Pages

Pages

Rabu, 17 Juni 2015

Segera Gelar Referendum Bagi Rakyat Papua!!

Foto : B A Jayapura, Indonesia, Petisi.doc/Ist


Jayapura,(KM)
--Petisi ini dibuat terkait Konstalasi konflik kekerasan terus meningkat di Papua dan tak satupun kasus kekerasan yang selesai. Dan juga kebijakan Jakarta selalu dianggap bertolak belakang dengan kebutuhan rakyat Papua. Saatnya rakyat Papua menentukan nasibnya sendiri dengan menentukan sikap melalui Referendum, karena itu yang paling demokratis. Saatnya menanyakan rakyat Papua, apakah ingin bersama Indonesia atau menjadi negara sendiri?

Referendum merupakan pilihan dan solusi yang paling demokratis. Jika referendum terlaksana maka membuktikan adanya demokrasi indonesia.

Referendum berdiri sebagai bentuk manifestasi demokrasi langsung (direct democracy) yang berada di seberang konsep demokrasi perwakilan (representative democracy). Dengan posisi yang berlawanan, maka bisa dikatakan referendum sebagai salah satu bentuk ketidakpuasan terhadap mekanisme maupun kinerja demokrasi. 

Referendum bersifat terbuka, demokratis dan hasilnya final bila keseluruhan mekanismenya berjalan sesuai dengan kesepakatan kedua bela pihak yang bertikai. Sedangkan dialog, biasanya bersifat persuasif, konsolidatif, kompromis, rekonsiliasi serta diwakili oleh wakil-wakil dari pihak yang bertikai dan hasilnya harus sama-sama menguntungkan (win-win solution). 

Dalam masalah Papua Barat, sebaiknya kita semua, baik orang Papua, Jakarta dan dunia Internasional harus proporsional dalam melihat masalah Papua Barat. Apakah masalah Papua Barat adalah konflik pertikaian politik antara Indonesia dan Papua Barat? ataukah masalah Papua Barat adalah masalah domestik (dalam negeri) Indonesia?. Semua pemerhati masalah Papua Barat seharusnya melepaskan segala kepentingan pribadi dan kelompok dan melihat "rumput bergoyang". Semua harus bertanya lagi, apa masalah utama yang menyebabkan orang Papua mati banyak dari tahun 1962 hingga sekarang, orang Papua eksodus keluar negeri dan terasing, masih banyak orang Papua yang hidup di hutan dan dipenjara? Juga, apa yang mendasari rakyat Papua Barat tuntutan referendum terus menerus dikumandangkan oleh rakyat bawah yang polos dan papa? Kita akan sampai pada sebuah jawaban: Karena orang Papua mau Merdeka, karena orang Papua menyadari bahwa mereka tidak sah didalam NKRI. Namun ada juga Indonesia tidak ingin orang Papua Merdeka termasuk karena ingin mempertahankan wilayah Papua Barat dengan membunuh dan menguras bangsa Papua Barat.

Bila masalahnya sudah jelas diatas, maka kenapa intelektual Papua, tokoh-tokoh Papua dan Jakarta masih berperspektif bahwa masalah Papua adalah masalah domestik yang harus dilakukan dengan jalur dialog dengan mengangkat masalah diluar masalah utama Papua sebagai thema dialog?. Bila mau dialog tentang Otsus atau thema-thema pembangunan kesejahteraan dan lain-lain, itu urusan pelaksana negara, dari pemerintah pusat sampai daerah. Dan kalau perlu dialog untuk itu, Jakarta cukup panggil institusi negara di Papua: DPRP, Pemprov/Pemda dan MRP. Itu urusan mereka. Tapi yang menjadi masalah Papua hari ini adalah masalah rakyat Papua dan masa depan rakyat Papua. Atau tegasnya, masalah status politik wilayah Papua Barat yang belum final. 

Karena belum final, maka harus ada mekanisme demokratis dalam penyelesaian kedua belah pihak yang bertikai, yaitu Indonesia dan Papua Barat. Indonesia harus mengambil kemauan politik secara terbuka untuk mengembalikan wilayah Papua Barat ke PBB karena status politik wilayah ini belum final. PBB harus mereview kembali legalitas status politik Papua Barat dalam  NKRI. Proses 1961 hingga 1969 adalah suatu kejahatan Internasional yang dilakukan oleh PBB, Amerika Serikat, Belanda dan Indonesia terharap bangsa Papua Barat. PBB harus bertanggung jawab dengan mengadakan referendum ulang bagi bangsa Papua Barat. Dan Indonesia harus tunduk dibawah hukum Internasional dan membuka diri untuk dilaksanakannya referendum bagi penentuan nasip bangsa Papua Barat. Kasus sengketa politik hanya bisa diselesaian secara damai lewat referendum.(Petisi/Kudiai/KM)
 
 
http://www.kabarmapegaa.com/2015/06/segera-gelar-referendum-bagi-rakyat.html