Pages

Pages

Jumat, 12 Desember 2014

Kantor HAM PBB Desak Indonesia Fasilitasi Tim Investigasi Independen


Koban penembakan Warga sipil oleh milityer Indonesia TNI/POLRI di kabupaten Paniai, Provinsi Papua pada tanggal 8 Desember 2014.

Koban penembakan Warga sipil oleh milityer Indonesia TNI/POLRI di kabupaten Paniai, Provinsi Papua pada tanggal 8 Desember 2014.

Jayapura, Jubi – Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mendesak pemerintah Indonesia memfasilitasi tim investigasi independen dan menyeluruh atas aksi brutal penembakan kilat yang dilakukan aparat kemanana Indonesia terhadap lima remaja Papua di Lapangan Karel Gobai, Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua, Senin (8/12).
Radio New Zealand (RNZ) melaporkan, seorang juru bicara untuk kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Rupert Colville mengatakan, Komisaris Tinggi PBB telah menyatakan peringatan pada pembunuhan yang dilaporkan lima remaja Papua oleh gabungan kekuatan polisi dan militer Indonesia.
“Laporan (ini) memprihatinkan kekerasan berkala di Papua, desak pemerintah untuk fasilitasi investigasi independen dan menyeluruh atas kasus ini,” kata Colville seperti dikutip RNZ, Rabu (10/12). Ia mengatakan pihaknya akan terus terlibat mendorong pemerintahan baru Indonesia terhadap isu Papua.
Sementara itu, Suara Papua.com melaporkan, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Irjen Yotje Mende dan Panglima Komando (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Mayjen Fransen Siahaan, yang direncakan tiba di Paniai pada Rabu (10/12), dikabarkan batal datang tanpa alasan yang jelas.
Salah satu warga Paniai, Tinus Pigai, dalam keterangan via telepon menjelaskan, sejak kejadian penembakan pada 8 Desember 2014 lalu, warga Paniai telah menuntut Kapolda dan Pangdam untuk datang langsung ke Paniai.
“Hari ini dari pagi sampai sore masyarakat tunggu, tapi Kapolda dan Pangdam tidak kunjung datang, masyarakat benar-benar kecewa, artinya kedua petinggi militer di Papua ini tidak mau bertanggung jawab,” kata Pigai.
Menurut Pigai, karena keempat jenazah telah berada di lapangan dua hari lamanya, dan dalam kondisi yang rusak, maka warga bersama pemerintah daerah bersepakat untuk memakamkan keempat jenazah di depan kantor Komando Rayon Militer (Koramil) Paniai Timur, yang bersebelahan dengan lapangan Karel Gobay.
“Masyarakat sudah gali empat kuburan, dan semuanya sudah dimakamkan di depan kantor Koramil, tepat dibawah tiang bendera merah putih. Jenazah yang satunya sudah dikuburkan oleh keluarga kemarin di kampung Ikeb. Kami intinya menyesalkan tindakan Pangdam dan Kapolda yang tidak datang ke Paniai,” tegas Pigai.
Pigai menyampaikan, keempat jenazah warga sipil yang dikuburkan di depan kantor Koramil Paniai Timur adalah Apinus Goba, Simo Degei, Alpius You, dan Yulianus Yeimo.
Dikatakan, masyarakat lebih memilih menguburkan keempat jenazah di depan kantor Koramil agar ada pertanggung jawaban dari aparat keamanan Indonesia, karena pelaku penembakan adalah aparat keamanan.
“Tidak benar kalau ditembak oleh TPN-OPM, apalagi karena warga berkelahi, dalam foto sudah jelas-jelas ditembak oleh aparat keamanan dengan peluru tajam yang mematikan, kita bisa lihat di foto-foto, bahwa pelakunya memang aparat keamanan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Adat Pania (DAP), Jhon NR Gobay, yang sedang berada di lapangan mengungkapkan, masyarakat Paniai benar-benar menyesalkan keputusan kedua petinggi aparat keamanan yang tidak melakukan kunjungan ke Paniai.
“Apa yang mereka takutkan disini, warga hanya minta mereka bertanggung jawab dengan mencari pelaku penembakan, dan dihukum seberat-beratnya, kami sangat menyesalkan keputusan mereka membatalkan kunjungan ini,” kata Gobay.
Gobay juga meminta aparat keamanan untuk tidak terus melakukan pembohongan publik di media massa dengan mengatakan pelaku penembakan adalah anggota TPN/OPM.
“Di berbagai media massa saya lihat Kapolda dan Pangdam takut mengatakan kalau mereka yang bunuh, padahal sudah jelas-jelas, bukti-bukti selongsong peluru juga telah kami kantongi,” tegas Jhon. (Yuliana Lantipo/SUARAPAPUA.com)