Pages

Pages

Minggu, 04 Oktober 2015

PEMBUNUHAN DI TIMIKA MURNI PELANGARAN HAM BERLANJUT

Melkias Beanal, sekretaris KNPB Wilayah Manokwari (Mnukwar)
PEMBUNUHAN DI TIMIKA MURNI PELANGARAN HAM BERLANJUT.

Kebrutalan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Melaluai TNI-POLRI mengorbankan nyawa orang tidak berdosa Kalep Zera Bagau (18 thn) dan kritis Efrando I.S. Sabarofek (17 thn),  pada hari senin bulan lalu, 28/09/15 penembakan di Gorong-gorong  timika merupakan kejahatan negara rakus kekayaan Alam di  papua, kuras alam sampai tidak puas sekarang kuras manusia papua di Timika,  Orang papua di mata TNI-POLRI dan militer indonesia seperti Hewan sehingga membabi buta menembak orang papua. Insiden pada 28/09/15 menewaskan Kalep Zera Bagau dan Efrando I.S. Sabarofek yang sedang krisis dan kejadian sama  pada jumat, 28 Agustus 2015 dalam kegiatan acara adat  pukul Tifa, yang dari enam orang dua diantaranya tewas ditempat pada waktu itu, Merupakan tindakan kejahatan yang berlebian
Saya mengutuk keras kepada  pelaku kejahatan terhadap dua pemuda di koperapoka dan satu pelajar digorong-gorong, Timika,  
Kejahatan yang berturut-turut di Timika,  merupakan melanjutkan tindakan kasar dan kejahatan yang pernah dilaksanakan oleh TNI  pada sekitar Tahun 1989 di kampung Tsinga distrik Tembagapura.  Dalam operasi kejahatan pada saat itu telah menewaskan Masyarakat, Kepala Suku dan Tokoh Agama, Korban pada operasi TNI Pada waktu itu adalah:  Alm. Pdt. Derek Beanal,S.Th,(Pendeta), Alm.Wingogolan Magal (Kepala suku), Alm.Yulius Kum (Rakyat sipil), Alm.Netigikal/Nikolaus Beanal (Rakyat sipil), Alm. Wonok Jawame (Rakyat sipil).  
Mereka dibunuh oleh Militer Indonesia  pada operasi besar-besaran di Tsinga, Distrik Tembagapuara, selain TNI Menembak  5 orang.  pada waktu itu Ada sekita 5 orang ibu-ibu dan 1 orang pemuda ditangkap dalam operasi pada waktu itu,  ada juga 8 kampung yang memiliki 500 san rumah warga (dibakar), ternak  babi dan ayam (dibunuh), kebun (dihancukan) sampai masyarakat kampung itu pengungsian besar-besaran  ke hutan pada waktu itu.
Kejadian Kejahatan kekerasan Aparat TNI/Polri yang menembak mati dua pemuda di koperapoka dan satu pelajar digorong-gorong, Timika, Pada hari senin bulan lalu, 28/09/15, Yang menghilangkan nyawa orang papua yang tidak berdosa selama ini Merupakan tindakan kelanjutan kejahatan dari tahun 1960 an yang tidak berhenti-henti samapai saat ini. Kejahatan TNI/Polri yang terjadi ini merupakan terget dan rahasia Negara NKRI, untuk menghilangkan Orang papua Ras Melanesia di tanah Papua, agar mereka menguasai Tanah dan Kekayaan Alam di tanah papua  yang diciptakan oleh Allah untuk Manusia Papua Ras Melanesia  yang hidup di bumi cendrerawasi.
Kejahatan selama ini yang terjadi di paniai, Tolikara dan dalam dua bulan berterus-terus di Timika adalah kejahatan negara yang tidak akan dan tidak mungkin sekali NKRI melalui Pimpinan Militer atau TNI/POLRI mengungkap Pelaku maupun Mempertangung jawabkan menghadili di hukum indonesia. Oleh karena itu kami mendesak kepada pemerinta Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) segera membuka akses wartawan Internasional dan medesak segera Tim Pencari fakta dari PBB ke tanah papua. kedua desakan merupakan solusi yang paling tepat yang bisa berhenti kekerasan di papua.
saya sangat mendukung statemen dari Ikatan Pelajar Mahasiswa Mimika (IPMAMI) Kordinator Wilayah Semarang, Beny Magal, Dalam statemen Nomor enam yang berbunyi bahwa Menuntup dan menghentikan aktifitas eksploitasi perusahaan milik negara Imperialis Amerika Serikat PT.Freeport Indonesia yang merampas dan merusak lingkungan di Bumi Amungsa, Timika. Karena aktor dari semua bentuk kejahatan kemanusian di bumi amungsa timika itu selalu saja terjadi karena hadiranya PT.Freepor Indonesia.
Nama saya: Melkias Beanal, sekretaris KNPB Wilayah Manokwari (Mnukwar).