Pastor Edward dan Brruder Eddy Chayono (Jubi/Mawel) |
Sentani,
26/8 (Jubi)- Dua Koordinator LSM Gereja Katolik, Fransiskan
International dan Vivat yang berkedudukan di Geneva Swiss mengunjungi
Papua.
Budy
Chayono, koordinator Fransiskan Internasional untuk wilayah Asia
Pacific mengatakan ini merupakan kunjungan FI yang pertama di wilayah
timur jauh Indonesia itu.
“Kami bertemu orang Papua sejak 10 sampai 15 tahun, tetapi yang ini pertama kami datang ke Papua,”tuturnya.
Dia
menjelaskan, LSM milik gereja Katolik ini yang memunyai status Ekosop,
yang bisa bekerja sama di PBB untuk menyuarakan aspirasi maupun masalah
yang dihadapi masyarakat.
“Kami punya hak untuk bersuara di PBB,”tuturnya.
Koordinator
Vivat, LSM yang tergabung dari 12 organisasi para suster dan Pastor
gereja Katolik, yang berkedudukan di Genewa, Pastor Edward menambahkan
kunjungan pihaknya sangat penting demi untuk mendengar pergumulan orang
Papua secara langsung.
“Kami
mau dengar dari anda langgsung, dari hati anda. kami mau dengar tetang
Papua dan kami mau bawa ke Jenewa,”tutur Pastor yang pernah bekerja di
Pakistan dan 5 tahun terakhir kerja di Geneva.
Menurut
Edward, Vivat maupun Fransiskan Internasional membawa aspirasi yang
disuarakan orang Papua bersama The International Coalition For Papua
(IPC).
“Kita
terus menerus bicara soal Papua secara bersama ICP, dan kami ingin
terus mendengar suara anda dan terus menyuarakannya,”tuturnya.
Direktur
Sesi Keadilan Perdamaian Keutuhan Ciptaan (SKPKC) Fransikan Papua,
Yuliana Langawuyon, mengatakan pihaknya merasa penting untuk mengundang
para pegiat HAM untuk berbagi pengalaman kepada LSM yang mempunyai
konsen atas masalah Papua di dunia International.
“Mereka
mempunyai perwakilan di UN dan mereka mau datang dan mau bertemu dengan
teman-teman jaringan untuk dengar langsung. Kami merasa rugi kalau
tidak bertemu teman-teman, maka kami merasa penting mengundang
kawan-kawan dalam pertemuan ini,”tutur Yuliana dalam sambutan kegiatan
dibawa sorotan Thema “Workshop dan sharing Mekanisme HAM dengan Bidang
Fokus Masalah HAM di Papua” yang diikuti belasan perwakilan sejumlah LSM
.(Jubi/Mawel)