Pages

Pages

Jumat, 18 September 2015

ULMWP : Keputusan PIF, Tantangan Bagi O’Neill

Perdana Menteri PNG, Peter O'Neill yang menjabat Ketua PIF - Jubi/Victor Mambor
Jayapura, Jubi – United Liberation Movement of West Papua (ULMWP) mengharapkan kemajuan positif dari keputusan yang dibuat oleh para pemimpin Pasifik dalam Pacific Islands Forum (PIF) pekan lalu. Harapan ini dialamatkan pada Perdana Menteri Papua Nugini (PNG), Peter O’Neill yang menjabat Ketua PIF dalam satu tahun kedepan.
ULMWP melihat hanya ada dua kemungkinan dari keputusan para pemimpin Pasifik yang berkaitan dengan Papua Barat. Indonesia menolak permintaan pemimpin Pasifik untuk mengirimkan misi pencari fakta ke Papua Barat atau setuju dengan permintaan ini. Jika setuju, tentunya baik negara-negara Pasifik maupun Indonesia akan menempuh proses yang berat untuk menyepakati syarat dan kondisi misi pencari fakta.
Benny Wenda, juru bicara ULMWP mengatakan Perdana Menteri Peter O’Neill berada pada posisi penting sebagai ketua forum dan harus memulai negosiasi dengan Indonesia untuk misi pencari fakta.
“PNG memiliki hubungan bilateral dan kepentingan yang kuat dengan Indonesia, diantaranya kepentingan ekonomi dan perdagangan. Namun PNG tidak harus bingung dengan posisinya sebagaimana yang diputuskan oleh para pemimpin Pasifik. PNG memiliki tanggung jawab moral untuk mencari resolusi atas nama pemimpin kami dan rakyat di Pasifik. Keputusan PIF, tantangan buat O,Neill,” kata Wenda, Kamis (17/9/2015).
Dia menekankan pentingnya menempatkan keadilan dan independensi dari misi pencari fakta. Dengan demikian, misi ini tidak mengulangi kesalahan dari misi sebelumnya yang dilakukan olej Melanesia Spearhead Groups (MSG).
“Kami berharap misi terdiri dari calon independen dari semua sektor masyarakat,” lanjut Wenda.
Wenda mengatakan ULMWP menerima hasil PIF yang ke 46 ini. Namun ia memperingatkan para pemimpin Pasifik untuk memastikan misi pencari fakta berlangsung.
“Solidaritas Pasifik dan masyarakat global telah mendengar teriakan dari Papua Barat. Dan kami berterima kasih kepada orang-orang yang terus mendukung kami. Kami meminta kepada para pendukung kami ini untuk terus memegang pemerintah masing-masing agar memperhitungkan dan melobi para pemimpin mereka untuk mendukung misi pencari fakta yang independen. Dan juga di PBB, agar Papua Barat dicatatkan pada daftar dekolonisasi dan menunjuk utusan khusus untuk Papua Barat,” ujar Wenda.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ULMWP, Octovianus Mote mengatakan suara Papua Barat dibawa oleh kehendak rakyat Pasifik.
“ULMWP mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Kepulauan Solomon yang memperjuangkan isu Papua Barat di forum, terutama Perdana Menteri, Manasye Sogavare dan Utusan Khusus untuk Papua Barat, Mathew Wale. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Perdana Menteri Tonga, Akilisi Pohiva yang menunjukkan solidaritas sejati Pasifik dengan berbicara untuk Papua Barat,” kata Mote.
Mote menambahkan, melihat komitmen pemimpin sebelumnya pada isu Papua Barat dan dukungan dari Kepulauan Solomon dan Tonga, keputusan PIF kali ini adalah sejarah dalam mendorong agenda berikut.
“Langkah berikutnya adalah PBB dan saya mengajak semua pemimpin di Pasifik untuk mendukung upaya Pemerintah Kepulauan Solomon,” tambah Mote. (Victor Mambor)

http://tabloidjubi.com/2015/09/18/ulmwp-keputusan-pif-tantangan-bagi-oneill/