Gadis Melanesia West Papua (Foto, Dok Yeimo) |
Indahnya Senja di sore hari
Ku duduk termenung
dipinggiran pantai Enggros
Disudut teluk Youtefa
menikmati angin sepoi-sepoi
Memandang tenggelamnya
mentari di Ufuk Barat
Sambil menatapi setangkai dahan
Yang nampak Menjulang kearah laut
Pengkhayalanpun tak lama muncul dalam benakku
Tersisip cerita kisah rindu pada dunia Asaku
Memikirkan sepangkal hal sirna
Senja masih tak berparas bagiku
Ketika senja mulai tenggelam dalam suasana hening
Terdengar gemelicik suara seorang gadis
Dari kejahuan alun-alun Timur
Hati terasa pilu mendengar kemelicikan suara itu
Sedetik waktupun berlalu
Seorang gadis dengan elok parasnya menghampiriku
Kumenatapi gadis itu sambil mengamati tubuhnya
Terlihat gadis Melanesia,
dipenuhi dengan khas tubuhnya,
Wajahnya hitam manis,
rambutnya keriting mengguling,
Pupil matanya menghitam,
terasa lepaslah keletihan tubuhku
Dengan hangatan dekapannya.
Terdengar kebisikan suara lembutnya
Gadis Melanesia ini berkata
Aku telah melihat indahnya jutaan senja dari kejauhan sana
Namun, sayangnya
tak ada yang dapat memahami apa isi hatimu saat ini?
Maka, Akulah memjumpai dirimu,
untuk mengatakan siapa Anda sebenarnya ?
“Lupakanlah masa laluMu yang telah sirna
Kaulah Gadis Melanesia paling berarti Kaulah
Gadis Melanesia Sulit untuk didapatkan
Senyumanmu sungguh mahal
Eloknya parasmu rumit ditemukan
Tengoklah dibelakang sana seribu jenis kupu-kupu
berlomba mengejarmu
Gadis Melanesia Kaulah emas permataku
Eksotiknya kealamian hiasan tubuhmu”
Kata Si gadis Melanesia menyegarkan layunya hati.
Karya : Velisela Cecilia Yeimo