Meneyer Nasution (tegah kemeja batik kuning) saat menerima para aktivis Papua itu Kita (Jubi/Mawel Benny) |
Penyataan itu disampaikan Manajer Nasution, Komisioner Komnas HAM kepada aktivis HAM dari berbagai NGO di Jakarta yang tergabung dalam aksi “Papua itu Kita”, Kamis (26/2/2015).
“Kami sudah melakukan penyelidikan. Kami menemukan di sana ada pelanggaran hak hidup, hak anak, hak perempuan,” katanya dalam pertemuan dengan para aktivis di ruang pengaduan, kantor Komnas HAM.
Katanya dalam penyelidikan, Komnas HAM menemukan 13 korban luka. Seorang anak diantaranya ditemukan korban luka tembak di kaki. Anak yang tidak disebutkan nama itu masih dirawat keluarga di Paniai. Katanya Komnas HAM juga telah melakukan rekonstruksi peristiwa melibatkan korban di lapangan Karel Gobay.
“Kita rekonstruksi kasus ini untuk menentukan arah tembakan. Maret laporan ini kita bawa ke paripurna pada Selasa, 3 Maret,” katanya.
Manejer mengakui keterangan korban itu dikumpulkan sebelum Komnas HAM meminta keterangan pihak aparat keamanan baik dari POLRI maupun TNI.
“Kami akan minta keterangan Polisi dan TNI. Kami tidak ada niat sama sekali meminta keterangan pihak ketiga yang disebut-sebut selama ini,” katanya.
Jati, aktivis KontraS yang terlibat dalam aksi itu meminta Komnas HAM serius dalam meminta keterangan terhadap Polisi dan TNI karena pengalaman membuktikan terjadinya resistensi ketika dipanggil untuk dimintai keterangan. Kalau boleh, kata Jati, Komnas HAM melakukan pemanggilan paksa.
“Gunakan hak pemanggilan paksa kalau itu memungkinkan,” katanya mengusulkan. (Mawel Benny)
Sumber : www.tabloidjubi.com