Pages

Pages

Rabu, 05 November 2014

PEMAHAMAN PEMEKARAN BAGI MASYARAKAT PAPUA KHUSUSNYA MASYARAKAT MAPIA


Wilaytah Pemekaran di Tanah Papua (foto, Umagi)

PEMAHAMAN PEMEKARAN BAGI MASYARAKAT
MAPIA  DI PAPUA

Pemekaran merupakan program pemerintah Jakarta, yang digunakan sebagai jalan kehadiran dirinya bagi Papua. Namun kehadirannya hanya selalu menjadi neraka bagi Papua sekalipun kelihatan postur tubuhnya nampak baik bagikan malaikan Tuhan di surga. Tak banyak membawa perubahan yang kontekstual ketika pemerintah menguasai Paua sejak 1 Mei 1963 hingga sekarang. Maka rakyat kini dituntut perlu untuk memahami baik-baik kehadiran pemerintah Jakarta di Papua dan rencancan pemekarannya secara terlebih dahulu. Karena itu, bahan sosialisasi ini kiranya dapat menjadi obat bagi rakyat terutama dalam menentuk sikap menerima atau menolak rencan pemekaran di Tota Mapiha demi kebaikan generasi Papua nanti. 

1.      Pengertian pemekaran
Pengertian pemekaran menurut Mahasiswa SIMAPITOWA  adalah  berdiri sendiri, membuka suatu daerah baru,  bercerai dengan komunitas lain, membuat rumah baru, dan bangkit dari berbagai aspek kehidupan untuk membangun peradaban baru. Jadi pemekaran adalah memisahkan diri dari daerah administratif lama untuk membuka/membentuk suatu wilayah atau daerah administratif baru dengan memiliki kepala pemerintahan baru baik itu di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten kota.
1.1.                        Dampak  Negatif  dan Positif dalam Berbagai Aspek
1.1.1                    Aspek Pendidikan

a.      Dampak positif sebelum pemekaran bagai keberadaan Tota Mapiha
Kehiudpan  anak bangsa Tota Mapiha sebelum hadir pemekaran memang sudah semakin baik. Pola  kehidupan  terutama karakter pendidikan masyarakat dulu, orang tua di rumah mengajari mengenai cara berkebun, membuat rumah, cara membuat alat-alat budaya dan mengajari bagaimana mereka harus bisa berburu untuk memjadi manusia sejati. Sedangkan di sekolah  pada zaman Belanda, guru mengajari tentang berbagai mata pelajaran yang berguna seperti pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan pelajaran IPA serta IPS, Agama dan Budaya. Para misionaris bersama guru-guru Kei dan Jawa telah memberikan sejumlah mata pelajaran secara baik tanpa menerima upah atau gaji banyak. Tetapi mereka adalah orang-orang yang setia, sabar dan jujur serta adil, bebas dan tekun dengan tugas luhur mereka demi  menciptakan manusia asli Papua yang berkualitas.

Demi terciptakan kualitas manusia itu, maka mereka mengajarinya dari huruf ke huruf  dan dari mata pelajaran ke pelajaran kepada anak-anak tersebut. Cara mengajaran mereka itu telah membuat anak-anak muda sampai murid-muridnya benar-benar menjadi pribadi yang professional dan punya hati untuk  Tanah dan masyarakatnya sendiri demi kemajuan sumber daya manusia (SDM) di berbagai aspek hidup dalam konteks pendidikan.

Selain pengembangan pendidikan dalam lingkup di sekolah, orang tua dulu juga telah menanamkan nilai-nilai moral, injili dan budaya dalam setiap diri anak-anak mereka. Nilai-nilai umum tentang pendidikan seperti keadilan, kebenaran, keadilan, kedamaian, cinta kasih, kebahagiaan seperti prinsip-prinsip dasar dari pendidikan seperti kesabaran, kejujuran, ketekunan dan kesetiaan serta kesatuan, gotong royong, solidaritas dan kepekaan telah diajarkan, ditanamkan, dibentuk dan membuat anak-anak mereka untuk tetap menghayati kesemuanya secara terus-merus agar mereka bisa menjadi manusia sejati.
b.       Hal positif bagi kehiudpan  anak  bangsa Tota Mapiha setelah kehadiran Pemekaran
Pemerintah membiayai studi bagi  para mahasiswa/I putra daerah. Biaya ini biasanya diberikan pemerintah bagi para Mahasiswa yang berstudi akhir. Kepada mereka ini, uang studi akhir diberikan pemerintah pada setiap akhir tahun dengan jumlah biaya paling terbatas. Itu pun tidak lebih dari Rp 1000,0000 bagi para Mahasiswa. Tetapi pengalaman telah memperlihatkan bahwa banyak di antara mereka tidak pernah menerima dana alokasi pendidikan tersebut. Akhirnya banyak Mahasiswa selalu saja mengalami kesulitan dalam membiyayai pendidikan.

Pemerintah juga telah membiyayai  tenaga guru dari “orang luar”. Pemerintah biasanya mengontrak tenaga guru dari luar dengan mengeluarkan dana yang paling mahal sekali. Sekalipun pemerintah mengeluarkan dana seperti itu, akan tetapi tindakan pengajarannya tidak banyak mencetak sumber daya manusia Papua yang handal. Kegalan mereka dalam membentuk otak anak-anak asli Papua itu bukan karena kesalahan memilih tenaga pengajar. Bukan juga karena materi yang diberikan itu bermuatan tidak berguna bagi para Mahasiswa Papua. Tetapi kekegalan ini pertama-tama boleh terjadi justru karena metode pendidikan yang tidak membebaskan manusia sebagai makhluk bebas secara sejati. Karena itu, kita tidak heran hanya jika Indonesia telah dikagetkan oleh Saudara kita geniusitas Septinus George Saa mendapat prestasi yang baik di tingkat Asia melalui berkat didikan Surya Pallo pada 2004. 

Setelah kehadiran pemekaran Kabupaten Nabire 1960 an dan Dogiya pada tahun 2008, orang Mapiha telah diterima sebagai pejabat birokrasi, guru, pertanian dan pertukangan serta mantri.  Mereka itu tidak hanya berkaryat di wilayah Tota Mapiha, tetapi juga menyebar ke seluruh tujuh (tujuh) suku yang berada di bagian pantai dan beberapa wilayat adat di pegunungan tengah Papua. Pemberdayaan sumber daya manusia terutama telah dinyatakan pemerintah melalui Dinas Pendidikan sehingga kita mengenal adanya tenga kerja  dalam bidang birokrasi secara khususnya. Dinas pendidikan yang sudah membuka sekolah SD, SMP, dan SMA bagi rakyat bangsa Tota Mapiha. Orang Mee memang telah menjadi manusia pertama sekalipun memiliki tidak banyak ilmu dan teknologi seperti sekarang.
.
c.       Hal Negatif dalam Kehiudpan Tota Mapiha setelah kehadiran pemekaran
Sobat-sobat, kita setelah adanya pemekaran ini sangat paling sadis dan berbahaya sekali. Pola kehidupan orang tua kita sekarang ini jarang mengajarkan bahasa ibu/ bahasa Tota Mapiha. Orang tua  jarang mengajar berkebun, ritus-ritus adat dan jarang mengakan kepada anak-anaknya bagaiman mereka harus berburu. Orang tua membiarkan anak-anaknya berbuat apa saja menurut kehendak mereka secara leluasa tanpa ada bimbingan yang ketat dari orang tua kandungnya. Dengan sikap keenakannya, mereka tak tahu pola karakter pendidikan warisan dari leluhurnya.  Cara hidup merekapun semua serba ada-ada saja. Itu artinya bahwa dengan adanya  kehidupan pemekaran secara sepihak, maka dari aspek manapun kita saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kehidupan baik dari dalam maupun datang dari luar Tanah Tota Mapiha. Tapi yang paling dominan bahwa keberadaan kita itu pasti sudah dipengaruhi oleh keberadaan yang datang dari luar secara tidak terkontrol. Ketidakkekontrolan atas realitas keberadaan Tota Mapiha ini menurut mereka sudah merupakan program utama secara sistematis, terstruktur dan terpola untuk merebut keberadaan alam dan seisinya demi kemerdekaan mereka sendiri. Anda jangan berpikir bahwa kita akan jadi manusia pintar, pintar dan berkualitas dari pemerintah Indonesia.

Sedangkan sobat-sobat kita lihat realitas yang terjadi dikehidupan guru pada  zaman sekarang di Tota Mapiha adalah, tugas dan fungsi sebagai guru tidak taat atau setia pada  tugus guru yang sesunguh-sungguhnya.  (Guru) ia meninggalkan sebagai pekerja guru dan ia lari kejar suatu jabatan maupun kekuasaan perutnya sendiri tanpa mengingat sanak saudara yang sedang menderita di sampingnya. Dan realitas dan tampak di posisi mata kita sekarang adalah metode mengajar pada zaman Belanda sangat berbeda jauh dengan pola mengajar pada zaman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Efek negative/ buruk pada zaman belanda itu sangat tidak menonjol dan tidak ada di depan mata orang Tata Mapiha. Dari pada metode mengajar pada zaman NRI dengan takaruan atau cara korupsi dan pola mengajar penindasan di papua tanpa dihargai sebagai manusia berwibawa dan bermartabat yang luhur serta manusia yang luhur tersebut tidak bekerja pada daerahnya sendiri. Contoh konkret yang terjadi di saat ini adalah guru maupun siswa selalu kaget ketika ada datangnya ujian sekolah maupun ujian nasional. Dalam hal ini tidak ada kesadaran  jati dirinya sebagai tanggumgjawab  pada posisi  kedudukan tugas guru dan tugas murid.

Dengan adanya pemekaran tersebut diwilayah pemekaran selalu terjanya dengan membuka sekolah sebanyak-banyak tanpa mempertimbangkan tenaga pengajar. Realitas yang terjadi juga guru tidak mau mengabulkan permintaan siswa artinya bahwa pemikiran siswa mau mencari sekolah yang berbobot tetapi guru tidak memberikan surat pindah kesekolah yang mutu tersebut. Oleh sebab itu, akan  berdampak pada mutu sekolah, tenaga pengajar, dan murid. Pemerintah tidak menyediakan asrama bagi para mahasiswa/I putra-putri   daerah di stiap kota studi yang sudah ada.

d.      Kehidupan pendidikan ke depan dalam konteks pemekaran
Ketika upaya pemekaran ini dinyatakan oleh pemerintah nanti, maka perubahan pola pikir dan bertindak akan terjadi secara drastic. Anak-anak didik sudah akan menilai sesama dan lingkungan sebagai biasa-biasa saja. Baik orang tua, guru dan para penjabat pemerintah dan Gereja akan dianggap sama saja. Tidak aka nada penghargaan dan penghormatan terhadap martabat manusia sebagai manusia adanya. Bahkan nilai-nialai pendidikan pasti tidak diperakktekkan bagi kebaikan keberada diri dan sema. Lagi pula, kita akan jadi penonton yang berujung pada kematian dalam konteks pendidikan dan karena itu esensi.pendidikan akan kembali dalam dunia ilusi belaka saja.  

Anak didik menilai guru pengajarnya menjadi teman bermain. Siswa ambil rokok milik guru, guru isap rokok di depan kelas, dan guru dan siswa mengisap rokok secara bersama-sama sambil merumpi dan berkejar-kejaran yang terjadi selama ini merupakan ukuran realitas pendidikan nanti ke depan dalam konteks pemekaran baru tersebut. Anak bangsa Tota Mapiha ke depan, hal negative yang akan terjadi atas keberadaan mereka yakni menjadi pribadi yang tidak pernah mengenal diri, asal dan tujuan hidupnya. Sepertinya generasi  muda anak bangsa tota Mapiha tidak akan kenal soal pendidikan seperti yang tejadi selama ini. Dan akhirnya, mereka hanya akan cinta bunuh dengan minuman keras, penciuman aibon, dan palang-memalang mobil yang sedang lewat di jalan utama atau jalan raya. Orang muda maupun orang tua Tota Mapiha akan kenal pendidkan mengenai  tulang belulang yang sudah dibunuh oleh TNI/ POLRI melalui kehadiran pemekaran. Orang muda dan orang tua yang masih tersisa hidup ini akan kenal dengan bahasa mitos, alam abunawas. Keberadaan diri bersama kekayaan yang terkandung dalam wilayah Tata Mapiha itu pasti akan dibiarkan dan diambil bawa pulang  oleh para Penguasa. Orang muda dan orang tua yang sedang menikmat nilai sisa hidup ini pun akan mencari tempat penginapan/ mencari ilmu penegetahuan seperti kehidupan tupai/ kagadaga. orang muda Tota Mapiha akan terjadi dengan terlantar dari pendidikan di atas tanahnya. Orang muda Tota Mapiha nantinya akan makan lemak dan daun hangus barapen  dari hasil orang pendatang yang punya power.

Ada dana Bos di setiap sekolah, dana intensip untuk guru dan Gedung-gedung sekolah. Tetapi kesemua itu bukan dikelola oleh orang asli Tota Mapiha melainkan orang pendatang. Hal ini menjadi sebuah kepastian karena memang pemekaran diberikan untuk tempat hidup bagi orang pendatang telah lama disiapkan oleh Negara demi memperluas kedaulatan pemerintahan RI di Papua. Mapiha rakya akan menjadi Indonesia Raya ke depan jika memang pemekaran sungguh-sungguh diterima oleh masyarakat Tota Mapiha pada zaman sekarang. Kita adalah penentu kehidupan pemerintah RI di Tota Mapiha ke depan.

1.1.2. Aspek Kesehatan
2.1. Hal-hal positif  dari Pemekaran
a.      Wajah kehidupan Tota Mapiha sebelum hadir pemekaran
Sebelum kehadiran pemekaran bagi rakyat Tota Mapiha, rakyat biasanya hidup sehat. Tidak ada berita bahwa orang Tota Mapiha telah meninggal mati muda. Kalaupun ada berita duka seperti itu, penyebabnya bukan karena penyakit musiman tetapi karena perbuatan kejahatannya sendiri. Dan perbuatan jahat itu kemudian tidak pernah mengatasinya dengan berdoa, bertobat dan atau tidak mengobatinya dengan membuat obat ramuan. Sebenarnya jika mereka mengkonsumsi obat ramuan, berdoa dan bertobat itu tentunya tidak mengalami kematian pada usia muda. Mereka bisa hidup sehat sampai umur panjang. 

Dalam sejarahnya telah memperlihatkan bahwa segala sesuatu yang dimiliki mereka adalah sehat dan tidak sakit. Mereka punya obat banyak, punya ritus doa yang jelas dan pedoman-pedoman yang mengatur bagaimana mereka harus hidup sehat. Ada realitas bahwa alam telah menyediakan banyak obat, benda-benda yang menjadi sumber dan puncak melahirnya hidup sehat bagi mereka. Misalnya, pugee, hami, dabee, dako, dagoo dan udee, komunitas kali/sungai/ komunitas hewan adalah sumber-sumber daya alam yang biasa dibudidayakan sebagai obat genius lokal bagi mereka dalam sepanjang sejarahnya. Maka Kenyataan alam sekitarnya bahkan mereka sendiri adalah makhluk kesehatan. Karena itu, mereka hidup panjang sampai rambut putih. Di bawah ini adalah pokok-pokok dasar dari sumber-sumber kesehatan bagi mereka yakni:
-          Ada obat-obat ramuan/alamiah
-          Ritus-ritus/upacara adat (kamu Tai, koto tumi, bago tai, teto dei, dsb)
-          Air kali dan sungai sebagai  obat dan pemberi kesehatan yang baik bagi mereka karena realitas air belum tercemat.
-          Tida ada berbagai penyakit medornisasi, atau tidak ada penyakit musiman yang memakan korban nyawa banyak secara cepat. Misalnya Tidak ada HIV-AIDS, batuk dan tidak ada penyakit kecepatan perkembangan postur tubu manusia.
-          Semua kuat dan dewasa.
-          Selalu saja ada kebijaksanaan tubu, pikiran dan hati mereka. Totalitas diri mereka adalah realitas kebijaksanaan konkret.
-          Mereka adalah makhluk hidup kesehatan.
-          Ada sistem kehidupan sehat bagi mereka. misalnya mereka biasa melestarikan kebersihan alam kingkungan setempat, membersihkan kotoran di rumah, merawat kebun dan menguasai realitas alam secara adil, jujur, bijaksana dan bertanggung jawab dalam setiap alangkah kehidupan.

b.      Kehiudpan  setelah Pemekaran
-          Ada obat-obatan Negara
-          Tenaga medias
-          Adanya penyuluhan kesehatan
-          Tiap kampung sudah dan akan ada Postu: Pos Pelayanan Kesehatan. Tapi semuanya menjadi sia-sia kerena tali kematian terus berjalan bagi orang asli Papua.

c.       Kehiudpan kedepan hadir pemekaran
-          Obat-obatan, tenaga medis, ada juga penyuluhan dan akan dibangun postu.
2.2 Hal-hal Negative dari pemekaran dalam konteks kesehatan
v  Kehiudpan sebelum hadir pemekaran
-          Tidak ada obat-obatan modern
-          Perawatannya akan menjadi miskin di Rumah
-          Tenaga medisnya sangat minim.
-          Potensi kesakitan yang berakhir pada kematian orang Tota Mapiha akan tetap meningkat. Nanti akan ada pembunuha sistematis melalui kesehatan di Kab. Mapiha Raya, seperti kita Jayapura sekarang ini. Berapa banyak si orang Tota Mapiha?

v  Kehiudpan  setelah atau sekarang hadir pemekaran
-          Obat-obatan alamiah hilang.
-          Kehancuran nilai-nilai kesehatan adat setempat.
-          Kesehatan rakyat akan menjadi telanjang tanpa bingkai kesehatan adat.
-          Obat kadarluarsa diberikan bagi rakyatnya sendiri.
-          Adanya program KB.
-          Adanya penyakit HIV/AIDS.
-          Pembukaan lokalisan yang dapat menyebarkan berbagai penyakit baru.
-          Limbah-limbah industry.
-          Potensi longsor yang meluas karena pemerintah pasti akan mengutamaka membuka pembangunan fisik.
-          Tanpa penyebab orang akan meninggal.
-          Pencemaran sungai, udara, air dan tanah.
-          Biaya kesehatan akan meningkat tanpa dialog bersama.
-          ma


v  Kehiudpan kedepan hadir pemekaran
-          Kita akan konsumsi makanan yang dijual di Toko.
-          Kita lupa bahkan tidak diberdayakan untuk mengolah obat alamiah.
-          Biaya makan-minum keluarga akan meningkat.
-          Akan ada toko Miras, aibon dan mainan-mainan yang tidak berdampak positif.

1.1.3.      Dampak Positif dan Negatif Pemekaran dari Perspektif Budaya
Kehidupan budaya dapat berubah ketika terjadi dominasi badaya baru dari luar. Orang setempat teramat paling mudah sekali dipengaruhi oleh orang luar dengan dominasi budaya secara sistematis dan terpola. Dia tahu berbagai cara dan tindakan untuk menghancurkan hal-hal mana yang dasar dan pilar utama bagi pihak pribumi yang hendak dikuasai itu. Kehidupan budaya masyarakat pribumi adalah kekuatan utama dari dan untuk mempertahankan KEHIDUPAN. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan berbudaya kita ini sekarang tidak telepas dari kehadiran pemerintah Indonesia. pertanyaan apakah kehadiran pemerintah ini mau menghancurkan atau menghidupkan KEHIDUPAN budaya orang asli Tota Mapiha melalui pemekaran Kab. Mapiha Raya, yang diupayakan pemerintah sekarang ini. Maka dampak-dampak negative dan positif yang akan diuaraikan di bawah ini kiranya merupakan bahan pertimabangan untuk menilai layak tidaknya kehadiran pemerintah melalui jalan pemekaran tersebut:  
a.      DampakPositf  bagi “Kehiudpan” Tota Mapiha sebelum hadir pemekaran
-          Ada nilai-nilai dasar tota mana
-          Ada koteka-moge sebagai pakaian kemuliaan adat
-          Ritus-ritus adat
-          Perkawanan adat
-          Pesta adat
-          Lagu-lagu adat
-          Hukum-hukum, aturan dan perintah, nasehat, petuah, ajaran, puisi, syair, pantun dan dongen, hikayat, cerita pendek serta nubuat, ramalan, waziat dan mimpin-mimpinya selalu saja diwariskan secara lisan, rasional dan pengalaman hidup mereka dari generasi yang tedahulu kepada generasi yang berikut. Belum ada budaya tulis bagi mereka tempo dulu.
-          Bahasa daerah hidup
-          Uka-mapega sebagai senjata (semua berbau adat).
-          Sistem kehidupan budaya
-          Berjiwa besar
-          Mereka adalah manusia sejati, umat pilihan kebenaran Allah.
-          Mereka adalah makhluk berbudaya

b.      Kehiudpan  setelah Pemekaran
-          Akan ada aneka pakaian
-          Akan ada alat-alat music mulai terpengaruh
-          Ciptakan lagu berbahasa Indonesia
-          Upacara-upacara berbauh modern
-          Bahasa daerah mulai hilang
c.       Kehiudpan kedepan hadir pemekaran
-          Semakin mampu dalam berbahasa Indonesia
-          Lincah dalam budaya tulis
-          Alat-alat music lebih maju
-          Budaya internetan akan meningkat
-          Pakaian modern bahkan global semakin diutamakan. Misalnya rakyat menggunakan celana pendek, kasih pang rambut.
-          Tempat-tempat keramat akan dibongkar
b.      Dampak Negative bagi “Kehidupan” Tota Mapiha

a.    Kehiudpan sebelum hadir pemekaran
-          Kelemahan manusia dalam menghayati nilai-nilai adat
-          Dihoo tedotaime ewa (ada orang tertentu yang salah menggunakan akal sehingga sering dapat menghabiskan nyawa orang lain melalui budaya).
-          Kegoo atau roh halus menguasai orang
-          Kawin paksa
-          Kaidoti kopi/togi
-          Perang klen karena masalah hak ulayat

b.      Kehiudpan  setelah pemekaran
-          Kekerabatan antar kampung akan rusak
-          Adanya perselingkuhan sosial secara structural atau struktur kejahatan sosial secara meluas
-          Kawin lepas
-          Ikut KB
-          Banyak laki-laki/prempuan yang mandul
-          Tidak mengikuti aturan adat sepertinya dawapa umi tidak sesuai ajaran adat (aturan tentang Asi, istri hamil).
-          Struktur kelunturan nilai-nilai budaya
-          Sistem kehidupan akan hancur sampai tidak bisa dipulihkan
-          Relasi vertikal dan horizontal akan putus total
-          Tida akan pernah ada harapan hidup
-          Orang Tota Mapiha tidak pernah ada budaya memiliki Allah Tritunggal sekalipun dianggap memiliki Budaya.
-          Akan terciptakan kehidupan budaya ilusi bagi keberadaan hidup Tota Mapiha

c.       Kehiudpan kedepan setelah pemekaran
-          Kehidupan berbudaya, aturan-aturan adat, Suku Bangsa akan musnah.
-          Keberadaan Tota Mapiha akan digantikan oleh keberadaan orang Luar (keberadaan orang liar/setan). Misalnya pergantian nama Tota Mapiha menjadi Kabupaten Mapiha Raya. Ini jelas-jelas sama dengan isilah Indonesia Raya bermaksud menghapus nama Tota Mapiha.
-          Tidak akan pernah ada masa depan budaya Tota Mapiha bagi keberadaan HIDUP Tota Mapiha

1.1.4.      Dampak Positif dan Negatid Pemekaran dari Perspektif Agama
Dampak negative dan positif dari perspektif agama terhadap rencana pemekaran harus memperhitungkan teologi setempat. Teologi sudah harus padat ditemukan oleh pemerintah sebelum bertindak melaksanakan misi pembangunan bagi rakyat setempat. Ada sejumlah ertanyaan mendasar yang sudah harus mau diajukan oleh pemerintah sebelum berbuat sesuatu, membuat berbagai kebijakan dan atau suatu progam pemekaran baru yakni siapa yang mau diuntungkan dan siapa yang mau dirugikan dari program pemekaran ini?. Jika pemekaran direalisasikan, maka motifatasi apa yang telah mendorong dia dan tujuangnya apa? Kenapa harusa ada-ada pemekaran terus? Dan bagaimana pemekaran itu diberikan oleh Jakarta kepada rakyat? Dalam ulasan ini, kami hanya memperlihatkan dampak negative dan positif dari pemekaran agar rakyat dapat menentukan sikap dan tindakan untuk menolak atau menerima atas rencana pemekaran tersebut.
d.      Hal Positf  bagi Keberadaan Hidup Tota Mapiha
v  Kehidupan agama sebelum pemekaran
-          Danagoo menjadi hari istrahat
-          Ikuti aturan adat
-          Menjaga relasi alam, manusia dan Ugateme
-          Relasi dengan roh-roh leluhur dan penunggu
-          Membangun relasi antar petugas gereja secara baik
-          Tota manaa dijunjunggi
-          Misi Tetodei diutamakan
-          Deba dow (meramal hidup ke depan)
-          Bagume douw
-          Pemberian nama adat (Bagotai)

v  Kehiudpan  agama setelah pemekaran
-          Pelayanan semakin mudah
-          Akan bertambah pendeta dan pastor (petugas gereja)
v  Kehiudpan Tota Mapia ke depan dalam kehadiran pemekaran
-          Pelayanan akan semakin mudah
-          Tenaga pelayanan akan lengkap dan
-          Fasilitas pelayanan akan lengkap
-          Dengan mudah orang membaca alkitab dalam berbagai media



e.       Hal-hal negative bagi keberadaan hidup Tota Mapiha

v  Kehiudpan sebelum hadir pemekaran
-          Tidak berada akan dampat negative dalam konteks agama
-          Semuanya berada sebagai baik adanya karena berasal dari kebaikan, MAA Mapiha. Kesemua itulah biasa disebut sebagai Tota Maapiha. Contohnya, Mote Maapiha, Tigi Maapiha dan Amani Ihai Mapiha, Tebai Maapiha,  Petege Mapiha, Mana Maapiha, dimi Maapiha, Mee Maapiha, Enihaa Maapiha, Piha Maapiha (poho kebenaran) dan Tota Maapiha. dll.

v  Kehidupan  setelah pemekaran
-          Sulit menjangkau karena letaknya berjauhan
-          Tidak mengikuti aturan adat
-          Upacara atau ritus-ritus adat tidak direalisasi
-          Danagoo menjadi hari mengisi kegiatan lain
-          Relasi alam, manusia dan Tuhan semakin luntur
-          Tidak akan menjunjung tinggi Tota manaa

v  Kehiudpan kedepan setelah hadir pemekaran
-          Relasi antar jemaat atau umat semakin tidak nyaman
-          Hamba-hamba tuhan ikut masuk menjadi politikus
-          Iman umat seakin kendor
-          Relasi antar petugas agama terjalin kurang baik

1.1.5.      Dampak Positif dan Negatif dari Perspektif Politik dan Pemerintahan
Pemerintah menjadi pemerintah karena ada politik. Politik ini lahir karena rakyat tidak dapat mampu memikul beban hidup sehingga lahirlah politik yang memungkinkan setiap orang termasuk para penguasa untuk membentuk pemerintahan baru. Tentunya bahwa kodrat pemerintah itu adalah rakyat sendiri. Rakyat sebenarnya merupakan akar kekuasaan pemerintah bagi pemerintah untuk mengutakan kepentingan rakyat dan tidak boleh memanipulasi kepentingan rakyat demi kepentingan pemerintah sendiri saja. Jika tidak ada rakyat yang mau mengikuti kemauan pemerintah, maka secara otomatis, dia tidak punya kekuasaan. Dia mau perintah siapa sementara pada saat yang sama, dia tidak punya kekuasaan yang diberikan dari masyarakat Papua. Bagaimana dipercayai jika rakyat tidak mau mempercayainya. Mudah-mudahan, dampak positif dan positif di bawah dapat memperjelas keberadaan pemerintah dan rakyat dalam sejarah.
f.       Hal-hal Positif bagi keberadaan “HIDUP” Tota Mapiha
a.      Kehiudpan sebelum hadir pemekaran
-          Hidup permarga
-          Tonowi memimpin wilayahnya secara baik
-          Kemudian dipimpin kepala kampung
-          Mereka sangat menghargai pemimpin
-          Pemimpin dipercaya bukan melalui pemilihan
-          Orang mapiha dapat dipimpin
-          Dia menjadi seorang penengah, menegakkan kebenaran
-          Mampu mengatasi masalah dan mampu memberikan sikap hidup yang memberi hidup kepada masyarakatnya
-          Mampu menjali relasi dengan yang jauh
-          Pemimpin memiliki hartanya banyak untuk masyarakatnya
-          Pemimpin dulu- adalah pemimpin yang haus dan lapar
-          Kehidupan masyarakat hidup harmoni di mapia lama
-          Berjiwa kepemimpinan
b.      Kehiudpan  setelah pemekaran
-          Pemimpin sekarang melalui pemilihan
-          Menyelesaikan suatu permasalahan social yang terjadi dalam kampong melalui aturan pemerintah
-          Balai kampungnya disiapkkan oleh pemerintah
-          Memberi honor, pakaian dinas dan asset-aset lainnya dilengkapi oleh pemerintah kepada kepala-kepala kampong
-          Pemimpin kampong punya masa jabatan

c.       Kehiudpan kedepan hadir pemekaran
-          Pemuda dan masyarakat bisa terjun ke dunia politik
-          Membuka lapangan kerja
-          Masyarakiat bisa belajar Politik praktis\
-          Pembangunan akan/ semakin stabil sesuai visi-misi persen
-          Masyarakat bisa mempengaruhi dan dipengaruhi nilai-nilai modernisasi dalam semua aspek

g.      Hal-hal Negative
a.      Kehiudpan sebelum hadir pemekaran
-          Hanya ada Perang marga saja karena masalah tanah, dan masalah perempuan. Selain itu ada perang manusia dengan penunggu gunung tertentu yang dianggap setan. Akibatnya, hubungan vertikal dan horizontal menjadi kurang aman seperti biasa.
b.      Kehiudpan  setelah atau sekarang hadir pemekaran
-          Konflik politik untuk memenuhi perutnya
-          Saling menjatuhkan
-          Politik busuk yang selalu dipermainkan oleh para politikus untuk menguasai suatu daerah
-          Penempatan jabatan tidak sesuai dengan bidang hidupnya
-          Untuk mendapatkan jabatan dapat juga mengorbankan nyawa orang yang memihak kepada kebenaran
-          Dapat saja terindikasi mengorbankannyademi kejayaan npartainya
-          Para Pemimpin selalu berselingkuh karena uangnya yang berlimbah
-          Konflik antara partai demi kepentingn partainya
-          Kebijakannya itu akan disesuaikan dengan keinginan pemerintah
-          Kebijakan2 tidak memihak kepada rakyat
-           
c.       Kehiudpan kedepan hadir pemekaran
-          Orang benar disalahkan, orang salah dibenarkan
-          Orang kaya tetap kaya, orang miskin semakin miskin
-          Ikut-ikutan apa yang diinginkan oleh pusat
-          Pemerintah akan makmur disbanding masyarakat
-          Perampasan hak ulayat tanah terjadi
-          Eksploitasi, pendominasian orang nonpapua, tranmigrasi, tenaga inti/jabatan dikuasai orang luar
-          Tidak akan memberdayakan masyarakat lokal
-          Politik abunawas  akan diajarkan pemerintah kepada masyarakat
-          Penindasan, pembiaran atas orang asli mapiha baik fisik maupun non fisik
-          Pemerintah akan KKN
-          Pemerintah akan mendukung
-          Akan diberlakukan E-KTP tanpa terkecuali
-          Ketika kita demo menuntut hak, kita akan dicap Penhgacau, OPM, orang bodoh, orang gila, orang tidak sekolah dan lain-lain (memberikan stikma2).
-          Akan dicatat nama-nama orang yang dianggap pemerintah berlawanan pendapat dengan sebutan DPO.
-          Akan terjadi militerisasi besar-besaran di setiap kampung

h.      Dampak Positif dan Negatif dari Perspektif dari Ekonomi
Kehidupan orang Tota Mapiha sebenarnya tidak tergantung pada realitas alam Tota Mapiha yang kaya-raya, tetapi juga tergantung pada diri sendiri, sesama dan roh-roh halus. Ketergantungan hidup ini merupakan suatu sistem kehidupan mereka karena sudah ada bersama mereka. keberadaan mereka seperti ini merupakan satu integritas yang tidak dapat terpisahkan dari seluruh aspek kehidupan. Maka dalam kehidupan rakyat setempat, hidup komunitas dengan realitas yang lain menjadi inti, jiwa dan jantung hidup mereka secara terus-menerus. Tapi bagaimana dengan nasip mereka jika setelah pemerintah menghadirkan berbagai pemekaran termasuk rencana pemkaran Mapiha Raya tersebut.
i.        Hal-hal Positif bagi keberadaan Hidup Tota Mapiha
a.      Sebelum Pemekaran
-          Masyarakat menikmati kekayaan alam secukupnya
-          Hidup dengan system barter
-          Hidup berpindah pindah
-          Hidup gotong-royong
-          Saling memberikan dan diberikan demi mempertahankan kehidupan (resiprositas)
-          Kasihnya Tebal
-          Masyarakat berburuh untuk memenuhi hidup

b.      Setelah Pemekaran
-          Ada program beras raskin
-          Beasiswa
-          Akan ada BPMK, UP4B, Respek, Bandes dan raskin
-          Pengysaha akan didatangkan
-          Akan adanya tokoh-tokoh pejuang lokal untuk memperkuat posisi kedaulatan pemerintahan Indonesia di Papua tanpa memperhitungkan kedaulatan rakyat dalam hidup berpemerintahan Indonesia.
-          Pejabat daerah akan memperjuangan kepentingan nasional bukan kepentingan rakyat
-          Demi mengamankan kepentingan nasional, pemerintah bersama TNI/Polri akan menghabisi rakyat dengan membuka dunia ekonomi bagi orang pendatang, mematikan ruang gerak orang asli Tota Mapiha, mematikan fisikologi, iman, moral dan mental orang asli Tota Mapiha dan mencabut kodrat kebebas dari setiap warga setempat.
-          Para pejabat daerah akan memiliki pikiran pemerintah Jakarta dan kaum luar demi membangun surganya bagi mereka sendiri saja.

c.       Di masa depan
-          Merubah system barter akan menjadi system jual beli
-          Bisa makan kue, pisang goring, minyak (akan ada barang modern yang dikonsumsi)

j.        Hal-halk negative bagi beradaan HIDUP Tota Mapiha
a.      Sebelum Pemerintah
Masyarakat mengambil hasil dari wilayah orang lain sehingga terjadi perang marga

b.      Setelah Pemekaran
-          Karena raskin masyarakat pemalas kerja
-          Kopi, kacang, babi dan usaha orang asli yidak lagi sumber uang mereka (Akan kehilangan semangat juang)
-          Semua jenis makanan dan minuman asli dianggap tidak ada nilainya
-          Meggadaikan tanah dengan motor, mobil atau yang lain pengaruh kenikmatan sesaat
-          Tidak memberdayakan masyarakat pribumi dalam usaha sampingan dari pemerintah
-          Kehilangan peluang usaha untuk orang papua
-          Penerimaan pegawai akan akan didominasi orang luar
-          Perumahan nasional diperuntukan untuk orang papua tapi akan diberikan kepada tranmigran pemerintah akan dikendalikan oleh pemerintah pusat
-          Tidak ada tempat jual bagi orang Tota Mapiha
-          Profesi orang mapiha sebagai petani dan peternak beralifungsi karena adanya took-toko penjualan semua jenis barang yang didatangkan dari luar Papua.
-          Para pemangku kepentingan mengecap orang asli Tota Mapiha tidaktahu usaha sehingga tidak diberikan modal
-          Harga barang dagangan akan naik yang akan membuat orang Tota Mapiha tidak berdaya

c.       Masa depan wajah Tota Mapiha dalam kerangka hadirnya pemekaran baru
-          Orang Tota Mapiha tidak akan pernah kaya raya dari pemerintah Indonesia.
-          Kakak akan menjual adik demi uang dan jabatan
-          Manusia Tota Mapiha akan menjual anak-istri untuk meningkatkan hidup ekonomi bagi orang luar (kaum liar/setan).
-          Orang luar akan berjalan hidup di atas tulang belung keberadaan manusia Tota Mapiha
-          Manusia luar (kaum liar) akan bercerita bahwa di daerah ini pernah hidup orang kulit hitam, rambut kriting tetapi sekarang tidak berada lagi karena kami sudah berhasil merebut keradaan “HIDUP dan KEHIDUPAN” mereka.
-          Pemusnahan terhadap etnis Melanesia melalui proyek pemekaran adalah sebuah realitas yang tidak pungkiri. Ini ada jalan kepastian bagi para colonial termasuk pemerintah Indonesia.

Demikianlah Materi Pemahaman dan  Sosialisasi Pemekaran Dan Semoga Bermanfaat  Bagi Segenap Anak Bangsa Tota Mapiha

                                 Simapitowa Cup Pertama di Jayapura, Bomomani Rabu 16 Juli 2014

 
                                                                        Oleh : Mahasiswa/I di Simapitowa Jayapura