Bendera Bintang Fajar atau Bintang Kejora. Simbol ini kerap menjadikan aktivis dan pejuang Papua Merdeka berakhir di jeruji besi, bahkan tewas di ujung senjata aparat keamanan dengan dalih demi Negara Kesatuan Republik Indonesia – Jubi/IST |
Tiap 1 Desember diperingati orang asli Papua (OAP) sebagai hari kemerdekaan Papua Barat dari pemerintah kerajaan Belanda puluhan tahun lalu.
Pernyataan-pernyataan sejumlah pejabat kepolisian dan militer di Tanah Papua menjelang peringatan 1 Desember ini kerap menyebutkan bahwa sudah dipersiapkan personil POLRI dan atau TNI dalam jumlah yang cukup besar untuk mengantisipasi 1 Desember tersebut.
“Kenyataannya selama ini tidak pernah ada gejolak sosial politik yang benar-benar dapat dijadikan sebagai indikator bahwa situasi keamanan di Tanah Papua tidak aman jelang 1 Desember tersebut,” katanya kepada Jubi Senin (30/11/2015).
Menurut dia, hal itu malah berimbas pada pengelolaan anggaran daerah yang tersedot untuk upaya pengamanan yang cenderung penuh rekayasa dan manipulasi.
Lain halnya dengan seorang tokoh pemuda Papua, Lindert Gupai. Lindert mengatakan, sebaiknya aparat penegak hukum dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan audit investigasi terhadap segenap penggunaan anggaran dari APBN maupun APBD Propinsi maupun Kabupaten/Kota di Tanah Papua yang setiap tahun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini dipakai dengan alasan pengamanan jelang 1 Desember dan pasca 1 Desember.
Setelah itu, katanya diikuti dengan audit sosial dan audit politik, guna membuktikan kebenaran dari informasi-informasi intelijen yang cenderung menyesatkan dan merugikan keuangan negara/daerah tersebut.
“Kegiatan seperti ini harus diaudit, jangan ini dijadikan proyek untuk meraup keuntungan,” katanya. (Niko MB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar