Kepala Bidang Monitoring dan Pengendalian Bappeda Provinsi Papua, Edison Howay . (Jubi/FransL Kobun) |
Menurut Howay, jumlah prosentase itu menunjukkan, masyarakat di dua kabupaten itu, tidak bisa menulis dan membaca dengan baik. Tentunya ini menjadi tugas serta tanggungjawab pemerintah baik di tingkat kabupaten hingga provinsi.
Permasalahan lain yang ditemukan adalah tingginya angka kematian baik terhadap anak maupun ibu-ibu ketika hendak melahirkan. Selain itu, macetnya pendidikan. Sehingga kegiatan belajar mengajar tidak bisa berjalan dengan baik dan lancar. Karena guru selalu tidak berada di tempat tugas.
Permasalahan lain yang ditemukan, kata Howay, pendapatan yang diperoleh masyarakat terutama orang asli Papua dalam sebulan hanya sekitar Rp 600 ribu. Sementara banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, kehidupan serta kesejahteraan rakyat, dari waktu ke waktu belum mengalami kemajuan serta perkembangan.
“Sejumlah permasalahan dimaksud, kita inventarisasi sekaligus akan terus memprogramkan sekaligus memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bekerja. Sehingga kehidupannya terus berubah secara perlahan-lahan,” kata Howay saat ditemui sejumlah wartawan di Swissbelt Hotel, Merauke, Kamis (30/10).
Sementara Gubernur Papua, Lukas Enembe dalam sambutannya yang dibacakan Asisten I Setda Merauke, Agustinus Djoko Guritno mengharapkan agar semua pihak memberikan kontribusi pemikiran demi kemajuan pembangunan di kampung-kampung.
“Kita harus akui bahwa jika pembangunan dijalankan dan atau dilaksanakan tanpa melalui suatu perencanaan matang, sudah dapat dipastikan jika hasilnya tak akan berjalan optimal,” ujar Enembe. (Frans L Kobun)
Sumber : www.tabloidjubi.com