Pages

Pages

Minggu, 25 Januari 2015

PEMEKARAN DAERAH BARU MENDATANGKAN KEPUNAHAN ETNIS

Kepunahan Etnis Papua Barat

PEMEKARAN DAERAH BARU MENDATANGKAN KEPUNAHAN ETNIS

SWP-NEWS: Dalam kehidupan sosial pada suatu wilayah ataupun daerah sering mengadapai berbagai problema sebagai tantangan, halangan bagi umat manusia yang hendak memisahkan diri dari penjajahan. Dan setiap manusia juga mempunyai akal budi, dan kebijaksanaan, yang telah diberikan oleh maha pencipta kepada setiap orang untuk berfikir logis dalam keadaan seperti yang kita alami saat ini. Serta membangun hubungan kekerabatan yang harmonis. Dan didalam kebersamaan dan kekompakan itu juga untuk mendirikan sebuh negara yang bermandiri tanpa dijajah dan diintervensi dari kaum imprealisme dan para kolonialisme.

Pada dunia perkembangan moderen saat ini, ada banyak kaum intektual dan para politisi berupaya untuk merubahkan suatu wilayah ataupun daerah dengan berbagai alasan irasional, hanya karena demi kepentingan diri mereka. Bila kita sebagai manusia yang berakal budi, dan disebut sebagai pengganti para leluhur yang berjasa, semestinya berfikir dan melihat situasi saat ini. Kondisi dan situasi saat ini sangat dikhawatirkan bagi rumpun Melanesia di Bumi Cenderawasih diatas tanah kami sendiri.

Kita sudah berpendidikan dan punya pengalaman yang cukup untuk mencipkan kesejahteraan. Namun yang menjadi persoalan adalah kehidupan kita selama ini sepertinya berada dalam sebuah tempurung. Manusia mengalami kesiksaan dan penderitaan sepanjang ini. Dimanakah akal budi kita? Sebelumnya, orangtua kami memikirkan anak-anak kami yang akan menentukan nasib sendiri. Tetapi justru kita juga terpengaruh dengan system kolonial Indonesia dengan paradigma berfikir orang-orang melayu jawa sudah nampak diseluruh wilayah tanah papua. Semestinya, kita melawan dari imperealisme dan kolonialisme tetapi semuanya ini manusia papua menujuh kepunahan etnis. 

Jika kita hendak berlayar ketempat tujuan yang sama perlunya mengkonsolidasi semua organ yang ada, kekompakan, persatuan dan kesatuan dari seluruh rakyat bangsa papua barat. Sebenarnya rakyat masih membutuhkan kemerdekaan atau penentuan nasib sendiri. Tetapi didikan otak melayu juga sudah mulai menyamar diseluruh wilayah tanah papua. Kurangnya persatuan dan kesatuan dari masyarakat atas persoalan ideologi sehingga ideologi perjuangan papua barat itu, terkadang tidak tercapai sesuai keinginan mereka.

Rakyat papua jangan terprovokasi dengan ilusi-ilusi yang dirayu oleh para penghianat, dan para koruptor itu. Orang seperti Yudas iskariot sudah mulai menyebar dengan berbagai rayuan untuk mempengaruhi kepada masyarakat dengan alasan untuk menciptakan kesejahteraan. itu semuanya adalah omong kosong belaka demi mendominasi kapitalisme dan hegomoni dalam bentuk sistematis. Orang papua sebagai identitas yang jelas yakni, rumpun melanesia papua barat. Rakyat West Papua bukan memerlukan kesejahteraan dan pemekaran Provinsi dan daerah baru, melainkan “Penentuan Nasib Sendiri atau merdeka sendiri”.

Rakyat West papua bangsa melanesia hanya membutuhkan pengakuan dari NKRI sebagaimana dikatakan oleh para pejuang diluar negeri maupun didalam negeri terutama para pejuang yang berada di Tanah papua. Orangtua atau TPN-OPM masih mampu berjuang secara bermartabat, sesuai pernyataan resmi “Tuan: Gen-Goliat Tabuni bersama seluruh Panlima Kodam setiap Daerah. Dan logika berfikir mereka jauh lebih baik dibandingkan orang berpendidikan. Orang berpendidikan hanya memperjuangkan demi memanfaatkan kepentingan diri tanpa adanya rasa kepedulian atau kasih sayang terhadap orangtua mereka sendiri. Dengan adanya pendekatan kabupaten seluruh wilayah tanah papua seakan-akan perjuangan tidak akan ada lagi, Dikarenakan tempat persembunyian bagi orangtua atau TPN-OPM sudah diketahui melalui pendekatan pemekaran kabupaten itu.

Tanah papua adalah wilayah yang diperjuangkan untuk menentukan nasib sendiri melalui perundingan secara demokratis berdasarkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) sepanjang ini. Oleh karenanya, Siapun yang merasa diri bahwa kita adalah bangsa papua barat atau bangsa melanesia berambut kriting kita harus menghakhiri diatas tanah kami, hingga menuju pada tujuan kebebasan menjadi ideologi bersama.

Wahaii…Tanah Papua!, dengarkanlah seruan dan tangisan bagi bangsa papua sepanjang ini. Manusia papua tiap saat dapat dibunuh terus-menerus dan hampir mencabut nyawa yang masih tersisa-sisa diatas tanah leluhur kami. Lenyapkanlah mereka yang hanya demi memanfaatkan kepentingan diri tanpa memikirkan rakyat yang masih membutuhkan kebebasan. Kondisi dan situasi seperti saat ini, memang darurat militer Indonesia di tanah papua. Tetapi kita tidak akan menyerah sampai papua merdeka adalah harga diri bangsa. Walaupun bumi cendrawasih menguasai dengan kaum penjajah dan para penghianat tetapi kami yakin bahwa, papua harus merdeka. (Awimee G / Aktivis)


Redaksi: SWP-NEWS