Jayapura, Jubi – Ketua umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis di Tanah Papua, Pdt. Socratez Sofyan Yoman menegaskan, agar segera hentikan ketidakadilan, diskriminasi dan pembunuhan terstruktur kepada manusia Papua yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui TNI dan Polri di tanah Papua.
“Hanya untuk kekuasan atas nama NKRI jangan membunuh manusia Papua di tanah ini. Pembunuhan empat siswa dan satu warga sipil pada 8 Desember 2014 di Enarotali, Paniai belum juga terungkap dan pelakunya disembunyikan. Penembakan di Tolikara pelakunya tidak terungkap, namun umat GIDI sedang diadili,” tegas Pdt. Socratez Sofyan Yoman dalam sambutan pada ibadah Natal Keluarga Besar Badan Pelayanan Pusat (BPP) Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua di Kota Jayapura, Jumat (04/12/2015)
Ia menambahkan penembakan pak pendeta di Mamberamo, penembakan enam warga sipil di Serui, penembakan mahasiswa di Jakarta dan pembunuhanya lainya harus dihentikan. Semuanya manusia, ciptaan Tuhan yang maha kuasa, yang tak seorangpun berhak mencabut nyawa mereka.
Socratez juga menjelaskan, atas nama NKRI dan atas nama OPM jangan membunuh umat Tuhan.
“Papua merdeka tidak dilarang oleh Alkitab. Papua merdeka tidak dilarang juga oleh gereja Baptis, silakan bicara Papua merdeka,” jelas Yoman.
“Sekali lagi, atas kepentingan apapun jangan mengambil nyawa manusia, umat ciptaan Tuhan. Hetikan ketidakadilan penjajahan dan diskriminasi,” katanya.
Ketua Sinode GKI Kingmi Tanah Papua, Pdt. Dr. Benny Giay mengingatkan, natal tahun 2015 kali ini semua umat Tuhan akan merayakan dalam keadaan duka cita atas pembunuhan di mana-mana, ketidakadilan terus berlangsung, kematian 32 anak di Nduga, penembakan di Serui, Paniai, Dogiyai, Tolikara dan Jakarta.
“Natal jangan hanya dekorasi dan hiasi lampu-lampu natal, tetapi kita hiasi dan dekorasi dalam hati kita masing-masing dengan memaknai kelahiran Tuhan Yesus untuk menyelamatkan manusia,” terang Giay.
Lanjut Giay, menciptakan kedamaian di tanah ini sesuai dengan tema nasional, yakni Yesus Raja Damai Penasehat Ajaib (Yesaya Pasal 9:1-6).
“Setiap natal tiba selalu ada pembunuhan di Papua. Mari kita merubah paradigma ini. Kita harus menciptakan kedamaian di antara kita sesama, Papua harus tanah yang damai,” harapnya. (Abeth You)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar