.
Saudara-saudari Bangsa Papua yang saya hormati. Salah satu diantara begitu banyak orang Papua yang memberikan dana paling besar dalam sejarah perjuangan Papua Barat adalah John Wamu Haluk. Dia membiayai perjuangan dalam negeri dan luar negeri selama beberapa tahun. Dia memberikan dana awal dan terbesar ketika WPNCL sudah berhasil mengajukan lamaran untuk masuk menjadi anggota MSG. Dialah orang yang memberikan dana kepada saya untuk galang dukungan beberapa Negara. Kami semua mencatat semua yang dia sumbangkan dalam usaha menyatukan diri kita dan membentuk ULMWP dan masuk menjadi anggota MSG.
Musuh mengetahui apa yang Johni Wamu Haluk lakukan dan akhirnya dia dibunuh dengan racun. Dan beginilah cara dia dibunuh. Dia diundang untuk rapat oleh partner business yang adalah anggota aparat keamanan. Mereka memasukan racun dalam minuman yang dia minum dan pulang dari sana ia merasakan reaksinya dan paham akan apa yang terjadi pada dirinya. Ia diracun. Dan memang itulah terjadi beberapa jam kemudian ia menghembuskan nafas terakhir. Karena itu, saya hendak menamakan gedung ini, yang berdiri diatas tanah milik keluarganya disamping kuburannya ini dan ada juga kuburan pejuang politik Papua Tuan Yafet Yelemaken, Pahlawan Hak Asasi Manusia Papua, Tuan Opinus Tabuni. Mengenang dan menghormati jasa perjuang secara khusus Tuan Joni Wamu Haluk yakni kantor pusat ULMWP ini sesuai namanya, Gedung Johny Wamu Haluk.
Sebelum mengakhiri pidato ini, perlu saya jelaskan bahwa di Fak-Fak sudah ada kantor ULMWP. Mereka sudah berkali-kali menjadi korban aparat keamanan kolonial Indonesia. Di sana, di kantor itu mereka diserang ketika sedang lakukan doa syukuran. Kantornya dihancurkan, mereka ditangkap dan disiksa dan dipenjarakan. Itu bisa terjadi di sini dan di tempat lainnya. Namun sudah kita buktikan bahwa semua itu tidak membuat mereka dan kita pudar, sebaliknya maju terus. Di sini kalian akan bikin aneka kegiatan, selain tempat mendengar perkembangan kemajuan politik. Di Fak-fak mereka kelola website, siarkan apapun yang dilakukan ULMWP dan jaringan pendukung di berbagai belahan dunia.
Saya yakin daerah lainnya juga akan membuka kantor. Kepada mereka itu nasehat saya adalah gunakan kantor dari ketiga komponen pendiri bila disana ada kantor mereka atau kantor Dewan Adat yang memperjuangkan kemerdekaan Papua. Ini semua pertanda bahwa ULMWP adalah milik bangsa Papua. Karena ULMWP lahir bukan untuk mematikan wadah perjuangan lainnya. Itu juga menunjukkan bahwa ULMWP bukan organisasi yang didirikan pejuang Papua di luar negeri untuk mengurusi soal kehidupan sosial ekonomi dari beberapa ribu orang Papua yang tersebar di seluruh dunia. Tidak saudara-saudari. ULWMP adalah satu-satunya wadah pemersatu yang memperjuangkan dan mewujudkan aspirasi Bangsa Papua akan kemerdekaan. ULMWP tidak urus otonomi, atau bentuk apapun, hanya kemerdekaan. Kita juga akan mendirikan kantor di berbagai belahan dunia sejalan dengan kemajuan diplomasi di luar negeri. Namun semua itu memerlukan dukungan rakyat bangsa Papua karena membutuhkan dana perjuangan yang besar. Dari kantor-kantor ini kita bekerja, yakinkan dunia dalam upaya mencari dukungan atas kemerdekaan Papua.
Saudara-saudari Bangsa Papua. Demikian pidato saya. Mari kita jaga kantor ini, sehingga dunia tahu bahwa perjuangan yang sedang dipimpin oleh ULMWP bukanlah aktivitas dari sejumlah pengungsi di lua negeri. Dan ULMWP mengucapkan terima kepada keluarga besar Lani-Wetipo yang memberikan tanah mereka untuk bangun kantor ini.
Allah Bangsa Papua dan leluhur moyang kita, seluruh darah dari pejuang terdahulu kita memberkati kita sekalian dan terutama kemegahan kantor ini.
Papua..... Merdeka 3x
Octovianus Mote
33 Nassau A33 Nassau Ave, 2nd floor unit 87, Brooklyn, New York, 11222. Phone: + 1 917 7203641. Mobile: + 1 203 520 3055. email: tuarek61@gmail.com
http://suarapapua.com/read/2016/02/19/3177/ini-pidato-sekjen-ulmwp-dalam-pembukaan-kantor-ulmwp-di-wamena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar