ist amp |
Uang menjadi tujuan hidup berlangsungnya sebuah peran pelajar, makanya Fidel Catro bilang kalau revolusi itu lahir, kalau semua dikap-sikap fanatik harus di cut (di hentikan).
Afrika selatan
bebas bukan karena sikap fanatik itu sendiri, doktrin mereka beda dengan
situasi yang terbangun. Sistem penjajahan baru (Benny Giay) melalui
budaya, agama, sosial kultur masyarakat ditentang habis-habisan melalui
kekerasannya yang kelihatannya tidak seperti yang kitong kita.
Uang sudah disediakan, pemekaran sudah disediakan, mada ada organ sosial bicara soal kebenaran. Malah sebaliknya, bagaimana sebuah pelurusan positif atas organisasi dan pemeritnah terus diutamakan sambil berlanjutnya semua kejahatan negara.
Sudah begitu masih didoktrin dengan situasi yang memukau adanya ideologi yang berbeda-beda. Ideologi itu musti disatukan budan digandakan. Ideologi itu cuma sebuah kesadaran palsu (Karl Marx) yang dipakai alat untuk melihat kondisi rill orang yang lahir atas dasar kepentingan manusia saja, tapi pada prakteknya menjadi sebuah jalan keselamatan orang.
Mengaku-ngaku orang beragama tapi agama itu sebuah candu masyarakat (Karl Marx). Lahirnya agama itu musti Ora Et Labora. Ora Et Labora yang diartikan sebagai Berdoa sambil bekerja, belajar dari sang Juru Selamat yaitu Yesus Kristus, yang mati untuk orang banyak. Bukan berdoa untuk segelintir orang atau untuk keluarga.
Apa lagi untuk individu untuk kerja suatu pemerintahan dalam doa, itu namanya otak dol alisa otak abal-abalan.
Apa lagi orang tuah jadi pejabat di daerah baru anaknya dijamin hidupnya. Doktrin apatis alias malas tahu mengalir bagai air dalam hidupnya. Mengenal identitas sebagai seorang yang dijajah hilang ditelan bumi dan udarah, bagaimana hidup sudah sejahtera di tengah-tengah kemelaratan manusia.
Otak dibalik sistem politik nomor 3 dunia sapa yang mau lawan, yang bisa lawan hanya "SADAR" akan segalah sesuatu.
Kata Sadar itu sederhana tapi punya maknya yang bajinyan kompleks. Ketika orang tuah atau saudara meninggal hati sakit dan hancur. Kalau ada uang buat apa sedih yang sedih itu omong ganda dalam permainan koprol apatis yang pura-pura menjadi orang yang tra tahu dengan situasi.
Iyo too....
MIKAELL KUDIAI
Uang sudah disediakan, pemekaran sudah disediakan, mada ada organ sosial bicara soal kebenaran. Malah sebaliknya, bagaimana sebuah pelurusan positif atas organisasi dan pemeritnah terus diutamakan sambil berlanjutnya semua kejahatan negara.
Sudah begitu masih didoktrin dengan situasi yang memukau adanya ideologi yang berbeda-beda. Ideologi itu musti disatukan budan digandakan. Ideologi itu cuma sebuah kesadaran palsu (Karl Marx) yang dipakai alat untuk melihat kondisi rill orang yang lahir atas dasar kepentingan manusia saja, tapi pada prakteknya menjadi sebuah jalan keselamatan orang.
Mengaku-ngaku orang beragama tapi agama itu sebuah candu masyarakat (Karl Marx). Lahirnya agama itu musti Ora Et Labora. Ora Et Labora yang diartikan sebagai Berdoa sambil bekerja, belajar dari sang Juru Selamat yaitu Yesus Kristus, yang mati untuk orang banyak. Bukan berdoa untuk segelintir orang atau untuk keluarga.
Apa lagi untuk individu untuk kerja suatu pemerintahan dalam doa, itu namanya otak dol alisa otak abal-abalan.
Apa lagi orang tuah jadi pejabat di daerah baru anaknya dijamin hidupnya. Doktrin apatis alias malas tahu mengalir bagai air dalam hidupnya. Mengenal identitas sebagai seorang yang dijajah hilang ditelan bumi dan udarah, bagaimana hidup sudah sejahtera di tengah-tengah kemelaratan manusia.
Otak dibalik sistem politik nomor 3 dunia sapa yang mau lawan, yang bisa lawan hanya "SADAR" akan segalah sesuatu.
Kata Sadar itu sederhana tapi punya maknya yang bajinyan kompleks. Ketika orang tuah atau saudara meninggal hati sakit dan hancur. Kalau ada uang buat apa sedih yang sedih itu omong ganda dalam permainan koprol apatis yang pura-pura menjadi orang yang tra tahu dengan situasi.
Iyo too....
MIKAELL KUDIAI