Pages

Pages

Sabtu, 15 November 2014

Stop Bunuh Orang Papua Dengan Program Transmigrasi

Dari kiri, Ribka Kenelaka, Pontius Omoldoman, Samuel Womsiwor (Jubi/Mawel Benny)
Abepura, Jubi – Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Cendrawasih mendesak pemerintah Indonesia di Jakarta berhenti menghabisi orang asli Papua melalui program transmigrasi. Program ini dituding menjadi sumber hilangnya hak hidup Orang Asli Papua  (OAP) di negerinya sendiri.

“Stop Bunuh Orang Papua dengan Program Transmigrasi,”ungkap Pontius Omoldoman, ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa FiSIP Uncen, kepada Jubi dalam jumpa persnya di Café Prima Garden, Abepura, Kota Jayapura, Papua, Jumat (14/11).

Menurut Omoldoman, ketika orang luar mendatangi Papua, OAP akan terpinggirkan. OAP  kurang pengetahuan karena sistem pendidikan yang carut marut tidak akan mampu bersaing. Orang Papua akan terus terusir jauh dari negeri leluhurnya. “Kalau transmigrasi masuk, memarginalkan orang Papua dari tanah adatnya,”tegasnya.

Persaingan dan perebutan sumber-sumber kehidupan akan berujung pada kecemburuan sosial. Orang-orang yang saling cemburu karena tidak mampu bersaing dan perebutan lahan kehidupan akan menjadi potensi konflik antara warga. Orang yang merasa kuat dan berkuasa akan terus mengejar yang lebih terus terusir. “Orang luar kuasai akan menimbulkan konflik horisontal,” katanya.

Olmek Nawa, ketua komisi A BEM FISIP mengatakan pernyataan yang sama. Program transmigrasi masa pemerintah orde baru memberikan hasil yang buruk bagi masyarakat di masa kini.

Ia mencontohkan program transmigrasi di kabupaten Keerom, dimana  warga  trans lebih banyak dari orang asli.

katanya lagi, orang asli Keerom tidak merasakan hasil pembangunan. Pemerintah terus memusatkan pembangunan di wilayah trans dan wilayah kehidupan asli Keerom jauh dari harapan.Sekolah-sekolah kurang tenaga guru dan fasilitas. ”Orang asli tertinggal jauh”.

Karena kekhawatiran. Ribka Kenelak, Sekretaris BEM FISP Uncen menegaskan pemerintah profinsi Papua harus mengambil sikap tegas terhadap rencana pemerintah Jakarta. ”Pemerintah harus tegas menolak. Kami mendukung sikap gubernur Papua menolak program transmigrasi,”tegasnya. (Mawel Benny)

Sumber : Jubi