MAHASISWA
PAPUA SURABAYA : HENTIKAN KEKERASAN DI PAPUA YANG MENIMPAH RAKYAT SIPIL DAN
JOKOWI-JK BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBUNUHAN BRUTAL DI PANIA SERTA BERIKAN
KEMERDEKAAN BAGI RAKYAT PAPUA
Surabaya_ Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi
Mahasiswa Papua (AMP) komite Surabaya menggelar aksi pada 10/12/2014.
Titik kumpul masa/ mulai Long March dari depan Hotel Santika Pandegeling surabaya, hingga
titik nol Depan Gedung Grahadi Jl. Gubernur Suryo.
Dalam orasi-orasinya, mereka meminta hentikan
kekerasan di papua yang menimpah rakyat sipil, dan Rezim Jokowi dan JK
bertanggung jawab atas semua pelanggaran HAM yang terjadi di Papua selama ini
lebih khususnya yang terjadi pada 8 desember 2014 di Enarotali Kab, Paniai
Papua serta Rezim Jokowi-JK segera memberikan KEMERDEKAAN kepada Bangsa Papua. Ungkap
para orasi di tengga orasinya.
Menurut koordinator Lapangan Step Pigai, Pelanggaran
terberat yang baru saja (8/12/2014)
yang terjadi di Enarotali Kab. Paniai Papua adalah HAM terberat. Kejadian ini
bermula dari TNI-POLRI yang menewaskan 5 orang rakyat sipil, antaranya 3 siswa
SMA N 1 Enarotali, 1 Mahasiswa STIE dan 1 rakyat sipil dan 14 orang mengalami
luka. serta menolak penambahan kodam di tanah Papua yang di rencanakan oleh
Jokowi Presiden RI. Hal tersebut di benarkan oleh Jubir Fransiskus Madai.
Dalam yel-yel orasinya masa menyebutkan bahwa,
Papua-Merdeka, Merdeka-Papua, hidup Mahasiswa Papua-Hidup, serta Papua bukan
merah putih-namun, Papua adalah Bintang Kejora. Adapula yel-yel yang mereka
sebutkan Pindah di muka- Papua mau lewat serta melawan para kolonial indonesia,
itulah ungkapan para orasi sambil berteriak di jalan.
Lanjut Madai, berhubung dengan hari Hak Asasi Manusia (HAM)
Sedunia maka, ini menjadi moment yang pas. Karena, seluruh mahasiswa yang
berada di pulau jawa turun jalan untuk menyikapi Penembakan oleh TNI-POLRI yang
di lakukan di Enarotali Kab. Paniai Papua hingga menewaskan 5 korban mati
tempat dan 14 lainnya luka parah.
Masa Sempat
Ribut Dengan Polisi
Sampai pada titik nol sekitar jam 12.00. Masa menghadap gedung Negara dan membuat 3
bershaf ke belakang.
Orasi sedang berjalan, polisi, polantas, dll menyuruh
masa untuk mem-perpendek barisan tersebut dengan alasan mengganggu lalu lintas.
Masa bersama polisi bertarik menarik sekitar 15 menit.
Lalu masa membuat lingkaran besar di tengga jalan raya Suryo. Akhirnya masa
menang atas penolakan Polisi, polantas dll.
Kemudian, masa melanjutkan orasi-orasinya hingga
selesai. Akhirnya masa menghakiri dengan pembacaan Pernyataan Sikap yang di
bacakan oleh Steven Pigai, Salam Pembebasan.
Mesak Pekei
http://bunamonews.blogspot.com/2014/12/mahasiswa-papua-surabaya-hentikan.html