( Foto Jubi , Kepala Suku Jayawijaya wilayah Sorong Raya , Pdt. Kias Kogoya ) |
Sorong, 5/9 (Jubi) – Kepala Suku Masayarakat Jayawijaya Wilayah
Sorong Raya, Pdt. Kias Kogoya mengemukakan, mengapa keluarga besar Alm.
Martinus Yohamen yang merupakan Ketua KNPB Sorong yang ditemukan tewas,
Selasa (26/8) menolak jasadnya untuk diotopsi pihak kepolisian.
“Karena pihak kelaurga Martinus, yaitu bapak dan ibunya di Jayawijaya
telah merelahkan kepergian anaknya dan kematian almahurm. Sebab ini
meruapakan kosenkuensi dari perjuangan Papua merdeka,” kata Kogoya.
Kogoya mengakui, sebagai kepala suku, dirinya tak dapat
mengintervensi keluarganya untuk harus melakukan otopsi bagi jasad
Martinus. “Saya hanya sebatas kepala suku, sayang tak bisa
mengintervensi keluarganya. Sebab keluarganya sudah rela kematian Alm.
Martinus Yohame. Bahkan oran tuanya sudah di sumpah untuk almarhum
menjalankan perjuangan ini,” jelasnya.
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Plt. Ketua KNPB Sorong Raya,
H. Heselo. Bahkan menurut Heselo, dirinya selaku ketua sementara
mengakuai, polisi sebenarnya meminta mereka ijin untuk melakukan otopsi
jasad Alm. Martinus Yohame. “Tapi kami tolak, karena ini sudah jelas
penculikan dan pembunuhan terencana. Kami bilang kenapa tidak otopsi
sewaktu jenasah masih di kamar mayat, padahal kami sudah bawa pulang
untuk kubur,” katanya.
Sekadar diketahui, jenasah Alm. Martinus Yohame dibawa keluarga
bersama massa KNPB Sorong Raya pada Selasa (26/8) sore ke rumah kediaman
almarhum yang terletak di Jalan F. Kalasuat Malanu Kampung, Kompleks
Universitas Kristen Papua. Lalu dimakamkan di Pekuburan Umum Kilometer
10 Kota Sorong, Rabu (27/8) sore. (Jubi/Nees Makuba)
Sumber : www.tabloidjubi.com