Pages

Pages

Jumat, 12 Juni 2015

KNPB Minta Portal Berita Satu Buktikan Tuduhan Keterlibatan Mereka dalam Konflik Organda

Juru Bicara Nasional KNPB, Bazoka Logo - Jubi/Arnold Belau
Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat meminta pertanggungjawab dari portal Berita Satu terkait pemberitaannya yang mengatakan sekelompok masa KNPB melakukan serangan di Organda.
“Soal nama KNPB yang dimuat di Berita Satu, kami mau tegaskan bahwa pada saat itu tidak ada kegiatan maupun jadwal kegiatan oleh KNPB. Itu kasus kriminal, KNPB tidak pernah instruksikan untuk melakukan tindakan kriminal atau kejahatan. Peristiwa itu terjadi di mana, siapa aktivis KNPB yang ada dan menjadi pelaku pada saat itu. Justru KNPB adalah korban. Kantor sekretariat KNPB sektor Organda dikorbankan dalam aksi itu dan rumah warga lainnya itu dibiarkan terbakar,” bantah KNPB, Rabu (10/6/2015) menanggapi berita yang dimuat di website Berita Satu pada tanggal 9 Juni 2015.
Menurut Jubir Nasional KNPB, Bazoka Logo, KNPB meminta Portal Berita Satu yang muat berita bahwa masa KNPB yang melakukan penyerangan itu segera bertanggungjawab. Media tidak bisa seenaknya tuduh KNPB.
“Maka itu kami minta agar Berita Satu tunjukkan bahwa siapa aktivis KNPB yang terlibat masa KNPB itu dibawah pimpinan siapa, KNPB itu ada pimpinan. Lalu, KNPB siapa yang perintahkan untuk melakukan penyerangan, kapan, dimana, secara tertulis atau lisan,” tegas Logo.
Header advertisement
Kata dia, Berita Satu harus buktikan fakta. Kalau tidak ada itu jangan bawa nama KNPB. Justru KNPB minta agar setiap orang yang melindungi pelaku dan melakukan pembakaran rumah itu yang   segera bertanggungjawab terhadap rumah-rumah warga dan sekretariat KNPB yang sudah dibakar.
“Karena kami bukan pelaku. pencurian motor pun bukan kami yang lakukan. Siapa oknum yang sedang cari makan dalam kesempatan itu. Berita Satu harus bertanggungjawab,” tegasnya.
Sebelumnya, pada Selasa (9/6/2015) Portal Berita Satu menulis, dari data yang diperoleh SP, dua warga yang meninggal dunia yakni, Hendrik Lasamahu, (Ketua RT 02 Organda) dan Simon Lukete, yang merupakan kerabat dekat almarhum Hendrik Lasamahu.
Kedua warga tersebut meninggal dunia di RSUD Abepura, akibat mengalami luka tikam yang cukup serius di bagian perut tembus punggung serta luka terkena parang di bagian wajah. Selain dua orang meninggal dunia, empat warga lainnya juga mengalami luka tikam, bahkan seorang kondisinya masih kritis dan dirawat di ruang ICU RSUD Abepura, termasuk Ketua RT 03 Organda Wandadaya, yang mengalami luka bacok di bagian kepalanya.
Tidak hanya korban jiwa dan luka-luka, dalam aksi penyerangan yang dilakukan secara brutal oleh sekelompok warga yang merupakan massa Komite Nasional Papua Barat itu, puluhan rumah warga juga mengalami kerusakan akibat dirusak para pelaku. (Arnold Belau)

http://tabloidjubi.com/2015/06/11/knpb-minta-portal-berita-satu-buktikan-keterlibatan-knpb-dalam-kasus-organda/