Sejumlah pemimpin politik rakyat Papua Barat berfoto usai deklarasi Saralana (Foto: Ist) |
Sebby Sambom, salah satu aktivis Papua Merdeka yang ikut dalam simposium ini menegaskan, semua pimpinan politik juga bersepakat untuk mendeklarasikan sebuah kesepakatan bersama yang disebut dengan “Saralana Declaration on West Papua 2014”.
Deklarasi tersebut ditandatangani oleh Dr. Rex Rumakiek dari West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL), Edison Waromi dari perwakilan Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB), dan Bucthar Tabuni dari Parlemen Nasional West Papua(PNWP).
Simposium ini juga secara demokrasi memilih lima orang pemimpin untuk menjalankan ULMWP, yakni, Octovianus Mote sebaga Sekertaris Jenderal, Benny Wenda sebagai Juru Bicara, dan tiga orang anggota, yakni, Jacob Rumbiak, Rex Rumakiek, dan Leonie Tanggahma.
“Walau terjadi diskusi yang panjang, namun kami telah sepakat untuk membentuk ULMWP. Badan ini lahir setelah pertemuaan yang digelar kurang lebih enam hari lamanya,” kata Sambom.
Menurut Sebby, semua pimpinan faksi politik di Papua Barat memandang langkah persatuan dinilai sangat penting, karena hal ini dirasa sebagai jalan untuk menyelamatkan rakyat Papua Barat yang mengalami kepunahan.
“Kita penting untuk bersatu karena pemerintah Vanuatu sejak tahun 1980 sampai sekarang masih tetap memberikan dukungan penuh bagi Bangsa Papua Melanesia, dimana mereka mempertaruhkan harga diri Bangsa dan Rakyat Vanuatu bagi saudara-saudari mereka di Papua Barat,” kata Sebby.
Menurut Sebby, apapun keputusan yang telah disepakati oleh semua pemimpin Papua Barat, harus diterima dan dapat dilaksanakan, karena kesepakatan tersebut dihasilkan atas campur tangan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Papua Barat dari tangan penjajahan Indonesia.
“Fungsi badan nasional dibentuk untuk melakukan diplomasi di tingkat Internasional, termasuk akan menyusun verifikasi aplikasi keanggotaan Melanesia Spearhead Group bagi Papua Barat,” kata Sebby.
Kata Sebby, kelima orang ini juga akan memikirkan langkah panjang, yakni, memperjuangkan persoalan Papua ke Pasific Island Forum (PIF), dan Komisi Dekolonisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Mantan Perdana Menteri Vanuatu, Barack Sope, Perdana Menteri Vanuatu, Joe Natuman, dan sejumlah tokoh adat masyarakat Vanuatu ikut menyaksikan penandatangan deklarasi Saralana, yang juga disaksikan seluruh peserta simposium.
Akhir penandatanganan deklarasi ini digelar upacara adat yang dipimpin langsung oleh Presiden Dewan Adat Vanuatu, dimana bersyukur karena tiga kelompok perjuangan Papua Barat dapat disatukan oleh saudara-saudari Melanesia dari Vanuatu, pada 6 Desember 2014, sekitar pukul 15:30 waktu setempat.
OKTOVIANUS POGAU
Sumber : www.suarapapua.com/