Agust Kossay (topi) memberikan keterangan press (Jubi/Mawel) |
“Kami tidak percaya dengan kinerja Polisi di Papua karena banyak kasus penghilangan paksa di depan mata tidak pernah terungkap,” ujar Agust Kosay kepada Jubi di kantor KontraS Papua, Padang Bulan, kota Jayapura, Selasa (16/9).
Menurut pria yang kini menjabat ketua I KNPB pusat ini, pembunuhan sejumlah anggota KNPB misalnya, Mako Tabuni, Hubertus Mabel, Yesa Mirin, Terijoli Weya tidak pernah diungkapkan oleh polisi, walaupun banyak saksi mata.
Agust mengakui pembunuhan yang terjadi itu karena pilihan politik dalam penilaian masing-masing. Pemerintah Indonesia menilai anggota KNPB sebagai musuh yang mengancam keutuhan negara. KNPB pun menilai pemerintah Indonesia musuh yang mengancam kehidupan orang asli Papua. Karena itu, menurut Agust, pihaknya tahu betul bahwa resiko apa yang mereka hadapi dalam pilihan politik.
“Kami sudah tahu mempersembahkan hidup untuk tanah ini. Resikonya kami sudah tahu. DPO atau kalau tidak dibunuh,” tegasnya serius.
Peneas Lokbere, kordinator Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia (SKP HAM Papua) mengatakan walaupun berbeda dalam pandangan politik, pemerintah Indonesia mempunyai kewajiban mewujudkan komitmen penegakan HAM nasional. Selain itu, pemerintah Indonesia anggota PBB yang mengakui deklarasi HAM PBB.
“Kasus ini mulai tenggelam, ada banyak barang bukti yang bisa dikembangkan tetapi tidak ada keseriusan. Indonesia mesti mewujudkan komitmennya dengan menuntaskan kasus ini dan kasus-kasus lain.” tegas Lokbere serius.(Jubi/Mawel)
Sumber : http://tabloidjubi.com/