Pages

Pages

Jumat, 12 Juni 2015

Indonesia Hanya Butuh Tanah Papua, Bukan Orang Asli Papua

Filep Karma (Tengah) Bersama Anggota DPR Papua, Emus Gwijangge dan Ruben Magay - Jubi/Arjuna
Jayapura, Jubi – Penangkapan para aktivis Papua ketika melakukan demo damai belakang ini, disoroti salah satu Tahanan Politik Papua, Filep Karma. Katanya, sejak SBY menjadi Presiden RI selama 10 tahun, hingga kini jaman Jokowi, tak ada perubahan perlakuan terhadap orang asli Papua.

“Saya menduga perlakuan – perlakuan itu adalah skenario atau sistim besar yang sedang dimainkan untuk melenyapkan etnis Papua dari tanah Papua. Tanah Papua dibutuhkan, tapi orang asli Papua tidak dibutuhkan oleh Negara Republik Indonesia,” kata Filep Karma, Rabu (10/6/2015).

Menurutnya, penangkapan beberapa aktivis Papua belakang ini ketika melakukan demo damai, sama seperti yang ia alami beberapa tahun lalu. Katanya, ketika itu, ia sudah menyurat ke Polda, dan Polda menjawab tidak mengijinkan.
Header advertisement
“Saya tidak minta ijin. Saya hanya pemeritahuan, kalau saya ada kegaiatan agar polisi datang mengamankan kegiatan saya. Tidak menggangu orang, juga orang jangan menggangu kegiatan saya. Tapi polisi dan aparat kodim justru datang merampas tiang bendera sampai baku pukul dengan teman – teman pengikut aksi,” ucapnya.

Pada suatu kesempatan, anggota Komisi I DPR Papua bidang Politik, Hukum dan HAM, Laurenzus Kadepa mengatakan, kepolisian tak boleh membatasi berpendapat di muka umum, baik yang dilakukan perorangan, kelompok, atau organisasi.

“Menyampaikan pendapat di muka umum dijamin undang – undang, sepanjang aksi itu damai, tak anarkis. Kondisi Papua kini terus dipantau dunia internasional, karena kini terjadi krisis kemanusiaan,” kata Kadepa kala itu. (Arjuna Pademme)

http://tabloidjubi.com/2015/06/10/indonesia-hanya-butuh-tanah-papua-bukan-orang-asli-papua/