Demo Mahasiswa Papua di DPR Papua – Jubi/Arjuna |
Jayapura, Jubi – Ratusan mahasiswa Papua gabungan dari beberapa universitas di Kota Jayapura, di antaranya Uncen dan Umel Mandiri menggelar demo menolak program transmigrasi ke Papua. Para mahasiswa menyampaikan aspirasinya ke DPR Papua, Senin (17/11).
Massa yang dikoordinir Pontius Mogodoman itu membawa sejumlah pamflet, diantaranya bertuliskan “Transmigrasi Adalah Pelanggaran HAM” dan “Orang Papua Tolak Trans”.
Perwakilan mahasiswa Universitas Umel Mandiri, Yohanes Magai dalam orasinya mengatakan, transimigrasi akan semakin membuat orang asli Papua tersisih. Katanya, mahasiswa Papua meminta DPR Papua agar dalam sidang paripurna perdana anggota parlemen Papua periode 2014-2019 yang harus pertama dibahas mengenai kependudukan.
“Harus ada Perdasus kependudukan yang membatasi orang dari luar masuk ke Papua. Perlu ada regulasi. Orang-orang yang dikirim ke Papua bukan orang-orang bodoh. Tapi orang-orang pintar. Kami minta DPR Papua ikut menolak ini. Kalau trans datang, orang Papua akan termarjinalkan, padahal kami adalah pemilik tanah ini,” kata Yohanes Magai.
Hal yang sama dikatakan perwakilan Fakultas Teknik Uncen, Arius Yahuli. Kata dia, mahasiswa tak minta Otsus Plus, hanya meminta tak ada transimigasi ke Papua.
“Hari ini kami nyatakan sikap tolak transmigrasi. Yang harus dilakukan adalah program mensejahterakaan OAP. Kami sudah cukup dibunuh, dijajah di atas tanah kami sendiri,” kata Arius.
Adapun pernyataan sikap massa aksi antara lain, mahasiswa Papua dengan tegas menolak transimigrasi karena orang Papua belum siap. Transmigrasi hanya akan membuat orang Papua terpinggirkan. Poin lainnya, meminta pemerintah atau DPR Papua agar menghentikan pemekaran, jangan mengatasnamakan rakyat.
Massa aksi ditemui sejumlah perwakilan DPR Papua antar lain Yunus Wonda, Eduard Kaiz, Emus Gwijangge, Yanni, Nason Utti dan Yakoba Lokbere.
Wakil Ketua sementara DPR Papua, Eduar Kaize di hadapan mahasiswa berjanji akan menindaklanjuti aspirasi itu.
“Kami akan sampaikan prosesnya secara resmi sampai dimana nanti proses itu. Saya juga pernah seperti kalian, turun jalan demo,” kata Eduar.
Sementara anggota DPR Papua, Yunus Wonda mengatakan, pergumulan rakyat Papua adalah pergumulan DPR Papua. Pihaknya tahu betul masalah di Papua. Kebenaran tak akan pernah ditutupi.
“Kami akan surati pemerintah pusat agar tak ada proses transmigrasi. Kami butuh dukungan dari semua rakyat Papua karena kami dipilih untuk mewakili rakyat Papua,” kata Yunus Wonda.
Setelah menyerahkan pernyataan sikap kepada perwakilan DPR Papua, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. (Arjuna Pademme)
Sumber : www.tabloidjubi.com/