Anak-anak di Mamberamo, pada jam sekolah bukannya dalam kelas, tapi berada dalam perahu di atas sungai Mamberamo.(Jubi/Albert Yomo) |
“Guru mengajar waktu pas tahun baru (bulan Januari). Setelah itu gurunya pergi tidak kembali sampai sekarang,” kata Isak Kawena kepada Jubi, di Kasonaweja, pekan lalu.
Isak bahkan tak tahu penyebabnya. Namun menurutnya, beberapa guru sebelumnya yang ditempatkan di kampungnya itu memiliki kebiasaan datang ketika akan dilakukan ujian nasional. Tidak memiliki jiwa untuk mengabdi dan tidak memiliki hati untuk melayani masyarakat di kampung.
Lanjut Isak, kondisi itu sudah berlangsung lama. Setiap guru yang ditempatkan di kampungnya, tidak betah dengan sepinya kampung. Hanya beberapa hari, setelah itu pergi tak kembali.
“Mungkin kampung sepi, jadi mereka tidak bisa tahan,” ujarnya.
Cicilia Sokoy, salah satu staf peneliti dari Yayasan Lingkungan Hidup(Yali) Papua membenarkan kondisi itu.
”Iya benar, saya lakukan pendampingan kakao di kampung itu. Di sana tidak ada kegiatan belajar mengajar, kayaknya setiap hari mereka libur,” jelas Cicilia Sokoy, lewat telepon selulernya, Sabtu(16/11).
Asisten II Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan Kabupaten Mamberamo Raya, Ramses Asmuruf, saat dikonfirmasi, membenarkan kondisi itu.
”Kondisi itu merata di semua kampung. Padahal perhatian pemerintah sangat besar terhadap mereka. Intensif mereka juga besar. Saya pikir, itu dari pribadi orang masing-masing,” jelas Ramses Asmuruf.
Lanjutnya, kebijakan Bupati Mamberamo Raya terhadap bidang pendidikan dan kesehatan cukup baik. Hanya saja, implementasi di lapangan tidak berjalan sesuai keinginan.
“Saya pikir Bupati akan mengevaluasi dan tentunya akan ada kebijakan strategis untuk menjawab persoalan itu,” tutup Ramses.
Kampung Kwerba merupakan salah satu kampung di Distrik Mamberamo Tengah Kabupaten Mamberamo Raya. Memiliki kurang lebih 200 Kepala Keluarga, dengan jumlah anak sekolah dasar sekitar 50-an. Untuk sampai di kampung ini, di tempuh dengan waktu kurang lebih 3 jam dari Burmeso, Ibukota Kabupaten, menggunakan speed boat engine 40 PK, melalui sungai Mamberamo. (Albert Yomo)
Sumber : www.tabloidjubi.com