Juru Bicara Nasional KNPB, Bazoka Logo - Jubi/Arnold Belau |
Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat meminta
pertanggungjawab dari portal Berita Satu terkait pemberitaannya yang
mengatakan sekelompok masa KNPB melakukan serangan di Organda.
“Soal nama KNPB yang dimuat di Berita Satu, kami mau tegaskan bahwa
pada saat itu tidak ada kegiatan maupun jadwal kegiatan oleh KNPB. Itu
kasus kriminal, KNPB tidak pernah instruksikan untuk melakukan tindakan
kriminal atau kejahatan. Peristiwa itu terjadi di mana, siapa aktivis
KNPB yang ada dan menjadi pelaku pada saat itu. Justru KNPB adalah
korban. Kantor sekretariat KNPB sektor Organda dikorbankan dalam aksi
itu dan rumah warga lainnya itu dibiarkan terbakar,” bantah KNPB, Rabu
(10/6/2015) menanggapi berita yang dimuat di website Berita Satu pada
tanggal 9 Juni 2015.
Menurut Jubir Nasional KNPB, Bazoka Logo, KNPB meminta Portal Berita
Satu yang muat berita bahwa masa KNPB yang melakukan penyerangan itu
segera bertanggungjawab. Media tidak bisa seenaknya tuduh KNPB.
“Maka itu kami minta agar Berita Satu tunjukkan bahwa siapa aktivis
KNPB yang terlibat masa KNPB itu dibawah pimpinan siapa, KNPB itu ada
pimpinan. Lalu, KNPB siapa yang perintahkan untuk melakukan penyerangan,
kapan, dimana, secara tertulis atau lisan,” tegas Logo.
Kata dia, Berita Satu harus buktikan fakta. Kalau tidak ada itu
jangan bawa nama KNPB. Justru KNPB minta agar setiap orang yang
melindungi pelaku dan melakukan pembakaran rumah itu yang segera
bertanggungjawab terhadap rumah-rumah warga dan sekretariat KNPB yang
sudah dibakar.
“Karena kami bukan pelaku. pencurian motor pun bukan kami yang
lakukan. Siapa oknum yang sedang cari makan dalam kesempatan itu. Berita
Satu harus bertanggungjawab,” tegasnya.
Sebelumnya, pada Selasa (9/6/2015) Portal Berita Satu menulis, dari
data yang diperoleh SP, dua warga yang meninggal dunia yakni, Hendrik
Lasamahu, (Ketua RT 02 Organda) dan Simon Lukete, yang merupakan kerabat
dekat almarhum Hendrik Lasamahu.
Kedua warga tersebut meninggal dunia di RSUD Abepura, akibat
mengalami luka tikam yang cukup serius di bagian perut tembus punggung
serta luka terkena parang di bagian wajah. Selain dua orang meninggal
dunia, empat warga lainnya juga mengalami luka tikam, bahkan seorang
kondisinya masih kritis dan dirawat di ruang ICU RSUD Abepura, termasuk
Ketua RT 03 Organda Wandadaya, yang mengalami luka bacok di bagian
kepalanya.
Tidak hanya korban jiwa dan luka-luka, dalam aksi penyerangan yang
dilakukan secara brutal oleh sekelompok warga yang merupakan massa
Komite Nasional Papua Barat itu, puluhan rumah warga juga mengalami
kerusakan akibat dirusak para pelaku. (Arnold Belau)
http://tabloidjubi.com/2015/06/11/knpb-minta-portal-berita-satu-buktikan-keterlibatan-knpb-dalam-kasus-organda/