Pemateri/AMP foto;list |
Memperingati Hari jadinya mambesak ke-37 AMP Jogja gelar diskusi public dengan thema: “37 Tahun Mambesak, Kobarkan Nasionalisme Bangsa Papua Menuju Pembebasan Nasional”. Diskusi di awali dengan doa pada pukul 10:35 waktu jogja.
Diskusi yang di hadiri belasan hingga puluhan mahasiswa Papua ini di isi dengan tiga materi yang tentunya menarik dan bermanfaat.
Dalam diskusi pertama, tentang sejarah Mambesak, di paparkan oleh Mateus Ch. Awe, mengatakan bahwa Mambesak hadir dalam lagu-lagunya untuk bangkitkan semangat nasionalisme.
Ia menjelaskan bahwa setelah pepera 1969 yang tidak demokratis dan banyak manipulasi, saat itu rakyat papua yang berapi-api nyatakan merdeka kemudian di bungkam dengan kokang senjata dan hujan amunisi. Situasi saat itu penuh ketakutan dengan operasi-operasi yang dilakukan oleh militer indonesi, kemudian Mambesak hadir pada tahun 70an untuk mengobarkan nasionalime rakyat papua dan dapat mempersatukan rakyat papua denga nanyian suci.
“ kata-katanya dari setiap bahasa daerah, ketukannya yang disesuaikan dengan situasi budaya setempat disitulah kekuatannya.” Ucap Auwe.
kemudian pemateri kedua, Abbi Dou juga mengemukakan pendapat dari sisi situasi lahirnya mambesak, kemudian di bunuh oleh militer dari pandangan militerime, kolonialisme dan kapitalisme. ( Baca isi materinya disini)
“ kapitalis adalah pemilik modal sedikit dan penguntung banyak. Negara Indonesia mereka jadikan jembatang sekaligus satpam penjaga investor dan militernya adalah ibarat tamengnya.” Ucap douw.
Lanjut Douw “ Ketakutan Indonesia akan terbangkitnya nasionalisme papua sehingga ia di bunuh. Tetapi sampai saat ini mambesak hadir dan hidup dalam lagu-lagunya.”
Lalu pemateri ke tiga, Emanuel Gobai, SH juga mengatakan hal dari sisi Budaya, Hukum, dan Hak Menentukan Nasip sendiri. (Baca isi Materinya Disini)
“ Budaya memegang peranan penting. Melihat mambesak yang membangkitkan semangat nasionalisme setelah runtuhkan revolusi Papua,19 61 pada 1969.” Kata Gobai. (Baca selengkapnya disini)
Lanjut Gobai, menuju Hak Menentukan Nasip Sendiri sebagai solusi Demokratis, budaya juga berperang penting. “ secara menentukan Nasip sendiri budaya berperan penting juga.”
Saat Selingan pergantian pembawa materi di iringi dengan baca cerpen karya sendiri oleh Topilus Bastian Tebai yang berjudul Aku Pembunuh Bayangan.
Acara seminar di akhiri pada pukul 12.47 waktu jogja, ditutup dengan pemutaran lagu-lagu Mambesak. (Jhe_G)