Aktivis KNPB saat melakukan aksi demo dan dukungan untuk pertemuan ILWP, Kamis, 20 November 2014. (Foto: Dok. KNPB) |
Nabire, MAJALAH SELANGKAH -- Perayaan Hari Ulang Tahun ke-VI Komite Nasional Papua Barat (KNPB), 19 September 2014 lalu diwarnai penembakan atas 3 aktivis KNPB di Dogiyai dan 22 aktivis (Nabire 10 orang dan Dogiyai 12 orang) ditangkap.
Sebanyak 10 orang di Nabire ditangkap di dua tempat berbeda di Distrik Nabire Kota. Enam orang atas nama, Agus Tebay (Koordinator Lapangan Aksi), Alibia Kadepa, Hans Edoway, Stefanus Edoway, Kristina Yeimo, Elian Tebay ditangkap di Kelurahan Kalibobo.
Penelusuran majalahselangkah.com, Stefanus Edoway adalah Badan Eksekutif Mahasiswa di Universitas Satya Wiyata Mandala (USWIM) Nabire. Stefanus Edoway dikabarkan ditangkap di areal kampus di depan Rektor.
"Mereka tangkap Stefanus Edoway dalam kampus depan Rektor. Dia belum masuk dalam barisan aksi," kata sumber media ini.
Sementara empat lainnya ditangkap di Pasar Inpres Karang Tumaritis, Kelurahan Karang Tumaritis. Mereka adalah Ketua Komisi Luar Negeri, Parlemen Nasional West Papua (PNWP) wilayah Nabire, Yavet Keiya; Natan Pigome; Niko Mote; dan Mecky Kadepa.
Ketua KNPB Wilayah Nabire, Sadrak Kudiai kepada majalahselangkah.com menjelaskan, ia bersama Sekretaris KNPB Wilayah Nabire, Alex Pigay dan Deserius Goo menyerahkan diri karena rekan-rekannya ditangkap.
"Saya, Alex Pigay dan Deserius Goo menyerahkan diri karena teman kami tangkap. Kami hanya ingin merayakan HUT KNPB di Oyehe. Kami ditangkap di titik star aksi. Mau jalan sudah ditangkap. Koordinator Lapangan Kalibobo, Agus Tebay dipukul polisi saat ditangkap," kata Sadrak.
"Pada malam pertama, kami diisolasi. Kami tidak bisa keluar. Kami buang air di tempat. Tidak makan dan tidak minum. Sekarang ini saja, orang tua kami belum bisa kunjungi. Kunjungan hanya di pos saja," jelasnya.
Pagi tadi, Minggu (23/11/14), Sadrak Kudiay mengatakan, dari 10 orang yang ditangkap di Nabire, saat ini hanya 6 orang masih ditahan. Sementara empat orang lainnya telah dipulangkan.
Enam orang yang masih ditahan adalah Ketua Komisi Luar Negeri, Parlemen Nasional West Papua (PNWP) wilayah Nabire, Yavet Keiya; Ketua KNPB Wilayah Nabire, Sadrak Kudiai; Sekretaris KNPB Wilayah Nabire, Alex Pigay; Koordinator Lapangan Aksi Kalibobo, Agus Tebay; BEM USWIM, Hans Edoway; dan Sekretaris II KNPB Nabire, Deserius Goo.
KNPB Dogiyai
Juru Bicara KNPB Dogiyai, Marsel Edowai menjelaskan, pada pukul 08:00 waktu setempat, massa aksi telah berkumpul di tiga titik aksi yang telah ditentukan. Kira-kira pukul 09:00, massa aksi menuju ke terminal untuk menyelenggarakan ibadah HUT KNPB.
"Dalam perjalanan kami dihadang oleh polisi dan brimob senjata lengkap. Ada tentara juga siaga dengan senjata lengkap. Kami tawar-menawar. Kami sampaikan kami hanya doa saja. Lebih dari 500-an massa berkumpul dan orasi sebelum doa. Saat itu Wakil Bupati Dogiyai datang dan meminta kami bubar. Tetapi, kami bilang, kami doa 15 menit saja dan akan pulang cepat. Setelah itu kami berdoa sekitar 15 menit dan arahkan massa pulang tertib," jelas Edowai.
Dijelaskan, saat massa membubarkan diri usai ibadah, polisi mengeluarkan tembakan. "Ada tembakan kiri-kanan dan Brimob kejar massa yang sedang pulang itu dari mobil. Ada yang dipukul sampai darah-darah. Saat kami anggota inti KNPB menyerahkan diri, kami distopkan dengan tembakan. Ansel Pigai kaki putus dan dilarikan ke rumah sakit umum Kabupaten Paniai," katanya bersaksi.
Setelah menyerahkan diri, David Pigai (22), Ketua KNPB Dogiyai ditembak dari kolam penyiksaan pos Brimob dan Oktovianus Tebay (17) juga ditembak di kaki. David Pigai dan Oktovianus Tebay bersama 9 orang lainnya, Aneas Anou (Sekretaris KNPB wilayah Dogiyai), Marsel Edowai (Juru Bicara KNPB Dogiyai), Agus Waine, Marten Pigome, Fery Pekey, Willem Pigai, Ausel Pigai, Ausel Pigai (b), Stefanus Goo, dan Thomas Waine, dikirim ke Polres Nabire.
Setelah mengalami pemeriksaan, sebanyak tujuh orang anggota KNPB Dogiyai telah dipulangkan dari tahanan Polres Nabire.
Empat orang masih berada di tahanan Polres Nabire. Mereka yang masih ditahan adalah Ketua KNPB Dogiyai, David Pigai; Sekretaris KNPB Dogiyai, Aneas Anou; Juru Bicara KNPB Dogiyai, Marsel Edowai; dan Anggota KNPB, Agus Waine.
Mogok Makan
Sebanyak 10 pengurus KPNPB yang terdiri dari KNPB Dogiyai 4 orang dan KPNPB Nabire 6 orang sejak kemarin memulai mogok makan sebagai bentuk protes atas tindakan aparat polisi di tanah Papua.
"Kami ada mogok makan di sini. Kami tidak mau, kebebasan rakyat Papua diisolasi terus menerus dengan tindakan aparat. Di Nabire, Polisi tangkap di titik kumpul, baru mau mulai. Sementara di Dogiyai, acaranya sudah selesai dan saat pengurus KNPB menyerahkan diri langsung main tembak. Apakah ini yang kita bilang demokrasi?" kata Marselus Edoway.
Juru Bicara KNPB Dogiyai, Marselus Edoway menyesalkan, pernyataan Kabidhumas Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, kepada salah satu media lokal Papua yang menegaskan sempat terdengar suara tiga kali tembakan yang diduga berasal dari kerumunan massa dalam aksi yang dilakukan aktivis KNPB.
"Kami hanya ibadah. Kami ini rakyat sipil biasa. Kami dituduh aneh-aneh, dari mana kami punya senjata?. Usai ibadah, yang menembak adalah polisi karena mereka yang bawa senjata. Tapi, kami tahu, kami selalu dikriminalisasi sejak lama," tuturnya.
Konfirmasi dengan Kepolres Nabire terkait kondisi para tahanan tidak membuahkan hasil setelah komunikasi melalui telepon selulernya tak terhubung. (HI/003/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com