Gubernur
Papua New Guinea, Garry
Juffa, menegaskan bahwa
“dirinya siap berdiri
bersama Papua Barat untuk memperjuangkan kemerdekaan yang pernah
dicapai”
Ia
juga mengatakan, “Pemerintah Indonesia melakukan kejahatan
terhadap masyarakt adat Papua melalui Aparat keamanan TNI/POLRI,
hingga menewaskan 700.000 ribu orang Papua Barat sejak awal Papua di
anekasikan hingga kini. Pemerintah PNG perlu membantu Papua mencapai
kemerdekaan politik dari Indonesia”
Photo: Garry Juffa |
Pernyataan
pemerintah PNG ini, melatarbelakangi dengan bersoalan besar yang kini
di kenal dengan nama PEPERA tahun 1969.
Pemerintah
PNG Garry Juffa, menyatakan bahwa “PBB yang didukung
Pepera tahun 1969 tidak demokratis dan tidak mewakili mayoritas orang
Papua Barat”
PEPERA
1969 adalah sebuah catat hukum yang tak demokrasi dan secara tak
beraturan. PEPERA dilakukan juga dibawa kekerasan dan juga tidak
melibatkan orang Papua Barat secara mayoritas .
Ia
juga menanggapi bahwa “Suara PEPERA, dengan 1.025 pria dan wanita yang
dipilih oleh militer Indonesia di Papua Barat, terlibat meminta
mereka mengangkat tangan mereka atau membaca dari script disiapkan di
depan pengamat PBB”
Sehingga
Gubernur Juffa mengatakan ia telah menyiapkan petisi kepada
Sekretaris Jenderal PBB untuk mengkaji hal tersebut.
Sumber:
www.radionz.co.nz