Pages

Pages

Jumat, 12 Juni 2015

EMPAT KEBOHONGAN PR III UNCEN YANG HARUS DI ANTISIPASI

Kesimpulan dari semua pembicaraan yang keluar dari mulut Bapak PR III UNCEN Fredrik Sokoy, serta berdasarkan keterangan dari semua aktivis mahasiswa yang telah sering kali mendengar serta berbicara dengan beliau. Masukan serta dorongan beliau kepada para aktivis dinilai hanya sebetas retorika belaka. Kata-kata yang lembut semata-mata hanya ketrampilan komunikasinya sebagai seorang dosen (Jurusan Antropologi) dan seorang politisi dari Kabupaten Jayapura (Beliau pernah gagal dalam ferivikasi  Balon Bupati kab. Jayapura).

Paling pertama adalah, beliau sebaFeatured imagegai seorang dosen selalu mendorong mahasiswa (aktivis) untuk melakukan satu trobosan-terobosan intelektual selain demonstrasi. Pembicaraan beliau dan para aktivis mahasiswa selalu berakhir kepada suatu kesimpulan yaitu pelaksanaan ‘seminar’. Kegiatan untuk mengkaji isu yang angkat oleh mahasiswa. Namun sekali lagi ternyata adalah kebohongan beiau untuk meminta mahasiswa menghentikan aksi demonstrasi di gapura Uncen. Sejak tahun 2013 misalnya, mahasiswa selalu meminta difasilitasi auditorium untuk sminar menganai Otsus Plus namun tidak pernah di gubris. Pada tahun 2015 awal mahasiswa telah meminta di fasilitasi auditorium untuk seminar budaya “apakah Papua adalah melanesia” namun itu juga hasilnya adalah penolakan dari lembaga Uncen.

Kedua adalah tentang organisasi kemahasiswaan, Beliau semenjak naik jabatan sebagai PR III Uncen selalu mendesak para aktivis mahasiswa yang menduduki jabatan organisasi  Ketua BEM/MPM, BEMF/DPMF, HMJ, Komisariat) untuk segera mereorganisasi tepat waktu, yaitu hanya setahun seperti aturan kepmendikbud No 155. Dengan alasan tertip berorganisasi mahasiswa. Namun semata-mata adalah salah satu dari taktik  beliau untuk mereduksi aktivisme mahasiswa di kampus. Beliau beranggapan kapasitas mahasiswa sebagai pengurus organisasi akan banyak mempengaruhi mahasiswa karena kontak pegurus organisasi dengan mahasiswa di jurusan hingga fakutas. Bukti dari hal itu adalah masi dibiarkannyaan pennudaan reorgansasi  tingkat universitas BEM/MPM Uncen dan BEMF/DPMF di kampus, hal terbut dipahami karena oknum mahasiswa adalah alat beliau untuk mereduksi gerakan mahasiswa di kampus. Mahasiswa yang demonstrasi biasanya disulurh bubar dan di pukul oleh mereka.

Ketiga adalah kebohonngan PR III Uncen tentang aktivitas keluar masuk  Kepolisian di dalam kampus Uncen. Selalu saja atas nama lembaga belia berdali bahwa Uncen selalu ditekan oleh lembaga kepolisian, ada juga dia katakan banyak pelaku kriminalitas yang bersembunyi di wilayah kampus, dll. Pada waktu pembongkaran poskoh MSG di kampus abepura PR III melakukan pembohonga bahwa pembongkaran itu atas desakan POLDA Papua, Beliau mendesak mahasiswa sendiri untuk membongkar posko MSG, dikarenakan ancaman polisi akan masuk dan membabi buta menangkapap serta membongkar posko di dalam kampus. Namun ternyaat kedatangan pihak kopilisian tidak langsung membongkar namun menunjukan surat “permohonan pembongkaran posko”.

Kebongan selanjutnya adalah pendakatan kepada para aktivis mahasiswa atau mahasiswa yang di anggap sebagai mahasiswa yang punya peluang dapat mempengaruhi mahasiswa lain. Hal tersebut biasanya dari hasil pemetaan beliau secara pribadi maupun informasi dari mahasiswa lain (informan). Beliau selalu mendekatkan diri dan secara pribadi menawarkan beasiswa (bantuan studi). Secara intens beliau meminta waktu berdiskusi dan meminnta dikumpulkannya data mahasiswa sebagai syarat bantuan studi tersebut. Strategi ini berhasil karena mengikat emosional mahasiswa dengan beliau sekaligus dapat mengontrol mahasiswa (aktivsis) tersebut. Beasiswa ini sebagian aktivis mahasiswa telah dapat dan sebagian lainnya tidak ada kejelasan.

Dengan demikian saya menghimau kepada para pejuang di kampus (aktivis Papua Merdeka) untuk terus menanamkan dalam dirinya, jiwa serta Idialisme yang kuat agar tidak mudah di perdaya dengan omongan dan tipu daya pihak-pihak yang tidak memahami perjuangan besar rakyat Papua yang juga telah jatuh pada pundak kita mahasiswa Papua (pak RT)

https://gemparpapua.wordpress.com/2015/06/10/empat-kebohongan-pr-iii-uncen-yang-harus-di-antisipasi/