Adi Maros bersama Din Minimi @istimewa |
IDI RAYEK - Ketua Aceh Human Foundation (AHF), Abdul Hadi Abidin akrab disapa Adi Maros menyatakan, ia menyesal dan merasa malu dengan pernyataan sejumlah ekskombatan GAM yang dinilai terkesan "sombong" membawa-bawa istilah "perjuangan".
“Saya malu kepada rakyat yang telah bergabung dengan GAM, saya juga penyuara masalah perjuangan, saya juga pernah bergerilya mulai tahun 1998 sampai 2003. Tidak ada yang diperlu dibanggakan kita telah bergabung dengan GAM,” ujar Adi Maros kepada portalsatu.com, Senin, 11 Januari 2016.
Menurut Adi Maros, masyarakat telah memiliki persepsi bahwa perjuangan semasa era GAM terkesan hanya untuk kepentingan pribadi.
“Masyarakat sudah bisa menilai dan mengecap kita GAM hanya keperluan perut sendiri dan keluarga,” kata Adi.
Ia mengatakan, nasib Aceh yang selama ini di bawah tampuk pimpinan eks-GAM belum mampu memberikan dampak yang positif untuk kesejahteraan rakyat.
“Di bawah pimpinan mantan kombatan GAM kondisi Aceh masih memprihatinkan dan sangat terpuruk, angka kemiskinan bertambah, kehidupan rakyat menderita, bagaimana bisa menyejahterakan masyarakat banyak, untuk kelompoknya saja tidak mampu. Sekali lagi ini tidak perlu dibanggakan,” katanya.
Saat ini, kata dia, siapa saja yang memikirkan nasib rakyat, itulah pejuang yang berazaskan pada kepentingan masyarakat banyak.
“Siapa pun yang memikirkan keadaan rakyatnya itu dikatakan pejuang. Hari ini yang kita lihat bukan demikian, yang mereka perjuangkan adalah sebagian untuk dua dan tiga orang yang ada di sekelilingnya. Jangan meninggikan bahu dengan kesombongan, GAM itu bukan milik pribadi, tetapi milik semua rakyat Aceh, milik para syuhada, janda konflik, dan anak yatim,” ucap Adi.[]
http://portalsatu.com/berita/adi-maros-siapa-yang-memikirkan-rakyat-itulah-pejuang-4688
Tidak ada komentar:
Posting Komentar